Headlines News :
Home » » Inilah Alasan Mengapa Suara Prabowo-Hatta Nol Di Pegunungan Papua

Inilah Alasan Mengapa Suara Prabowo-Hatta Nol Di Pegunungan Papua

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, July 19, 2014 | 8:51 AM

Banyak yang tidak paham, mengapa pasangan Jokowi-JK menang telah di dua provinsi paling timur Indonesia, yakni Papua dan papua Barat?

Padahal kita semua tahu bahwa Gubernur Papua berasal dari Partai Demokrat dan  Gubernur Papua Barat berasal dari Partai Gerindra, partai utama pengusung Prabowo Hatta.

Tetapi hasilnya Provinsi Papua memberikan 62,12% suara kepada Jokowi-JK, dan Papua Barat mempersembahkan lebih tinggi lagi yakni  67,25%. Angka ini luar biasa banyak.

"Di seluruh pegunungan Papua dan Papua Barat, 100% suara untuk Jokowi. Prabowo sama sekali tidak memperoleh suara," kata Pendeta Benny Naraha Lefaan, Sekretaris Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Papua, Kamis (17/7).

Dari total penduduk Papua dan Papua Barat, mayoritas di pegunungan. Tak kurang dari 65% yang bermukim di pegunungan.

Di kota-kota pegunungan, mayoritas penduduk asli. Diperkirakan, seluruh penduduk asli Papua mendukung Jokowi. Relawan Papua, Diben Elabi mengatakan, tidak mungkin orang pegunungan memberi suara ke Prabowo.

"Mustahil, karena rakyat Papua tidak lupa sejarah. Operasi-operasi militer Soeharto dan Prabowo membantai puluhan ribu orang Papua," jelas Diben.

Diben dan Benny mengakui, dalam kampanye Pilpres lalu, Prabowo Subianto masih tega datang ke Papua. Meski sebelumnya para relawan Papua sudah meminta agar Prabowo jangan pernah menginjak Tanah Papua, ternyata Ketua Dewan Pembina Gerindra itu masih juga datang.

"Kami meminta Prabowo jangan datang, karena kami khawatir keamanan Prabowo. Kalau orang pegunungan ramai-ramai turun lalu membuat kerusuhan, kan bisa jadi kacau. Padahal kami orang Papua cinta damai," tambah Hans Renyaan, aktivis Bara JP di Jakarta.

Benny dan Diben, keduanya berprofesi sebagai pendeta, mengatakan, orang Papua tidak mendendam. Tetap mencintai Prabowo.

"Kami sayang sama Prabowo, kami memaafkannya, tetapi untuk menjadi Presiden RI kami tidak akan pernah setuju," kata Benny dan Diben.

Kesadaran orang Papua dalam Pilpres, berbeda dengan Pemilihan Legislatif (Pileg). Waktu itu, banyak orang Papua yang menjadi calon legislatif (caleg) dari berbagai partai. Orang Papua tak lihat partai, tapi lihat caleg.

"Sedangkan dalam Pilpres, kami orang  Papua berhadapan langsung dengan Prabowo, petinggi militer yang memerintahkan sejumlah pembantaian di Papua. Jadi kami tak peduli partai, tapi peduli Jokowi, sebab kami percaya kepadanya, dan kami tidak percaya kepada Prabowo," jelas Benny.
Sumber: suarapembaruan.com, 17 Juli 2014
Ket foto: Prabowo Subianto saat operasi pembebasan Mapnduma, Papua  tahun 1996
Sumber foto: digali.blogspot.com

SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger