Tak pernah terbayang
dalam benak Herman Yosef Loli Wutun terpilih menjadi Ketua Umum Induk KUD untuk
ketiga kali. “Saya hanya pelaksana tugas, Yesus ketua umum saya.”
HERMAN Wutun
mengakhiri masa jabatan Ketua Umum Induk KUD pada 22 Juni 2013. Untuk itu,
digelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2012 di sebuah hotel di kawasan
Sentul, Bogor, Jawa Barat. RAT merupakan forum resmi dan tertinggi untuk memberikan
laporan pertanggungjawaban pengurus kepada 30 Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud)
seluruh Indonesia.
Setelah laporan
kepengurusannya diterima, pengurus demisioner. Kemudian peserta melakukan
pemilihan pengurus baru. Mayoritas mengarahkan pilihannya kepada pria kelahiran
Uruor, Lembata, Nusa Tenggara Timur, 8 Juli 1954. Maklum, selama memimpin ia
memiliki andil membuka jejaring Induk KUD hingga ke lima benua di dunia. Dari
33 Pusat Koperasi Unit Desa peserta RAT, 20 mencalonkan Herman Wutun sebagai Ketua
Umum Induk KUD. Sementara, 10 suara memlih calon lain, lalu memilih walk out,
lantaran calonnya tak menang.
Herman pun terpilih kembali
sebagai Ketua Umum Induk KUD. Kepercayaan ini telah ia genggam sejak 2005.
Namun, satu tantangan muncul, karena 10 Pusat Koperasi Unit Desa yang tidak memilihnya
dalam RAT membentuk “kepengurusan tandingan”. “Kepengurusan ganda berjalan
hampir satu setengah tahun. Namun, bagi saya ini bukan masalah besar, semua
bisa dikomunikasikan secara kekeluargaan,” ujar Herman saat ditemui di
kantornya, Graha Induk KUD, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa 18/11.
Menyatukan
perbedaan
Perbedaan pendapat
dalam tubuh lembaga yang ia pimpin membuatnya tak bisa tinggal diam. Ayah empat
anak ini terus berupaya merangkul mereka yang berbeda pandangan. Selama satu
tahun, ia mengusahakan agar perbedaan pendapat tersebut tidak berujung kepada
perpecahan dalam lembaga yang ia pimpin. Maka, saat RAT Tahun Buku 2013, 29
Oktober 2014, ia mengundang semua pihak yang berbeda pendapat.
RAT pada Oktober
lalu, menjadi peristiwa bersejarah bagi Herman. Pasalnya, forum ini juga
menjadi ajang penyatuan dua pihak yang berbeda pandangan. Sebanyak 29 pengurus
Pusat Koperasi Unit Desa dari seluruh Indonesia hadir. Pada saat itu, dilakukan
pemilihan pengurus baru lagi.
Lagi-lagi, Herman
mendapat dukungan dan masuk bursa calon ketua umum bersaing dengan Ketua Puskud
Jawa Timur Marjito dan Ketua Puskud Kalimantan Timur Pahlevi Pangerang. Pada
tengah proses penjaringan calon ketua, Pahlevi Pangerang mengundurkan diri.
Saat proses
pemilihan, Herman meraup 15 suara, selisih satu suara dengan Marjito yang
meraih 14 suara. Herman pun disahkan menjadi Ketua Umum Induk KUD, sekaligus
menyudahi perbedaan pendapat dalam tubuh lembaga ini. Proses pemilihan ini juga
dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI Anak Agung Gede Ngurah
Puspayoga.
Herman tak menyangka
dirinya akan terpilih kembali. Tapi, ia meyakini, semua kejadian dirinya ada
karena campur tangan Tuhan. “Saat pertama kali dipercaya menjadi Ketua Umum
Induk KUD, saya merasa peristiwa itu tidak masuk akal. Tapi saya juga merasakan
ada gerakan kehendak Tuhan, ada rekayasa Ilahi. Saya ini kan hanya pelaksana tugas, Yesus ketua umum saya,” ujar Herman
sembari menebar senyum.
Herman mengatakan,
“Sehelai daun yang jatuh ke tanah, itu pasti karena ijin Tuhan. Menjadi Ketua
Umum Induk KUD sampai tiga periode, itu juga karena Tuhan,” kata Ketua
Lingkungan St Ignasius de Loyola, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata
Cibubur, Keuskupan Bogor ini.
Tani
sejahtera
Dalam forum RAT yang
dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Herman meminta
pemerintah agar mengembalikan distribusi pupuk bersubsidi melalui KUD. Selama
ini, KUD memang tidak diberi akses untuk menyalurkan kebutuhan pupuk
bersubsidi.
Ide ini diluncurkan
Herman menanggapi beragam keluhan yang kerap dilontarkan para petani. Menurut
Herman, para petani sering resah terkait pasokan kebutuhan pupuk. Padahal pupuk
yang dibutuhkan petani harus memenuhi “enam tepat”: tepat jenis, tepat mutu,
tepat harga, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat jumlah. Maka, KUD sebagai
unit koperasi yang menjangkau hingga daerah pedesaan bisa kembali menjadi
lembaga yang menyalurkan pupuk bagi para petani.
Selain penyaluran
pupuk, Herman juga berinisiatif untuk mengembalikan KUD sebagai penyedia bibit
padi padi serta penyalur utama besar untuk stok kebutuhan nasional. “Kami
meminta agar pemerintah juga memberi kesempatankepada KUD membeli beras dari
petani kemudian diserahkan dan disimpan di Bulog. KUD harus menjadi mitra
strategis pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” tekad Herman.
Herman Yosef Loli Wutun
Istri : Petronela Peni Sanga
Anak-anak:
·Hermawati Rose LT Wutun
·Pedro Sarmento Aster Pehan Wutun
·Mathilda Oliander Nogo Mukang Wutun
Pendidikan :
·SDK Uruor, Lembata, NTT
·SMEPK St. Pius Lewoleba, Lembata
·SMEAK St. Gabriel Maumere, Flores
·Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Nusa Cendana Kupang
PengalamanKerja :
·Direktur Pusat Koperasi Unit Desa, NTT (1991-2003)
·Anggota dan Ketua Dekopinwil NTT (1993-2003)
·Anggota MPR RI (1999-2004)
·Pimpinan Paripurna Dekoppin Pusat (1998-2005)
·Pjs Ketua Umum Induk KUD (2004-2005)
·Pimpinan Harian Dekoppin Pusat (2005-2008)
·Anggota Dewan Pertimbangan Pusat Kadin (2003-2008)
·Ketua Umum Induk KUD (2005-2008; 2008-2013; 2014-2017)
Ansel Deri
Sumber: HIDUP No. 49, 7 Desember 2014
Ket foto: Herman Wutun (1) bersama (dari kiri) Rose, Konrad/menantu, Mathilda, Ibu Petronela, Pedro, dan Mawar.
Sumber: HIDUP No. 49, 7 Desember 2014
Ket foto: Herman Wutun (1) bersama (dari kiri) Rose, Konrad/menantu, Mathilda, Ibu Petronela, Pedro, dan Mawar.


0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!