Sebagai pengusaha jamu yang sukses, Irwan Hidayat mengaku tak punya banyak goal. Prinsipnya perusahaan dijalankan dengan baik. Jadi, kalau
dibilang Sidomuncul menjadi perusahaan yang besar, katanya, nggak juga. Golnya hanya satu. Sidomuncul tetap berguna
dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Jadi, goalnya tetap seperti itu agar perusahaan nggak salah jalan.
Komitmen pada pengolahan limba, misalnya. Pada kurun waktu 1998-1999, perusahaan menginvestasikan sekitar Rp 800-900
juta. Jika dihitung, kata Irwan
Hidayat, sebenarnya tidak besar. Baginya, angka berapapun bukan soal tetapi prinsipnya jangan sampai
ada orang yang complain kepada perusahaan.
Maklum. Limbah yang dihasilkan adalah sisa-sisa pupuk atau nabati.
Air yang kami gunakan pun tidak beratus-ratus kibik. Satu hari mungkin 25-30
kibik. Jadi nggak banyak. Bahkan limbah industri jamu termasuk ringan. Tak ada keluhan masyarakat sekitar.
Sejak membangun pabrik di Ungaran tahun 1997,
bertepatan krisis moneter, pihaknya selalu menjaga kualitas limbah sehingga belum pernah dikomplain. Pertama mungkin masyarakatnya baik. Apalagi masyarakat yang pas di
dekat Girisonta. Perusahaan juga berupaya menjaga
relasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan saat krisis
memuncak tahun 1998, perusahaan pernah dikomplain.
Dalam proses produksi Sidomuncul sudah menerapkan standar clean production. Perusahaan sangat concern dengan masalah keamanan. Bahkan soal ini nomor
satu. Kata Irwan Hidayat, sederhananya begini.
Setelah jamu
digiling, jamu melewati screening magnet agar bebas dari jamur. Pada saat
proses terakhir, dilakukan aflatocsin test karena aflatoksin sangat ditakuti
dalam nabati.
Hal ini tak hanya berlaku di jamu. Di
kacang-kacangan pun banyak aflatoksin. Aflatoksin adalah zat kimia yang
dihasilkan jamur aspergilus plafus. Nah, jamur ini mengeluarkan aflatoksin. Jadi, perusahaan sangat concern
dengan masalah keamanan. Kalau standar produksi jamu dari pemerintah itu, di Sidomuncul dilakukan uji
toksisitas.
Artinya,
boleh atau nggak boleh, harus dilakukan uji toksisitas. Nah, kalau di Sidomuncul dilakukan uji
toksisitas untuk semua produknya. Jadi, Sidomuncul tidak berpatokan pada peraturan
pemerintah. Namun menjadi standar
perusahaan bagi perusahaan jamu lain. Itu juga menjadi cita-citanya.
Menurut Irwan Hidayat, pihaknya juga kerap
memberi masukan pada pemerintah melalui pikirannya di
media massa, baik cetak maupun elektronik. Namun, lebih dari itu harus diakui
bahwa Sidomuncul telah ikut membantu pemerintah memajukan industri jamu dalam
negeri.
Tak ayal, produk-produknya selalu muncul di manapun. “Kita melakukan yang benar, selalu concern pada konsumen dan
keamanan produk. Nah, tentunya hal ini membuat kita akan dipercaya di belahan
bumi manapun,” ujar Irwan Hidayat.
(Ansel Deri/habis)
Ket foto: Irwan Hidayat
Sumber foto: majalahexcellent.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!