Headlines News :
Home » » Anas Urbaningrum: Calon Presiden Ditentukan Majelis Tinggi

Anas Urbaningrum: Calon Presiden Ditentukan Majelis Tinggi

Written By ansel-boto.blogspot.com on Tuesday, May 25, 2010 | 1:20 PM

ANAS Urbaningrum dibesarkan oleh Himpunan Mahasiswa Islam. Memimpin organisasi itu pada 1997-1999, karier politiknya melesat sejak itu. Pada 2004, ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum. Mundur di tengah pusaran kasus korupsi KPU, ia lalu berlabuh di Partai Demokrat.

Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 41 tahun lalu itu berkompetisi menuju kursi ketua umum. Ia menganggap, partainya memang tidak bisa lepas dari Susilo Bambang Yudhoyono, sang pendiri. Berikut ini petikan wawancara wartawan Tempo Sunudyantoro dan Wahyu Dhiyatmika dengan Anas di Hotel Manhattan, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu malam pekan lalu.

SBY menjadi ketua majelis tinggi, yang punya kewenangan sentral dan hak veto?
Itu tak terbantahkan. Majelis tinggi kamar baru yang kami persiapkan untuk mengambil kebijakan strategis. Ini semacam joint session antara dewan pembina dan pengurus harian.

Akan mirip Soeharto dan Golkar?
Saya kira tidak. Lingkungan politik kita tidak memungkinkan partai kembali ke zaman Orde Baru. Bukan saja tidak relevan, melainkan memang tantangan eksternal tidak memberikan jalan ke sana. Yang akan dilakukan Partai Demokrat adalah membangun stabilitas internal. Kekuatan institusi berjalan bersama kekuatan figur. Kekuatan figur Pak SBY adalah berkah politik. Tidak semua partai mendapat kesempatan punya figur besar. Karena itu Partai Demokrat harus memikirkan cara mengkapitalisasi figur besar ini untuk kepentingan jangka panjang.

Apa wewenang majelis tinggi?
Yang sudah terbayangkan adalah menetapkan calon presiden-wakil presiden.

Selamanya Partai Demokrat tak akan bisa lepas dari SBY?
Faktanya, perolehan kami hampir 21 persen dalam pemilu tahun lalu karena faktor SBY. Bahkan kekuatan figur SBY dalam pemilihan presiden melampaui suara Demokrat. Karena itu, yang perlu dilakukan adalah mentransformasi kekuatan figur dan citra SBY menjadi kekuatan institusi partai. Demokrat harus mendapat sawab (dampak positif) dari ketokohan Pak SBY. Kesempatan terbaik untuk melakukan itu adalah kongres sekarang ini. Pelembagaan ini berjalan untuk lima tahun ke depan. Setelah 2014 Demokrat harus menjadi partai modern yang mampu bekerja sebagai mesin politik.

Apa yang akan Anda lakukan untuk Demokrat?
Tantangan sesungguhnya Partai Demokrat adalah 2014. Itulah saat menentukan apakah Demokrat partai dua musim atau partai yang tidak kenal musim. Kalau pada 2014 mengalami penurunan serius, rasanya tren penurunan itu susah dibendung. Tapi, kalau minimal bertahan atau bahkan naik, saya yakin akan bertahan untuk waktu lama.

Apa pekerjaan konkret yang paling mendesak dilakukan Demokrat?
Kaderisasi. Ini pengertiannya luas. Tapi setidaknya ada dua hal, yakni merekrut anggota baru yang berkualitas. Kedua, bagaimana kader lama dan baru dididik menjadi kader bermutu. Kaderisasi butuh konsistensi dan ketekunan. Kaderisasi ini kerja internal yang tidak seksi dan tidak mendatangkan insentif popularitas dan insentif lain. Ini ibarat mata air yang terus-menerus melahirkan kader dan pengurus yang baik dan mampu merebut simpati pemilih.

Bagaimana Anda mengelola Demokrat yang sentralistik?
Pengelolaan partai perlu desentralisasi terukur. Sebagai partai nasional, Demokrat akan lebih lincah dan efisien jika ada pembagian kewenangan yang jelas antara dewan pimpinan pusat dan dewan pimpinan daerah/cabang. Tidak semua kewenangan dimiliki pusat.

Apakah suara Demokrat mampu bertahan jika kelak figur SBY tak lagi melekat?
Pangsa pasar Demokrat masih besar. Kalau kerja Demokrat baik, suara akan meningkat. Kader berkualitas akan meningkatkan kepercayaan publik. Saya termasuk orang yang percaya pada tren politik. Partai yang trennya naik dan pandai menjaga momentum akan terus merambat naik. Saya juga percaya bahwa persiapan matang dan kerja keras adalah separuh keberhasilan.

Apakah Ketua Umum Demokrat harus orang dekat SBY yang mampu menerjemahkan pikiran-pikiran dia?
Jalan pikiran Pak SBY sangat terang. Ini ada dalam manifesto politik Partai Demokrat. Saya kira kader inti memahami secara persis manifesto itu. Ajaran pokok Pak SBY adalah karakter politik yang bersih, cerdas, dan santun.
Sumber: Tempo, 24 Mei 2010 Ket foto: Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Foto: Dok. Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger