BUPATI Lembata
Eliaser Yentji Sunur selama ini melakukan pencitraan diri di masyarakat tanpa
memahami atau mengerti ucapannya sendiri.
Sementara
masyarakat dengan pemahaman yang kurang menilai bahwa apa yang disampaikan
bupati itu benar. Pada hal itu sebuah kebohongan atau penipuan terhadap
masyarakat.
Hal ini
disampaikan Aktivis Forum Pemuda Peduli Lembata (FPPL) Jakarta, Ansel Deri,
salah satu tokoh muda dari Boto, Kecamatan Nagawutun, Lembata yang saat ini
berdomisili di Jakarta.
Melalui
telepon, pada Sabtu (2/5), Ansel Deri menyatakan sangat menyanyangkan
pernyataan bupati di salah satu media massa bahwa perluasan jaringan PLN di
lima desa di Kecamatan Nagawutun itu adalah interkoneksi.
Ansel
mengatakan, Bupati Yance Sunur saat melakukan kunjungan kerjanya di Kecamatan
Ile Ape menyampaikan, nanti terhadap Ile Ape dilakukan interkoneksi (dengan
PLN) seperti yang dilakukan di lima desa di Kecamatan Nagawutun.
Ansel
mengatakan, di lima desa di Kecamatan Nagawutung itu bukan interkoneksi tapi
pihak PLN melakukan perluasan jaringan. Interkoneksi itu kalau jaringan PLN
disambung dengan jaringan PLTD yang selama ini telah dibangun oleh pemerintah
di 9 kecamatan, namun terus bermasalah karena sering padam sampai
berbulan-bulan.
“Pernyataan
bupati bahwa nanti PLN akan interkoneksi seperti yang dilakukan di lima desa di Kecamatan Nagawutung adalah sebuah
penipuan terhadap masyarakat,” kata Ansel.
Ketidakpahaman
bupati sebagai pejabat publik seperti ini membuat masyarakat tambah bingung.
“Setahu saya,
selama ini tidak ada PLTD di Lembata yang sudah dilakukan interkoneksi dengan
PLN. Kalau interkoneksi, itu pengandaian bahwa pemerintah sudah menghibahkan
PLTD kepada PLN. Bupati berpura-pura untuk membohongi masyarakat, dari hal yang dia tidak kerjakan,” lanjutnya.
Sementara itu
Kabag Humas Setda Lembata, Karolus Kia Burin melalui telepon Sabtu (2/5)
menjelaskan, waktu itu di Loang, Kecamatan Nagawutung, bupati dan dirinya
mengikuti acara perluasan jaringan listrik untuk lima desa di Kecamatan
Nagawutung.
Saat itu,
pihak PLN menjelaskan bahwa penyambungan dilakukan sehingga menyalanya selama
24 jam setiap hari. Kalau interkoneksi itu artinya ada kerja sama antara
pemerintah dengan PLN. Yang terjadi di Nagawutung adalah soal waktu nyala yang
selama ini hanya enam jam menjadi 24 jam.
Dirinya tidak
tahu apakah di Nagawutung itu ada interkoneksi antara jaringan PLN dengan PLTD.
Jaringan ke desa itu milik PLN, berati bukan interkoneksi.
Flores Pos
meminta penegasan dari Kabag Humas apakah di Nagawutung itu interkoneksi atau
perluasan jaringan PLN, tapi dirinya masih harus mengonfirmasi Kepala ESDM
Markus Labi Waleng yang saat ini sedang mengikuti PIM II di Jakarta.
Tidak lama
kemudian, Karel Burin mengirim SMS, “Kerja sama ya, tapi interkoneksi itu dari
jaringan PLN Lewoleba dan jaringan PLN di Loang. Makasih. Ini SMS dari Kadis
ESDM, Markus Labi”.
Sumber: Flores
Pos, 5 Mei 2015
Ket foto:
Bupati Yentji Sunur dan Karel Kia Burin
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!