Headlines News :
Home » » Wira Liman, Doktor Muda 28 Tahun Asal Lembata

Wira Liman, Doktor Muda 28 Tahun Asal Lembata

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, September 07, 2019 | 9:47 AM

UNIK dan serba kejutan. Saya pikir tak berlebihan melabeli dua hal di atas. Tapi Wira, lengkapnya Dr Christian Wiradendi Wolor Liman, SE, telah membuktikan. Dalam bidang akademik.

Unik? Ya, unik. Serba kejutan pula. Itu pikiran saya saja sebagai sesama anak kampung di lereng Labalekan, gunung tertinggi di selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Usia Wira Liman baru merangkak angka 28 tahun pada 7 September 2019.

Wira putra pertama pasangan Pak Martin Pati Liman-Ibu Theodora Latu Andiyani, putri Jawa. Pada 7 Agustus 2019, anak muda asal Desa Puor, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, NTT, ini berhasil meraih gelar akademik membanggakan: Doktor Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dalam usia terbilang muda, ia sukses meraih gelar bergengsi itu.

Dua bulan lalu, kaka Martin Liman, mengundang kami sekeluarga menghadiri pernikahan Wira, putra sulung, dengan gadis pujaan hatinya, Maria Sheren Oktavia (ade Shereen). Prosesi nikah suci berlangsung di Gereja Santo Arnoldus Janssen, Margahayu, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam undangan, tertera tanggal pernikahan kedua calon mempelai berlangsung pada Sabtu, 7 September 2019. Tanggal ini adalah tanggal kelahiran Wira, sang pengantin pria. Penuh kejutan: mempertahankan disertasi doktor di UNJ, ulang tahun ke-28, dan tanggal pernikahan seragam: 7.

Nama kaka Martin, lama saya dengar saat masih di kampung. Bertemu sejenak saat ia dan kakak saya Hermina Barek bersama magun Ola Baran, seorang eks tentara yang bertugas di Timor Timur bertolak dari Ongaona (Onglerek), Wulandoni ke Jakarta. Martin "melarat" ke Jakarta untuk bekerja. Kakak saya juga melanjutkan SMA di Jakarta.

Saya bertemu kaka Martin Liman saat tiba di Jakarta akhir Agustus 2008. Kala itu saya memutuskan masuk Ibu Kota agar adik saya juga punya kesempatan kuliah di Kupang setelah ia bertahan setahun saya menuntaskan kuliah di Kupang.

Dalam beberapa kesempatan, saya dan kaka Martin sekadar bertemu dalam beberapa kegiatan aksi unjuk rasa buruh di bundaran Hotel Indonesia. Martin rupanya pengurus serikat buruh.

Beberapa kali saya bertamu ke rumahnya di Bekasi. Sekadar berbagi cerita tentang kampung halaman. Ia juga berbagi resep bagaimana hidup dan bertahan di tengah persaingan kerja di Ibu Kota.

Suatu kali ia mengingatkan saya, bekerja di Jakarta tak sulit tetapi kesempatan emas bisa jadi pelit tatkala kepercayaan sudah hilang. Karena itu tatkala ada keprercayaan maka rawatlah kaik-baik, kerjakan dengan tanggungjawab. Kesempatan tak akan datang dua kali.

Martin dan sang isteri, ibu Yani, tergolong pasutri yang asyik kalau ngobrol. Begitu juga ketiga anaknya, Wira, Indah, dan Adri Liman. Kesan saya, ketiga anaknya ini juga gaul. Mudah kalau diajak ngobrol. Saya pikir ini juga lahir dari teladan orangtua.

Asyik dengan rutinitas Ibu Kota, kerap kami tak bersua. Lebih sering ngobrol via telepon sekadar say hello. Tak terasa ketiga anaknya juga menyelesaikan studi sarjana. Putra bungsu, Adri Liman menyelesaikan studi di Universitas Brawijaya, Malang.

"Sudah selesai kuliah, om. Sarjana," kata Adri saat ngobrol sejenak di Gereja St Arnoldus Jansen Bekasi. Sedang Indah, putri semata wayang Martin juga sudah menyelesaikan studi sarjananya. Ia pemegang gelar SE.

Sabtu pagi ini, beberapa keluarga asal lereng Labalekan: Posiwatu, Imulolong, Puor, Boto, dan beberapa kampung lain? kami semua bertemu. Menghadiri acara pemberkatan nikah suci Wira dan gadis pilihannya. Rame, tentu. Ini kebahagiaan pasutri kaka Martin Liman-kaka Yani.

Kebahagiaan pengantin pria, anak muda asal lereng Labalekan. Wira, si doktor muda ini menyuguhkan kabar menggembirakan. Inspiratif. Mengejutkan. Unik. Bagaimana tidak? Ia menggondol gelar akademik: doktor pada usia belia. Satu bulan lagi, ia merayakan dua syukur sekaligus di tanggal yang sama: merayakan ulang tahun dan melepas masa lajang.

Ini kabar baik. Terutama seputar dunia pendidikan bagi anak-anak asal lereng Labalekan. Tuhan sungguh baik. Selalu baik. Bagi umat-Nya yang sungguh menyadari diri sebagai makluk pilihannya. 
Jakarta, 7 September 2019 
Ansel Deri 
Ket foto: 
Dr Christian Wiradendi Wolor Liman, SE usai mempertahankan disertasi doktor di Ubniversitas Negeri Jakarta pada 7 Agustus 2019 (foto 1).
Wira Liman (kiri) bersama dua adiknya, Indah dan Adri serta kedua orangtuanya, Martin Liman dan Ibu Yani (foto 2).
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger