BAK petir di siang bolong, Partai Perindo
memberikan kejutan di perpolitikan Tanah Air.
Partai yang selama
ini gencar mempopulerkan sosok pendiri dan ketua umumnya sendiri, yakni Hary
Tanoesoedibjo, kini berencana mendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019.
Pernyataan itu
keluar dari mulut CEO MNC Group Hary Tanoe pada Rabu (2/8/2017) kemarin. Hary
menyatakan, usulan tersebut akan dibahas pada kongres partai.
Pernyataan dukungan
Hary kepada Jokowi keluar setelah Bos MNC Group itu bertemu dengan Menteri
Dalam Negeri yang juga politisi PDI-P, Tjahjo Kumolo.
Tjahjo
mengungkapkan, ia sempat bertemu Hary Tanoe pada Selasa (1/8/2017) malam
kemarin.
"Saya semalam
lima jam sama Pak Hary Tanoe," kata Tjahjo, di Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, (2/8/2017).
Tjahjo mengatakan,
ia hadir memenuhi undangan sebuah acara yang digelar Hary Tanoe. Ia enggan
menyebut secara detil mengenai acara itu. Menurut dia, acara tersebut juga
diikuti oleh sejumlah gubernur.
Namun, Tjahjo
menegaskan, Hary Tanoe tidak bicara soal dukungan Perindo kepada pemerintah
dalam pertemuan tersebut.
"Tidak
membicarakan soal itu ya. Tapi kami mengevaluasi kinerja Pak Jokowi," ujar
Tjahjo.
Tjahjo sendiri baru
mengetahui Perindo berubah haluan dari pemberitaan di media massa pada hari
ini. Ia mengaku kaget dengan kabar itu.
"Saya juga
cukup kaget beliau langsung (menyatakan dukungan), di media ya. Ya nanti kita
lihat, ini kan mulai berkembang (dukungan ke pemerintah). Besok tanggal 5
Hanura juga Rakernas," kata dia.
Realistis
Sekretaris Jenderal
Perindo, Ahmad Rofiq, beralasan dukungan tersebut merupakan sikap realistis
partai dalam mewujudkan cita-cita politik.
Ia menyatakan,
partai harus bisa membaca di tangan siapakah cita-cita politik Perindo bisa
tersalurkan dengan baik. Karena itulah partainya memunculkan nama Presiden
Jokowi sebagai salah satu alternatif tokoh yang dipandang mampu mewujudkan
cita-cita partai.
"Partai harus
realistis. Bahwa siapa yang lebih memungkinkan untuk didukung agar dalam
konteks cita-cita politik Perindo itu dapat tersalurkan dengan baik itu melalui
siapa yang mungkin. Apakah melalui Jokowi apakah melalui yang lain," ucap
Rofiq, saat dihubungi Rabu.
Hal itu akan
dibahas sebagai agenda utama pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) akhir
tahun ini.
Rofiq mengakui,
nama Jokowi pertama kali dilontarkan oleh Hary sebagai upaya uji coba di
kalangan kader Perindo dan masyarakat luas.
Meski sebelumnya
telah gencar mempopulerkan sosok Hary Tanoe melalui jaringan media milik MNC,
Rofiq menilai wajar bila saat ini partainya justru hendak mendukung Jokowi di
pemilu 2019.
Sebab, menurut
Rofiq, Hary tak pernah sekalipun mendeklarasikan diri sebagai calon presiden
pada Pemilu 2019.
"Tapi bahwa
Pak Hary statement terbuka untuk menjadi capres kan enggak pernah. Tidak pernah
terjadi," ujar Rofiq.
Rofiq melanjutkan,
pencapresan Hary justru datang dari para kader Perindo sebagi bentuk militansi
terhadap partai. Ia pun menilai wajar jika kader partainya menginginkan ketua
umumnya menjadi presiden karena hal itu juga dialami oleh partai lain.
"Justru itu
(pencapresan Hary Tanoe) keinginan kader agar terjadi militansi yang maksimal
maka itu bisa terjadi, punya keinginan agar Pak Hary maju," ujar Rofiq.
Sumber: Kompas.com, 3 Agustus 2017
Ket foto: Hary Tanoesoedibjo
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!