Headlines News :
Home » » Membawa Tenun Ikat NTT ke Dunia

Membawa Tenun Ikat NTT ke Dunia

Written By ansel-boto.blogspot.com on Sunday, March 11, 2018 | 5:18 PM

SETELAH tampil di New York Fashion Week pada 2017, kain tenun ikat dari Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melanglangbuana. Pada 3 Maret, sebanyak 18 koleksi busana kain tenun NTT tampil di even berkelas dunia Paris Fashion Week yang bertempat di Le Grand Intercontinental Hotel, Paris, Prancis.

Kain tenun ikat yang diperagakan di New York maupun Prancis itu adalah milik Julie S Laiskodat dengan brand LeViCo.

Untuk pergelaran di Prancis, 18 koleksi yang dipamerkan adalah kain tenun dari tiga kabupaten di NTT, Rote, Alor, dan Sabu. Busana LeViCo itu adalah hasil rancangan desainer Yurita Puji dan Defrico Audy.

Saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (11/3), Julie mengungkapkan kekaguman dan animo para penikmat busana saat menyaksikan model baju dan bahan busana hasil tenun ikat ibu-ibu asal tiga kabupaten di NTT dalam even bergengsi dunia itu.

"Dari seluruh peserta yang tampil, hanya LeViCo yang menampilkan busana hasil tenun ikat dan membuat penikmat busana di Paris terkesima. Mereka kagum sebab Indonesia masih kental dengan budaya tenun ikat yang indah-indah," ujar istri politikus Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat itu.

Dalam pergelaran di Paris, menurut Julie, pengunjung tertarik dengan produk LeViCo yang menampilkan karya bertema women empowerment (pemberdayaan perempuan). Bahkan, jelas ibu dari Leon, Vito, dan Franco itu, tema empowerment menjadikan tenun NTT mendapat undangan tanpa mendaftar.

"Dunia fesyen Eropa tertarik dengan budaya Indonesia dalam hal ini tenun NTT dan kisah di baliknya, yaitu women empowerment. Karena kebanyakan mata pencaharian perempuan di NTT adalah penenun. Sehingga, mereka menjadi perajin

Dia mengakui, koleksi busana yang ditampilkan dalam pergelaran fesyen di Prancis itu masih dalam tahap promosi, sehingga belum dijual.

"Kalau mau jujur, produktivitas tenun ikat NTT belum siap untuk dipasarkan dalam jumlah banyak. Sebab produksinya kurang. Handmade soalnya. Kalau mau agar produk tenun ikat dipasarkan ke kancah internasional, butuh kerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah daerah di NTT. Swasta bertugas mempromosikan, pemerintah bertugas memacu produksi tenun ikat. Sebab hasil tenunan ibu-ibu di NTT ini mulai diminati di kancah internasional," ujar Julie.Dia juga ingin memotivasi desainer Indonesia untuk berkarya di pentas bergengsi dunia. "Beranilah tampil di ajang internasional," ujar Julie. (A-1) 
Sumber: Media Indonesia, 11 Maret 2018 
Ket foto: Julie S Laiskodat (tengah) saat berlangsung even berkelas dunia, Paris Fashion Week 2018, di Le Grand Intercontinental Hotel, Paris, Prancis.
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger