Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meraih hasil buruk seperti tahun ajaran sebelumnya yakni berada pada urutan terakhir (33) secara Nasional. Walaupun prosentase kelulusan mengalami sedikit peningkatan 0,07 persen.
Walaupun berada di urutan terakhir, namun prosentase kelulusan mengalami kenaikan dari tahun ajaran sebelumnya 94,43 persen dengan jumlah siswa peserta UN 32.532.Ada beberapa alasan, sehingga NTT berada di urutan terakhir nasional, karena kurang tersedianya sarana prasara pendukung peningkatan mutu pendidikan, seperti laboratorium dan perpustakaan sekolah serta klasifikasi guru yang belum penuhi syarat. Dari total 82 ribu guru di NTT, masih sekitar 54 ribu yang belum sarjana (S1).
Karena itu, menurut dia, perlu adanya intervensi dari pemerintah pusat untuk mengatasi masalah ini. Dengan demikian peringkat NTT akan lebih baik dari tahun ke tahun. "Kami beraharap ada intervensi dari pemerintah pusat," kata Klemens Meba.
Hasil ujian nasional (UN) pada peringkat terakhir secara nasional, karena nilai bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia anjlok.
Nilai terendah ketiga bidang studi tersebut berkisar antara 1,70 - 4,00. Anjlok nilai ditiga bidang studi menyebabkan sebanyak 1.994 siswa peserta UN tidak lulus ujian nasional. "Ada tiga bidang studi yang nilainya anjlok," kata Kepala Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga (PPO) Klemens Meba di Kupang.
Hal itu juga yang menyebabkan NTT berada di urutan ke 33 secara nasional dari 33 provinsi. Walaupun di NTT, tidak ada satu pun sekolah yang meraih hasil nol persen kelulusan. "Rata-rata prosentase kelulusan UN di sekolah sekitar 78 persen. Bahkan sebanyak lima sekolah meraih hasil 100 persen kelulusan. "Kelulusan UN baru akan dimumumkan besok, Sabtu, (26/5),” kata Klemens Meba.
Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay mengatakan pihaknya mengakui tingkat kelulusan NTT masih berada di rata-rata nasional, seperti tahun sebelumnya. Namun, terjadi peningkatan, walaupun tidak signifikan. "Peningkatan ini, karena peran serta tokoh agama, masyarakat, orang tua murid dan lainnya,” kata Wagub NTT, Esthon L Foenay.
Esthon Foenay, mengatakan bidang studi IPS, IPA dan bahasa belum mencapai kelulusan hingga 100 persen, tapi masih bisa dikategori cukup bagus. "Nilai-nilai yang dihasilkan para siswa cukup bagus, rata-rata 5,5 sampai 6,5," kata Esthon Foenay.
Sumber: Suarapembaruan.com, 25 Mei 2012
Ket foto: Wakil Gubernur NTT Esthon L Foenay
Ket foto: Wakil Gubernur NTT Esthon L Foenay
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!