Headlines News :
Home » » Memprihatinkan, Jalan di Lamalera

Memprihatinkan, Jalan di Lamalera

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, May 03, 2010 | 10:16 AM

Lamalera, daerah di Nusa Tenggara Timur, dikenal di dunia karena perburuan ikan paus tradisionalnya. Namun, kondisi jalannya sangat memprihatinkan.

Kondisi jalan di jalur Lewoleba sampai Lamalera di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, sepanjang 86 kilometer sangat buruk. Banyak badan jalan yang aspalnya hancur, sebagian sudah berupa jalan tanah berbatu.

Jalan juga banyak berlubang dalam sehingga tidak semua jenis mobil dapat melintasi jalur itu dengan nyaman. Apalagi jika hujan, sejumlah titik menjadi berlumpur seperti yang terjadi pada Jumat (30/4) pagi.

Mobil terus berguncang sepanjang perjalanan karena melintasi jalan berbatu dan penuh lubang. Padahal, Lamalera merupakan ikon pariwisata Indonesia. Akibat jalan rusak, waktu tempuh menjadi sekitar 3 jam untuk jarak sekitar 45 kilometer.

”Sejak saya mengantar tamu ke Lamalera pada tahun 2002, kondisinya sudah seperti ini. Mobil Toyota Kijang memang bisa melintas, tetapi setengah mati kalau pernya tidak ditinggikan,” kata pengemudi Daihatsu Hiline, Paul Atawolo.

Jalur dari Lewoleba menuju Lamalera melewati tiga kecamatan, yaitu Nubatukan, Nagawutung, dan Wulandoni. Umumnya, jalan aspal yang kondisinya baik hanya 500 meter-1 km di sejumlah titik, antara lain di Desa Labalimut, Nagawutung.

Kondisi jalan relatif baik mulai terasa di Desa Puor dan Posiwatu, Kecamatan Wulandoni hingga Lamalera, yang berjarak sekitar 20 km.

”Perhatian pemerintah daerah sangat rendah untuk jalan Lewoleba-Lamalera. Karena perjalanan lama, angkutan umum dari Lamalera terpaksa berangkat sekitar pukul dua dini hari supaya tiba di Lewoleba tidak terlalu siang, sekitar 06.30,” kata Anso Beding, warga Desa Lamalera B, Kecamatan Wulandoni.

Masyarakat umumnya ke Lewoleba untuk menjual hasil laut dan membeli barang untuk dijual di Lamalera. ”Semestinya jalan diperbaiki, apalagi turis mancanegara sering ke sini,” kata Anso.

Anggota DPRD Lembata, Fredy Wahon, mengatakan, hampir seluruh ruas jalan di Lembata yang panjangnya lebih dari 1.000 km rusak berat. Dari jumlah ini hanya 86 km, yakni ruas jalan Lewoleba-Lamalera, yang merupakan jalan provinsi, sementara yang lain merupakan jalan kabupaten. (SEM/KOR)
Sumber: Kompas, 1 Mei 2010
Ket foto: Warga melintas di jalan Lawoleba-Lamarela, Kabupaten Lembata, NTT, yang mengalami kerusakan parah sejak tahun 2002, seusai bergotong royong di ladang, Jumat (30/4). Buruknya infrastruktur jalan di kawasan itu menjadikan masyarakat sekitar kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat kemiskinan.
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger