Nama Adiguna Sutowo
pertama kali mencuat ketika terbelit kasus pembunuhan seorang pegawai di Fluid
Club and Lounge yang terletak di lantai dua Hotel Hilton Jakarta (sekarang
Hotel Sultan), pada Januari 2005.
Malam itu
pergantian tahun 2004 ke 2005, putra bungsu Ibnu Sutowo, mantan Direktur Utama
Pertamina, itu sedang bersama teman wanitanya sekitar pukul 04.00.
Dor! Tiba-tiba
terdengar suara tembakan di tengah ingar-bingar musik house di Fluid Club and
Lounge. Pengunjung yang sedang berjingkrak-jingkrak di bawah siraman
kerlap-kerlip lampu tak terpengaruh. Padahal di samping bar yang berdekatan
dengan lantai dansa, seseorang telah tergeletak meregang nyawa.
Pengunjung baru
berhenti berjoget setelah musik dimatikan dan lampu terang dinyalakan. Mereka
yang semula bergembira menyambut pergantian tahun 2004 menuju 2005 itu berubah
terkesiap melihat sosok berpakaian abu-abu tergolek di lantai. Di kepalanya
mengucur darah segar. Dia adalah Yohannes B. Haerudy Natong alias Rudy, 25
tahun, si penagih bill.
Sesaat kemudian,
pintu masuk dan keluar klub ditutup. Pengaman hotel berbintang lima itu
memeriksa pengunjung dengan metal detector. Senjata api tak ditemukan. Tapi
sejumlah orang sempat melihat penembaknya.
Salah seorang saksi
menyebut pelakunya adalah pereli nasional Adiguna Sutowo, 47 tahun. "Saya
melihat dia menembak dari jarak dekat," kata Daniel kepada polisi. Daniel
adalah salah seorang bartender Fluid Club.
Sumber: Tempo.co,
31 Oktober 2013
Ket foto: Adiguna
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!