Headlines News :
Home » , » Adolf Heuken: Pastor yang Tekun Itu Berpulang

Adolf Heuken: Pastor yang Tekun Itu Berpulang

Written By ansel-boto.blogspot.com on Friday, July 26, 2019 | 7:33 PM

PASTOR Adolf J Heuken SJ (90 tahun), kami warga DKI Jakarta patut berbangga padamu. Karya besarmu tentang catatan sejarah Batavia tempo doeloe jadi warisan berharga tak sekadar buat manusia penghuni kota Metropolitan ini melawan lupa, tapi juga siapapun dia Gubernur DKI dan jajaran pemerintahan.

Saya, dan bisa jadi banyak warga DKI Jakarta lainnya, tentu merasa bangga dan berutang budi kepada tuan Heuken. Mengapa? Salah satunya, tuan Heuken sudah mewariskan buku-buku penting terutama sejarah Jakarta. Lembaga-lembaga pendidikan mulai SD hingga perguruan tinggi, lembaga-lembaga riset, kantor pemerintah dan swasta, lembaga swadaya masyarakat sangat terbantu bila hendak menelusuri sejarah Jakarta.

Buku-buku karya intelektual tuan Heuken membantu dan mengingatkan kita semua, terutama warga Jakarta, agar tak boleh lupa jejak perjalanan manusia mewarnai Ibu Kota sepeninggal tuan kumpeni di Batavia tempo doeloe. Banyak sejarahwan dan peneliti tak lelah menelusuri setiap peristiwa Jakarta masa lampau, termasuk bangunan-bangunan kuno kemudian menyajikan dalam beragam bentuk baik buku, film dokumenter, majalah, koran, liflet, brosur, dan lain-lain.

Mau tahu sekilas Masjid Istiqlal, salah satu cagar budaya yang dirancang Friedrich Silaban, seorang arsitek penganut Protestan? Atau Gereja Katedral Jakarta, cagar budaya bahkan Gereja Protestan atau GPIB Immanuel di seputaran stasiun Gambir, tak jauh dari lapangan Ikada (Lapangan Banteng), buku tuan Heuken jadi rujukan.

Selain tuan Heuken, tentu juga sejarahwan atau para peneliti yang concern di bidang itu seperti dua sejarahwan Jakarta: JJ Rizal; berikut Thomas Ataladjar, anak kampung asal Waiwejak, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Thomas, misalnya, selain pernah tercatat sebagai penulis Ensiklopedia Nasional Indonesia (ENI), ia juga sudah menulis sejumlah buku sejarah DKI Jakarta seperti Tokoh Merah, Si Jaguar, Benteng-Benteng Kuno Bersejarah Seputar Batavia, Jejak Kejayaan Molenvliet, Gerbang Batavia yang Tak Pernah Singgah di Batavia, Sunda Kelapa: Bandar yang Mendunia, Jejak Navigator Kondang Dunia di Nusantara, Batavia, dan sejarah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dalam buku The Hidden Treasury of The Thousand Island.

Kecintaan menulis sejarah Jakarta bagi tuan Heuken pun total. Sejak meninggalkan kampung halaman di Jerman kemudian tiba di Jakarta tahun 1963, tuan Heuken sudah menulis banyak buku Agama Katolik. Kamus bahasa Jerman-Indonesia juga lahir dari buah pikiran tuan Heuken, imam Serikat Jesuit yang juga dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan juga melayat di Kolese Kanisius untuk memberi penghormatan kepada tuan Heuken. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta mengirim karangan bunga atas meninggalnya tuan Heuken. Begitu pula media sosial juga dibanjiri doa dan ungkapan dukacita serta terima kasih para sahabat maupun rekan kerja tuan Heuken semasa hidup.

Ada juga yang mengulas sekilas sosok tuan Heuken, imam yang sudah jadi warga negara Indonesia. Sastrawan Floribertus Rahardi melukiskan sekilas Romo Heuken di laman Facebook-nya di bawah ini.

