Banyak yang tidak paham,
mengapa pasangan Jokowi-JK menang telah di dua provinsi paling timur Indonesia,
yakni Papua dan papua Barat?
Padahal kita
semua tahu bahwa Gubernur Papua berasal dari Partai Demokrat dan Gubernur
Papua Barat berasal dari Partai Gerindra, partai utama pengusung Prabowo Hatta.
Tetapi
hasilnya Provinsi Papua memberikan 62,12% suara kepada Jokowi-JK, dan Papua
Barat mempersembahkan lebih tinggi lagi yakni 67,25%. Angka ini luar
biasa banyak.
"Di
seluruh pegunungan Papua dan Papua Barat, 100% suara untuk Jokowi. Prabowo sama
sekali tidak memperoleh suara," kata Pendeta Benny Naraha Lefaan,
Sekretaris Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Papua, Kamis (17/7).
Dari total
penduduk Papua dan Papua Barat, mayoritas di pegunungan. Tak kurang dari 65%
yang bermukim di pegunungan.
Di kota-kota
pegunungan, mayoritas penduduk asli. Diperkirakan, seluruh penduduk asli Papua
mendukung Jokowi. Relawan Papua, Diben Elabi mengatakan, tidak mungkin orang
pegunungan memberi suara ke Prabowo.
"Mustahil,
karena rakyat Papua tidak lupa sejarah. Operasi-operasi militer Soeharto dan Prabowo
membantai puluhan ribu orang Papua," jelas Diben.
Diben dan
Benny mengakui, dalam kampanye Pilpres lalu, Prabowo Subianto masih tega datang
ke Papua. Meski sebelumnya para relawan Papua sudah meminta agar Prabowo jangan
pernah menginjak Tanah Papua, ternyata Ketua Dewan Pembina Gerindra itu masih
juga datang.
"Kami
meminta Prabowo jangan datang, karena kami khawatir keamanan Prabowo. Kalau
orang pegunungan ramai-ramai turun lalu membuat kerusuhan, kan bisa jadi kacau.
Padahal kami orang Papua cinta damai," tambah Hans Renyaan, aktivis Bara
JP di Jakarta.
Benny dan
Diben, keduanya berprofesi sebagai pendeta, mengatakan, orang Papua tidak
mendendam. Tetap mencintai Prabowo.
"Kami
sayang sama Prabowo, kami memaafkannya, tetapi untuk menjadi Presiden RI kami
tidak akan pernah setuju," kata Benny dan Diben.
Kesadaran
orang Papua dalam Pilpres, berbeda dengan Pemilihan Legislatif (Pileg). Waktu
itu, banyak orang Papua yang menjadi calon legislatif (caleg) dari berbagai
partai. Orang Papua tak lihat partai, tapi lihat caleg.
"Sedangkan
dalam Pilpres, kami orang Papua berhadapan langsung dengan Prabowo,
petinggi militer yang memerintahkan sejumlah pembantaian di Papua. Jadi kami
tak peduli partai, tapi peduli Jokowi, sebab kami percaya kepadanya, dan kami
tidak percaya kepada Prabowo," jelas Benny.
Sumber:
suarapembaruan.com, 17 Juli 2014
Ket foto:
Prabowo Subianto saat operasi pembebasan Mapnduma, Papua tahun 1996
Sumber foto:
digali.blogspot.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!