Headlines News :
Home » » Herman YL Wutun, Bekerja Sesuai Talenta

Herman YL Wutun, Bekerja Sesuai Talenta

Written By ansel-boto.blogspot.com on Thursday, August 02, 2007 | 10:48 AM

Meraih posisi teratas dalam Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) diakui merupakan rekayasa Ilahi. Lewat Inkud ia bertekad menjadi garam dan terang.

Herman Wutun mempunyai tugas berat memimpin Induk Koperasi Unit Desa (Inkud). Maklum saja.

Pria bernama lengkap Herman Yosef Loli Wutun dipercaya menjadi Ketua Umum Induk KUD (Inkud). Ya, tugas memimpin Induk KUD itu berat karena Herman Wutun dipilih secara aklamasi dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) 30 September 2005 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat di saat kepercayaan terhadap Inkud menipis.

Pemilihan ini berlangsung lancar setelah sempat Herman Wutun menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Inkud menyusul Ketua Umum Inkud sebelumnya, H. Nurdin Halid, diterpa masalah hukum. Nah, pria kelahiran Desa Uruor, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, NTT 8 Juli 1954 ini dituntut untuk membangun kembali image Inkud yang terlanjur menurun.

Hal ini beralasan karena sebelumnya, keadaan Inkud memprihatinkan. Misalnya, roda bisnis yang nyaris tak bergerak lagi. Juga kepercayaan anggota dan mitra bisnis yang terus menipis saat itu.

Nah, semua itu harus dikembalikan Herman Wutun selama masa kepemimpinannya, 2005-2008. “Saya tidak mau melihat Inkud hancur. Lagi pula, bagaimanapun Inkud merupakan salah satu koperasi terbesar di negeri ini. Kalau sampai bangkrut, bisa ikut mencoreng citra koperasi Indonesia secara keseluruhan,” kata Herman Wutun memberi alasan.

Bagi pria yang telah malang melintang di dunia koperasi ini, kepercayaan yang diberikan para anggota untuk menahkodai Inkud merupakan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

“Selaku ketua umum saya harus bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepada saya dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan program Inkud yang telah dan akan disusun untuk kepentingan peningkatan derajat kesejahteraan anggota,” ujar Herman kepada penulis di kantornya, Graha Inkud, Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan.
Tiga Dimensi

Pria yang sukses memimpin Puskud NTT 1991-2003 ini mengatakan, saat ini Inkud harus dilihat dalam tiga dimensi. Yaitu dimensi masa lalu, saat ini, dan akan datang.

Pada masa lalu, jelasnya, semua orang tahu bahwa Inkud menghadapi banyak permasalahan. Baik itu menyangkut permasalahan hukum, juga permasalahan usaha yang belum berjalan sesuai dengan visi dan misi dalam kerangka memenuhi kebutuhan anggota.

Sedang pada dimensi saat ini, menurutnya, akibat masalah lalu kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Inkud sangat menurun. Kepercayaan masyarakat itu terutama dari kalangan anggota, persoalan internal dalam hal ini Pemerintah dan masyarakat serta mitra bisnis.

“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Kita harus membangun kembali kepercayaan yang sudah terpuruk. Nah, kalau kepercayaan ini sudah dibangun saya kira ke depan apapun kendalanya, bisa kita atasi,” kata Herman Wutun optimis.

Sementara itu untuk ke depan tahap pertama yang dilakukan adalah konsolidasi internal terutama kepada jaringan. Begitu juga konsolidasi eksternal terutama melakukan audiensi dengan pihak Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Bappenas, dan departemen-departemen terkait.

Kemudian dengan mitra bisnis baik di dalam maupun di luar negeri. “Untuk masalah internal, kita melakukan konsolidasi antara Inkud dengan Puskud, Puskud dengan KUD, dan KUD dengan para anggota yang ada di pedesaan. Hal ini penting karena saat ini Inkud mempunyai 27 Puskud, satu Puskoppas dan Pusksu di DKI, 9.000 unit KUD, dan 13,4 juta anggota,” jelas Herman Wutun.

Konsolidasi itu penting karena dalam kenyataan, selama ini anggota belum diberdayakan sepenuhnya. Oleh karena itu, bila jaringan ini diberdayakan sepenuhnya maka Inkud dan jaringannya bisa eksis sebagai salah satu pelaku utama terpercaya dalam perekonomian nasional.

“Ini yang menjadi visi kita ke depan yakni mewujudkan Inkud dan jaringannya sebagai salah satu pelaku utama yang terpercaya dalam perekonomian nasional,” kata anggota MPR RI Utusan Daerah NTT 1999-2004 ini.

Konsolidasri internal juga menyangkut program-program Inkud. Nah, untuk bisa menyusun suatu program, menurut Komisaris Utama PT Goro Batara Sakti ini, maka perlu visi sebagaimana disebutkan di atas. Juga misi Inkud yakni memberikan hasil yang optimal bagi anggota melalui kegiatan usaha yang saling terkait. Jadi, kalau Inkud bisnis di luar anggota maka ini sudah berada di luar misi.

Rekayasa Ilahi

Sukses meraih posisi Ketua Umum Inkud, diakui Herman Wutun sebagai rekayasa Ilahi. Hal ini dirasakan anak desa itu sejak ia terpilih jadi Pejabat Sementara (Pjs) Inkud dalam RAT 2004 di Surabaya, Jawa Timur menggantikan Nurdin Halid yang didera kasus hukum.

