SAKSI Surfa Uran yang dilebih dikenal Uga Uran, pegawai di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata mengatakan, dirinya pernah menonton rekamanan
di handphone milik Irwan Paokuma.
Ada empat orang yang sedang mengangkat dan memegang
orang yang tak dikenal yang dibungkus dengan kain di rumah jabatan. Dua orang
yang dikenal oleh Uga adalah tersangka kasus pembunuhan Lorens Wadu. Dua orang
ini mengangkat pada bagian kaki orang yang dibungkus dengan kain, sementara dua
orang lainnya memegang kepalanya.
Hal ini disampaikan Uga setelah diperiksa dan
dikonfrontasi dengan saksi Irwan Paokuma di Polres Lembatam, Rabu (3/6). Uga
Uran dan Irwan diperiksa dan dikonfrotasi selama 3 jam.
Uga, usai diperiksa, kepada Flores Pos, mengatakan, ada sekitar 22 pertanyaan yang diajukan
kepadanya terkait dengan kasus pembunuhan Lorens Wadu. Uga mengatakan, dirinya
juga langsung dikonfrontasi dengan saksi Irwan Paokuma.
Uga mengatakan, pada September 2013 lalu, Irwan
Paokuma menelponnya untuk memperbaiki mobilnya. Namun karena waktu itu dirinya
masih ada di luar rumah, maka dirinya menyampaikan kepada Irwan bahwa setelah
tiba di rumah baru menelepon balik Irwan.
Uga mengatakan, ketika dirinya tiba di rumah
langsung menelepon Irwan. Irwan datang dan menyampaikan bahwa dirinya mau
memperbaiki mobil. Waktu itu sudah malam sehingga ia memberitahukan bahwa mobil
baru bisa diperbaiki esok harinya.
Uga mengatakan, sebelumnya, dirinya tidak pernah
mengenal Irwan dan sempat menanyakan tempat kerja Irwan. Saat itu, Irwan
menjelaskan kepada Uga bahwa dirinya pernah bekerja di rumah jabatan bupati dan
menjaga rusa di rumah jabatan. Kemudian Irwan saat itu membuka rekaman di HP
merk Cross berwarna putih.
Dirinya sempat menonton ada empat orang yang sedang
mengangkat seseorang yang dibungkus dengan kain. Dirinya tidak tahu siapa yang
mereka angkat karena tubuh orang tersebut dibungkus atau ditutupi dengan kain.
Ia mengatakan, ada empat orang yang mengangkat saat
itu, dua orang yang memegang kaki orang yang dibungkus tersebut dan dua orang
lain memegang kepalanya.
Dua orang yang memegang kaki tersebut adalah dua
orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Lorens
Wadu. Sementara dua orang yang memegang kepala
orang yang mereka angkat itu, Uga tidak mengenalnya karena mereka
membelakangi kamera.
“Saya tidak mengenal dua orang itu. Saya hanya lihat
bagian belakangnya saja, sementara dua orang yang memegang kaki, mukanya sangat
jelas yaitu dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,” katanya.
Ia mengatakan, Irwan saat itu tidak menyampaikan
bahwa kasus tersebut di rumah jabatan bupati. Namun saat itu, saya melihat
dalam rekaman itu di rumah jabatan. Ia mengatakan, empat orang yang mengangkat
orang yang ditutup dengan kain itu di ruang belakang atau ruang tengah rumah
jabatan bupati.
“Irwan tidak menyampaikan bahwa itu di rumah
jabatan, tapi saya tahu persis bahwa itu di ruang tengah (antara dapur dengan
rumah besar) rumah jabatan bupati,” ujarnya.
Uga mengatakan, dirinya pernah menelepon Irwan untuk
mengklarifikasi soal rekaman itu, namun saat itu Irwan membohonginya.
“Saat saya telepon Irwan untuk klarifikasi soal
rekaman itu, Irwan bilang dirinya ada di Adonara ternyata dia ada di rumahnya
di Tanjung (Kecamatan Ile Ape). Saat konfrontasi, Irwan mengaku bahwa dirinya
membohongi Ugakarena dihantui rasa takut,” katanya.
Lebih lanjut Uga mengatakan, saat konfrontasi dengan
Irwan di hadapan penyidik, Irwan membantah soal rekaman tersebut. Irwan hanya
mengaku bahwa dirinya pernah datang ke rumah Uga untuk memperbaiki mobil tetapi
tidak pernah menunjukkan rekaman. Uga juga mengatakan bahwa Irwan juga
membantah soal HP merk Cross berwarna putih.
Menurut Irwan bahwa dirinya hanya memilik satu HP
Nokia. “Kami dua saja yang nonton, ketika dia membantah, saya tidak bisa
memaksanya, dan saya tetap pada keterangan saya,” ujar Uga.
Sementara itu, Irwan Paokuma yang mengenakan pakaian seragam PNS di
halaman Polres Lembata ketika ditanya Flores Pos mengatakan, dirinya tidak tahu
soal rekaman itu. Ia juga mengatakan, dirinya takut berurusan dengan polisi
karena pernah dipenjara. Ketika ditanya lagi soal rekaman yang dia perlihatkan
kepada Uga Uran, Irwan tetap tidak tahu.
“Saya tidak tahu, tanya saja ke Uga,” katanya
singkat. Irwan langsung menghidupkan motornya dan langsung meninggalkan Flores
Pos.
Irwan selama beberapa bulan sempat menghilang, dan
saat ini ia diangkat menjadi tenaga KSO (kerja sama operasional) di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Irwan berkerja di BPBD sebagai sopir
mobil dinas.
Sumber: Flores Pos, 4 Juni 2015
Ket foto: Lorens Wadu
Dok foto: Fb
Payong Pukan Martinus
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!