Empat puluh tahun yang lalu, OBOR yang dikelola oleh empat tarekat imam Indonesia (termasuk Serikat Jesus, SJ); akan dijual ke Kanisius, Yogya. Pater Adolf Heuken SJ, pendiri dan pengelola Penerbit Cipta Loka Caraka (CLC), paling gigih menolak rencana itu.

Ia menyarankan agar OBOR diambilalih Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Dan itulah yang terjadi pada tahun 1979. Hari ini, Kamis 25 Juli 2019, pukul 20:27 WIB, Pater Adolf Heuken SJ, wafat di RS St Carolus, Jakarta, dalam usia 90 tahun.

Pater Heuken lahir Jerman, 17 Juli 1929. Ia dikenal luas di luar kalangan Katolik, karena tulisan-tulisan dan bukunya tentang sejarah kota Jakarta.

Jumat, 26 Juli 2019, jenazah disemayamkan di Kapel Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, mulai pukul 08:00 WIB, Misa Requiem pukul 19.00, dilanjutkan pemberangkatan jenazah ke Girisonta pukul 21:30 WIB.

Sabtu, 27 Juli 2019, pukul 10:00 Misa pelepasan jenazah di Girisonta, dilanjutkan pemakaman di kompleks makam anggota SJ.

Demikian catatan Floribertus Rahardi, sastrawan yang juga menulis buku Lembata Sebuah Novel tahun 2008 dan diterbitkan Penerbit Lamalera.

Pastor Adolf J Heuken SJ menurut catatan wikipedia.org, lahir di Coesfeld, Jerman, 17 Juli 1929. Ia tamat sekolah menengah di Gimnasium Johann-Conrad-Schule, Münster, NRW, pada tahun 1950.

Heuken kemudian masuk seminari untuk persiapan menjadi imam. Ia kemudian mendapat tugas di Keuskupan Münster. Setelah ditabiskan jadi imam sejak 1963 ditugaskan sebagai misionaris di Indonesia.

Nama Heuken kian meroket dari sejumlah buku penting yang ia tulis. Misalnya, Kamus Dwibahasa Indonesia-Jerman, yang ditulis bersama E.R.T. Sinaga.

Kamus ini sangat populer dan bajakannya dapat dijumpai di mana-mana. Begitu pula buku Jakarta: Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta. Selain itu ia juga membuat bibliografi mengenai sejarah Jakarta berjudul Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta.

Ia juga menulis buku sejarah mengenai gereja dan masjid tua di Jakarta. Untuk kalangan internal Katolik, ia menulis pula Ensiklopedia Katolik dan Jungen für Christus: Ein Buben-Buch yang ditulisnya bersama Roman Bleistein.

Heuken menerima penghargaan Das Bundesverdienstkreuz am Bande atau Bintang Penghargaan Republik Federal Jerman pada 25 November 2008 atas jasa-jasanya dalam mengembangkan hubungan Jerman-Indonesia.

Penghargaan yang disematkan oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Baron Paul von Maltzahn, ini adalah yang tertinggi yang dapat dianugerahkan oleh Pemerintah Federal kepada setiap orang sebagai jasanya terhadap negara Jerman, dan mulai diberlakukan pemberiannya sejak tahun 1951 oleh Presiden Jerman, Theodor Heuss.

Pastor yang dikenal tekun itu menurut mata selamanya. Ia menghadap Tuhan, Sang Sabda pada Kamis, 25 Juli 2019, pukul 20:27 WIB. Selamat jalan, Romo Adolf Heuken SJ. Doa kami semua: semoga romo bahagia dalam kerajaan Bapa di Surga. Doakan kami dari rumah-Nya.
Jakarta, 26 Juli 2019
Ansel Deri 
Ket foto: Alm. Pastor Adolf J Heuken SJ (1) dan buku-buku karyanya (2) saat jenazahnya dikunjungi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Sumber foto: copas Fb Monica Maria Meifung, Frans Padak Demon, dan Daniel Boli Kotan
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger