MENGENAKAN jilbab berwarna hitam, Siti
Asiyah masuk dalam barisan para diakon (calon imam Katolik yang hendak
ditahbiskan).
Dia mengapiti
lengan putranya, diakon Robertus B Asiyanto, SVD, satu dari 11 calon imam
serikat Sabda Allah (SVD) yang ditahbiskan di Ledalero, Maumere, Sabtu
(10/10/2015).
Mata ribuan umat
tertuju kepada ibu berjilbab itu saat bersama para calon imam memasuki altar
gereja. Maklum ini merupakan pemandangan yang tidak biasa. Siti Asiyah, seorang
muslimah mendampingi putranya untuk ditahbiskan menjadi imam dalam Gereja
Katolik.
Mata Siti Asiyah
berkaca-kaca saat memberi restu kepada anaknya, Robertus Asiyanto yang akrab
disapa Yanto menjadi seorang imam dengan menumpangkan tangan di atas kepalanya.
Siti Asiyah, asal
Cancar, Kabupaten Manggarai itu didampingi ayah angkat Pater Yanto saat memberi
penumpangan tangan untuk putranya.
Selanjutnya Yanto
bersama 10 rekannya ditahbiskan menjadi pastor oleh Uskup Agung Ende, Mgr.
Vincentius Sensi Potokota, Pr.
Siti Asiyah
mengikuti perayaan misa dan prosesi pentahbisan dengan khusuk. Dia duduk tenang
pada kursi barisan depan di gereja seminari tinggi terkemuka di Pulau Flores
tersebut.
"Senang
sekali. Saya sangat senang," ujar Siti Asiyah kepada Pos Kupang seusai
misa pentahbisan. Hanya itu kata-kata yang keluar dari bibir Siti Asiyah.
Wajahnya sumringah. Senyum terus mengembang di bibirnya.
Aryanti, adik
bungsu Pater Yanto juga mengungkapkan rasa bangga karena kakaknya sudah
ditahbiskan menjadi imam.
"Saya senang
sekali hari ini," ujar Aryanti. Aryanti, bungsu dari tiga bersaudara.
Kakak sulung Aryanti dan Yanto adalah perempuan, juga seorang muslim sama
seperti ibu mereka Siti Asiyah.
"Saya baru
bertemu kakak sulung saya delapan bulan lalu. Selama ini kami di rumah hanya
mama, dan kakak pater," ujar Aryanti yang juga penganut Katolik.
Aryanti tidak
menyesal kakak lelaki satu-satunya di rumah itu menjadi imam. "Saya tidak
menyesal. Malah saya senang sekali," kata Aryanti semangat.
Aryanti berharap,
kakaknya menjalankan tugas dengan baik dan setia dalam panggilan.
"Hari ini
sungguh luar biasa semoga Tuhan selalu menyertai perjalanannya," kata dia.
Pater Yanto
mengungkapkan perasaan hati yang sama. "Hari ini sangat istimewa bagi
keluarga saya. Setelah 30 tahun tinggal berpisah, hari ini kami semua bersatu,
saya senang sekali," kata Pater Yanto.
Pater Yanto
mengungkapkan, ibunya Siti Asiyah sejak lama sudah tak sabar agar dirinya
segera ditahbiskan menjadi imam Katolik.
"Tahun lalu
saya memilih istirahat dulu. Tetapi mama protes. Mama mungkin khawatir saya
tidak ditahbiskan. Hari ini, saya senang sekali," ujar Pater Yanto di sela
menyambut ribuan umat yang menyapa dirinya.
Pater Yanto
ditahbiskan bersama dengan 10 rekannya yakni, Eugenius Dwi Ardika Iryanto, SVD,
Maximus Hali Abit, SVD; Kalixtus Hartono, SVD, Christoforus Abjayandi Sans, SVD
Ferdinandus Nuho, Roberto Arif Oula, SVD, Firminus Wiryono, SVD, Benediktus
Obon, SVD, Aloysius Rabata Men, SVD dan Amandus Mare, SVD.
Sumber:
Poskupang.com, 11 Oktober 2015
Ket foto: Mama Siti Asiyah bersama ayah angkat
Pater Yanto, menumpangkan tangan ke atas kepala Pater Yanto pada pentabisan
Imam di Ledalero, Maumere, Sabtu (10/10/2015).
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!