Rendahnya mutu pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi karena korupsi di dunia pendidikan wilayah itu sudah sangat parah. Dana-dana yang seharusnya digunakan untuk menigkatkan muta pendidikan banyak ditilep para pejabat setempat. Akibatnya banyak sekolah yang tingkat pendidikannya 0 persen.
Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk Cross-Cultural Teaching: Australia and Indonesia di Melbourne akhir pekan lalu di Asia Institute. Pembicara Diskusi yang diselenggarakan NTT Diaspora Melbourne bekerja sama dengan Melbourne University dan Asia Institute itu adalah praktisi pendidikan Victoria, Jo Keating, Roderick Clarke, dan Rufin Kedang serta Hila Kopong Tokan dari NTT Diaspora.
“Dunia pendidikan mulai hancur mutunya sejalan dengan merebaknya praktek korupsi yang menjalar hingga ke jantung dunia pendidikan di Indonesia. Proyek-proyek pengembangan sekolah semisal, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan proyek sejenis lainnya banyak ditilep di tengah jalan sehingga program pengembangan pendidikan dan pemenuhan sarana pendidikan macet total,” demikian antara lain rangkuman diskusi tersebut seperti disampaikan salah satu peserta diskusi itu, Michael Peruhe OFM kepada SP, Senin (22/11).
Menurut Jo Keating, demikian Michael Peruhe, pemberian nilai tinggi dalam ujian bagi anak yang orang tuanya bisa menyogok guru, sementara anak orang miskin meski pintar, dapat nilai rendah karena tak sanggup mengisi “kantong ajaib” sang guru adalah bentuk lain dari korupsi.
“Ini adalah praktek ketidakadilan dalam dunia pendidikan. Terkait dengan materi pendidikan di sekolah-sekolah, tidak bisa disetarakan begitu saja antara sekolah-sekolah di Jawa-Bali dengan sekolah di NTT,” ujar Jo yang pernah menjadi guru di NTT itu penuh keprihatinan.
Sementara mahasiswa Yarra Theological Union Joe McKay mengatakan, “Dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat dari semua pihak untuk membangun dunia pendidikan NTT, bebas dari praktek korupsi yang menghancurkan masa depan anak-anak NTT. Secara historis, dunia pendidikan masa lalu telah mencetak banyak anak NTT yang cerdas, yang berperan di semua lini kehidupan bangsa.”
Sumber: Suara Pembaruan, 22 November 2010
Ket foto: Jo Keating (di mimbar) sedang mempresentasikan materinya (gbr 1) dan Mike Peruhe (gbr 2).
Ket foto: Jo Keating (di mimbar) sedang mempresentasikan materinya (gbr 1) dan Mike Peruhe (gbr 2).
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!