SETELAH tampil di New York Fashion Week pada 2017, kain tenun ikat
dari Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melanglangbuana. Pada 3 Maret, sebanyak
18 koleksi busana kain tenun NTT tampil di even berkelas dunia Paris Fashion
Week yang bertempat di Le Grand Intercontinental Hotel, Paris, Prancis.
Kain tenun ikat
yang diperagakan di New York maupun Prancis itu adalah milik Julie S Laiskodat
dengan brand LeViCo.
Untuk pergelaran di
Prancis, 18 koleksi yang dipamerkan adalah kain tenun dari tiga kabupaten di NTT,
Rote, Alor, dan Sabu. Busana LeViCo itu adalah hasil rancangan desainer Yurita
Puji dan Defrico Audy.
Saat dihubungi
Media Indonesia, Minggu (11/3), Julie mengungkapkan kekaguman dan animo para
penikmat busana saat menyaksikan model baju dan bahan busana hasil tenun ikat
ibu-ibu asal tiga kabupaten di NTT dalam even bergengsi dunia itu.
"Dari seluruh
peserta yang tampil, hanya LeViCo yang menampilkan busana hasil tenun ikat dan
membuat penikmat busana di Paris terkesima. Mereka kagum sebab Indonesia masih
kental dengan budaya tenun ikat yang indah-indah," ujar istri politikus
Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat itu.
Dalam pergelaran di
Paris, menurut Julie, pengunjung tertarik dengan produk LeViCo yang menampilkan
karya bertema women empowerment (pemberdayaan perempuan). Bahkan, jelas ibu
dari Leon, Vito, dan Franco itu, tema empowerment menjadikan tenun NTT mendapat
undangan tanpa mendaftar.
"Dunia fesyen
Eropa tertarik dengan budaya Indonesia dalam hal ini tenun NTT dan kisah di
baliknya, yaitu women empowerment. Karena kebanyakan mata pencaharian perempuan
di NTT adalah penenun. Sehingga, mereka menjadi perajin
Dia mengakui,
koleksi busana yang ditampilkan dalam pergelaran fesyen di Prancis itu masih
dalam tahap promosi, sehingga belum dijual.
"Kalau mau
jujur, produktivitas tenun ikat NTT belum siap untuk dipasarkan dalam jumlah
banyak. Sebab produksinya kurang. Handmade soalnya. Kalau mau agar produk tenun
ikat dipasarkan ke kancah internasional, butuh kerja sama dengan pihak swasta
dan pemerintah daerah di NTT. Swasta bertugas mempromosikan, pemerintah
bertugas memacu produksi tenun ikat. Sebab hasil tenunan ibu-ibu di NTT ini
mulai diminati di kancah internasional," ujar Julie.Dia juga ingin
memotivasi desainer Indonesia untuk berkarya di pentas bergengsi dunia.
"Beranilah tampil di ajang internasional," ujar Julie. (A-1)
Sumber:
Media Indonesia, 11 Maret 2018
Ket foto: Julie S Laiskodat (tengah) saat
berlangsung even berkelas dunia, Paris Fashion Week 2018, di Le Grand Intercontinental
Hotel, Paris, Prancis.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!