Headlines News :
Home » » Ngobrol dengan Irwan Hidayat, Bos Sidomuncul (3)

Ngobrol dengan Irwan Hidayat, Bos Sidomuncul (3)

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, June 20, 2012 | 2:53 PM

Sebagai pengusaha jamu yang sukses, Irwan Hidayat mengaku tak punya banyak goal. Prinsipnya perusahaan dijalankan dengan baik. Jadi, kalau dibilang Sidomuncul menjadi perusahaan yang besar, katanya, nggak juga. Golnya hanya satu. Sidomuncul tetap berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Jadi, goalnya tetap seperti itu agar perusahaan nggak salah jalan.

Komitmen pada pengolahan limba, misalnya. Pada kurun waktu 1998-1999, perusahaan menginvestasikan sekitar Rp 800-900 juta. Jika dihitung, kata Irwan Hidayat, sebenarnya tidak besar. Baginya, angka berapapun bukan soal tetapi prinsipnya jangan sampai ada orang yang complain kepada perusahaan.

Maklum. Limbah yang dihasilkan adalah sisa-sisa pupuk atau nabati. Air yang kami gunakan pun tidak beratus-ratus kibik. Satu hari mungkin 25-30 kibik. Jadi nggak banyak. Bahkan limbah industri jamu termasuk ringan. Tak ada keluhan masyarakat sekitar.

Sejak membangun pabrik di Ungaran tahun 1997, bertepatan krisis moneter, pihaknya selalu menjaga kualitas limbah sehingga belum pernah dikomplain. Pertama mungkin masyarakatnya baik. Apalagi masyarakat yang pas di dekat Girisonta. Perusahaan juga berupaya menjaga relasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan saat krisis memuncak tahun 1998, perusahaan pernah dikomplain.

Dalam proses produksi Sidomuncul sudah menerapkan standar clean production. Perusahaan sangat concern dengan masalah keamanan. Bahkan soal ini nomor satu. Kata Irwan Hidayat, sederhananya begini. Setelah jamu digiling, jamu melewati screening magnet agar bebas dari jamur. Pada saat proses terakhir, dilakukan aflatocsin test karena aflatoksin sangat ditakuti dalam nabati.

Hal ini tak hanya berlaku di jamu. Di kacang-kacangan pun banyak aflatoksin. Aflatoksin adalah zat kimia yang dihasilkan jamur aspergilus plafus. Nah, jamur ini mengeluarkan aflatoksin. Jadi, perusahaan sangat concern dengan masalah keamanan. Kalau standar produksi jamu dari pemerintah itu, di Sidomuncul dilakukan uji toksisitas.

Artinya, boleh atau nggak boleh, harus dilakukan uji toksisitas. Nah, kalau di Sidomuncul dilakukan uji toksisitas untuk semua produknya. Jadi, Sidomuncul tidak berpatokan pada peraturan pemerintah. Namun menjadi standar perusahaan bagi perusahaan jamu lain. Itu juga menjadi cita-citanya.

Menurut Irwan Hidayat, pihaknya juga kerap memberi masukan pada pemerintah melalui pikirannya di media massa, baik cetak maupun elektronik. Namun, lebih dari itu harus diakui bahwa Sidomuncul telah ikut membantu pemerintah memajukan industri jamu dalam negeri.

Tak ayal, produk-produknya selalu muncul di manapun. “Kita melakukan yang benar, selalu concern pada konsumen dan keamanan produk. Nah, tentunya hal ini membuat kita akan dipercaya di belahan bumi manapun,” ujar Irwan Hidayat. (Ansel Deri/habis)
Ket foto: Irwan Hidayat
Sumber foto: majalahexcellent.com
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger