UPAYA untuk mengakhiri ketegangan di
masyarakat akibat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 terus dilakukan. Dua
calon presiden yang bersaing dalam Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo
Subianto, kemudian melakukan pertemuan pada Sabtu (13/7/2019) untuk mengakhiri
ketegangan tersebut.
Saat melakukan konferensi pers di Stasiun MRT
Senayan, Jakarta, baik Jokowi dan Prabowo meminta pendukungnya untuk mengakhiri
rivalitas itu.
Bahkan, secara khusus Jokowi dan Prabowo
berharap tidak ada lagi istilah "cebong" dan " kampret"
yang selama tahun politik 2018 dan 2019 begitu bergema di masyarakat.
Cebong merupakan sebutan untuk pendukung
Jokowi "garis keras". Sedangkan, kampret biasa digunakan untuk
menyebut para pendukung Prabowo yang "militan".
Selain pernyataan yang disampaikan saat
Jokowi bertemu Prabowo, berbagai seruan untuk mengakhiri sebutan cebong dan
kampret juga pernah disuarakan beberapa tokoh.
Berikut rangkumannya:
1.
Pernyataan Jokowi Jokowi menegaskan sikapnya saat melakukan konferensi
pers bersama Prabowo di Stasiun MRT Senayan, Jakarta. Mantan Gubernur DKI
Jakarta berharap tidak ada lagi pendukung calon presiden setelah Pilpres 2019
berakhir.
2.
"Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya
02," ujar Jokowi.
Saat mendengar itu, Prabowo yang berada di
sampingnya pun bertepuk tangan. Kekompakan Jokowi dan Prabowo kembali berlanjut
saat Jokowi menyinggung soal cebong dan kampret.
"Tidak ada lagi yang namanya cebong.
Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila"
ucap Jokowi.
Kali ini Prabowo menyertai pernyataan Jokowi
itu dengan menganggukkan kepala yang dilanjutkan dengan tepuk tangan.
2. Penegasan Prabowo
Saat berbicara dalam konferensi pers itu,
Prabowo pun menyatakan hal senada. Ketua Umum Partai Gerindra ini berharap
polarisasi di masyarakat ini segera berakhir.
"Sudahlah, enggak ada lagi
cebong-cebong, Enggak ada lagi kampret-kampret," ucap Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus dan Panglima Kostrad
ini kembali menegaskan sikapnya. "Semuanya sekarang Merah Putih".
Pernyataan itu disambut tepuk tangan dan
sorak sorai meriah oleh warga yang kebetulan sedang berada di stasiun MRT itu.
4.
Seruan Ma'ruf Amin
Pernyataan untuk mengakhiri istilah "
cebong" dan " kampret" juga pernah diserukan Ma'ruf Amin yang
merupakan calon presiden pendamping Jokowi.
Pernyataan mantan Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia ini disampaikan sehari setelah pencoblosan, yaitu 18 April 2019. Dia
berharap masyarakat segera bersatu.
"Jangan bunyi lagi itu. Selesai sampai
kemarin. Kita kubur (istilah itu), ada cebong, ada kampret, kubur saja,"
ujar Ma'ruf Amin.
5.
Ucapan Kapolri
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 dirumitkan dengan polarisasi yang
terjadi di masyarakat.
Tidak hanya itu, polarisasi itu bahkan
mengakibatkan penyebaran berita bohong meningkat.
Karena itu, Tito berharap setelah Pemilu 2019
usai, masyarakat tidak lagi menggunakan istilah cebong dan kampret yang
memperlihatkan keterbelahan di masyarakat.
"Kita melihat hoaks luar biasa, ada
istilah cebong, lah, ada istilah kampret, lah. Sekarang tidak ada lagi cebong
dan kampret, yang ada adalah bangsa Indonesia," kata Tito saat memberi
sambutan dalam rangkaian HUT Bhayangkara ke-73 di Lapangan Silang Monas,
Jakarta Pusat, Minggu (7/7/2019).
6.
Harapan Ketua DPR
Ketua DPR Bambang Soesatyo berharap ada upaya
serius untuk mengakhiri polarisasi. Menurut dia, jika keterbelahan ini
berlarut-larut, maka akan mengganggu ketahanan nasional dan harmonisasi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Tahun politik 2019 sudah berakhir,
rivalitas antar-masyarakat yang karib dengan sebutan cebong dan kampret harus
segera diakhiri," kata Bambang di DPR, Jakarta sesuai keterangan tertulis,
Senin (1/7/2019).
7.
Ajakan Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui
di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (9/7/2019). Gubernur Jawa Barat Ridwan
Kamil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (9/7/2019).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut
mengajak masyarakat untuk mengakhiri perpecahan akibat Pilpres 2019.
Ajakan disampaikan Ridwan Kamil pada 28 Juni
2019, tak lama setelah putusan Mahkamah Konstitusi. Dia pun mengajak semua
pihak menerima putusan MK.
Ridwan Kamil berharap, silang pendapat yang
disebabkan oleh dinamika politik harus diakhiri dan kembali meningkatkan
produktivitas.
"Setiap perjalanan apa pun, selalu ada
titik akhir, termasuk disebut kompetisi Pilpres 2019 juga babak terakhirnya di
MK. Sudah saatnya bersatu lagi, ikhtiar bersama lagi, tidak ada lagi 01 dan 02
dalam diskusi kita, cebong kampret di medsos, lupakan, harus move on,"
kata Ridwan.
Sumber: Kompas.com, 14 Juli 2019
Ket foto:
Prabowo dan Jokowi
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!