BUPATI Timor Tengah Utara
(TTU), Raymundus Sau Fernandes yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan mengambil
sikap untuk keluar dari partai bermoncong putih. Mundurnya Bupati TTU ini
karena kecewa atas keputusan DPP PDI Perjuangan yang telah menetapkan Marianus
Sae dan Erni Nomleni sebagai Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada
Pilgub NTT 2018.
Kekecewaannya
terhadap keputusan partai yang tidak mengusung dirinya sebagai Bakal Calon
Gubernur NTT, padahal dirinya sudah bertahun-tahun membesarkan partai PDI
Perjuangan. Bahkan setiap hajatan politik, partai pimpinan Megawati
Soekarnoputeri ini selalu saja jadi pemenang di Kabupaten TTU
Dalam deklarasi
pasangan Bakal Calon Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Bakal Calon Wakil
Gubernur NTT, Josef Nai Soi yang diusung oleh Partai NasDem, Golkar dan Hanura,
Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Fernandez terpilih menjadi wakil
ketua tim pemenangan Viktor Bungtilu Laiskodat-Yoseph Nai Soi atau yang dikenal
Viktory-Jos
Ketua DPP PDI Perjuangan,
Andreas Hugo Pareira menilai sikap yang diambil oleh Bupati TTU, Raymundus Sau
Fernandes justru menunjukkan rendahnya martabat dan kualitas diri dan nilai
kejuangannya.
“Saya berdiskusi
dengan kader partai di Flores, justru banyak kader yang mencemoh sikapnya,
bahkan ada yang menilai dia sangat arogan sekali sekaligus rendah kualitas
dirinya yang selama ini menjadi besar karna partai,” ungkapnya, Kamis,
(21/12/17) melalui pesan WhatsApp yang diterima media.
Ketika ditanya
media, Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes deklarasi untuk paket Viktory-Jos,
Andres beranggapan bahwa mungkin dia lagi cari panggung. Dia besar saat ini
karena PDI Perjuangan. Hanya karena panggung dadakan dia naik bicara ibarat
seorang hero.
“Ray lagi cari
panggung. Ketemu ada yang ngasih panggung, jadilah dia naik panggung. Sikap Ray
seperti itu, justru memperkuat teman-teman ditingkat DPC dan PAC diakar rumput
makin bersemangat mengonsolidasi diri,” tegasnya.
Anggota DPR RI ini
menambahkan, secara politis Dia keluar tidak berpengaruh bagi PDI Perjuangan,
malah mendorong kader-kader untuk bersemangat konsolidasi partai ini.
Tindakannya sudah ada aturan partai yang menyangkut disiplin partai. Bidang
kehormatan partai akan memanggil mereka berdua itu.
“Secara normatif
sudah ada aturan partai yang menyangkut disiplin partai. Bidang kehormatan
partai yg akan panggil mereka.Tetapi saya dengar justru Pak Ray mau mundur,
lebih baik beliau mundur saja,” jelas Andreas.
Sementara itu,
Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes saat dikonfirmasi mengatakan, kalau
memiliki martabat yang rendah dan rendahnya kualitas diri maka sangat tidak
mungkin. Kita berjuang berdarah-berdarah sampai dua kali terpidana, karna
membela partai PDI Perjuangan.
Selain itu,
Kabupaten TTU dulunya basis Partai Golkar tetapi saat ini sudah menjadi basis
PDI Perjuangan. Setiap hajatan politik apakah legislatif atau pemilu kada pasti
PDI Perjuangan menang di Kabupaten TTU.
“Saya dinilai
rendah martabat belum tentu saya mempersembahkannya 8 orang anggota fraksi PDIP
di TTU dan 2 orang anggota fraksi di DPRD propinsi NTT. Saya dinilai rendah
dalam martabat belum tentu sudah 3 kali hajatan pemilu kada di TTU PDIP
memenangkannya,” tandas mantan Ketua GMNI Kupang ini
Bupati dua periode
ini mengungkapkan, ditahun 2015, PDI Perjuangan menang di Pilkada TTU dengan
prosentasenya tertinggi diantara semua kandidat. Ini adalah fakta sejarah yang
tidak terbantahkan dan semua sudah dirinya lakukan untuk membesarkan partai.
“Yang jelas saya
tidak serendah yang mereka simpulkan itu. Saya tidak menemukan lagi nilai yang
menjadi pegangan saya di PDI Perjuangan. Lebih baik saya menyatakan diri secara
terbuka dan saya memilih mundur. Hak politik saya mestinya juga di hormati,”
tegas Bupati TTU ini.
Sumber: harianindonesia.id, 21 Desember 2017
Ket foto: Hugo
Pareira dan Ray Fernandes

0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!