“Proses pemilihan saya sebagai Pejabat Sementara Inkud berjalan secara alamiah. Seluruh anggota secara aklamasi memilih saya sebagai Pjs Ketua Umum Inkud. Semua ini saya rasakan sebagai rekayasa Ilahi. Oleh karena itu saya akan bekerja dan melakukan yang terbaik sesuai kepecayaan yang diberikan anggota,” kata Herman, lulusan jurusan Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Undana Kupang, NTT 1983 ini.

Merunut sekilas jejak perjuangan hidup seorang Herman Wutun, terbilang panjang dan penuh tantangan. Bapak empat anak ini menyelesaikan sekolah dasar (SD) di kampung halaman, Uruor tahun 1960-1966.

Herman kecil melanjutkan sekolah menengahnya di SMEP Katolik St Pius X Lewoleba, Kota Kabupaten Lembata. Oleh karena belum ada kendaraan yang melayani rute ke kampungnya, ia terpaksa berjalan kaki puluhan kilo meter berbekal beras sepuluh kg dan pisang seadanya.

“Sekalipun berhadapan dengan kondisi seperti itu, toh, saya tidak patah semangat karena ingin sekolah. Saya mau berjuang mewujudkan cita-cita menjadi orang yang berguna,” kata Herman Wutun saat masih sebagai anggota MPR RI di Senayan.

Selepas dari Lewoleba, ia melanjutkan studi di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Katolik St Gabriel Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores. Kemudian pada 1977-1983 Herman Wutun merampungkan studinya pada jurusan Niaga, FIA Undana Kupang.

Dengan prestasi akademik yang ditorehkan semasa kuliah, ia langsung dipercaya mengajar di almahmaternya, Undana sebagai dosen luar biasa. Dua tahun setelah itu, status pegawai negeri sipil (PNS) disandangnya.

Ia juga juga mengabdikan diri sebagai staf dosen di Akademi Manajeman Kupang (AMK). Pekerjaan itu dijalani sejak 1983-1997. Status sebagai PNS sepertinya tak memberi kepuasan baginya. Dunia praktis koperasi saat itu lebih kuat memanggil Herman Wutun karena koperasi bersinggulangan langsung dengan orang kecil yang kebanyakan tinggal di desa.

“Mungkin karena dunia ini (koperasi) berhubungan langsung dengan rakyat, terutama petani. Ada kepuasan tersendiri. Nah, pada 1997 saya memilih total di koperasi. Saya ingin profesional dengan berkonsentrasi pada satu bidang,” kata Herman Wutun yang saat itu menerima tawaran menjadi Deputy General Manager Puskud NTT ketimbang PNS.

Bagi orangtua dan sanak keluarga serta teman dekatnya, keputusan meninggalkan status PNS dirasa menjadi ancaman bagi masa depan keluarga Herman Wutun. Bahkan pertanyaan muncul, bagaimana kalau suatu saat Puskud bangkrut. Lagi pula, bagi keluarga misalnya, menjadi PNS itu kan lebih aman dan bahkan disegani.

“Tapi saya bilang, justru saya akan berusaha untuk membuat Puskud NTT tidak bangkrut dan malah berkembang. Optimisme itu saya jabarkan lebih nyata lewat kerja keras mengembangkan bisnis Puskud NTT yang akhirnya berbuah prestasi,” kata Herman Wutun bangga. Salah satu bukti nyata yakni menggandeng National Cooperative Business Associtation (NCBA) untuk mendukung usaha penggemukan sapi yang langsung melibatkan masyarakat.

Nah, keberhasilan itu membuat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Suryadarma Ali (saat itu) merasa kagum. Dalam sebuah kesempatan kunjungan di NTT, sang menteri langsung memberikan 500 ekor sapi.

“Dengan fisik kita kerja keras, dengan pikiran kita kerja cerdas, dan dengan hati kita kerja ikhlas membangun Puskud NTT,” kata penerima penghargaan Mahasiswa Teladan Tahun 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Berkat komitmen dan kerja keras di bidang koperasi, Herman Wutun akhirnya berhasil mengunjungi sejumlah negara dalam rangka memajukan koperasi. Pada tahun 1993, misalnya, ia mengunjungi Darwin, Australia Utara.

Kemudian pada 1994, Herman Wutun bertolak ke Singapura dan sejumlah tempat di Malaysia seperti Kuala Lumpur, Kinibalu, Tawau, dan Sabah. Pada tahun 1996, pria kalem ini juga pernah berkunjung ke San Jose, Costa Rica dan Mexico.

Sejak 2001 hingga 2005, ia juga berkunjung ke Kopenhagen (Denmark), Beijing (RRC), Kuala Lumpur (Malaysia), Singapura, Dili (Republik Demokratik Timor Leste), Bandar Sri Begawan (Brunei Darussalam), dan Teipe (Taiwan).

Dengan rekan jejak (trade record) yang telah digapai seorang Herman Yosef Loli Wutun khususnya di bidang koperasi seakan memuluskan jalan anak desa ini mengemban tugas sebagai Ketua Umum Inkud menggantikan H. Nurdin Halid.

“Toh, keberhasilan ini adalah rekayasa Ilahi. Saya hanya alat-Nya untuk menjadi garam dan terang bagi dunia. Untuk itu saya akan bekerja sesuai talenta yang telah Tuhan percayakan kepada saya,” kata Herman Wutun merendah. (Ansel Deri)
Sumber: HIDUP, edisi 29 Januari 2006
Ket foto: Herman YL Wutun (gbr 1) dan bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof Dr Subur Budhisantoso (gbr 2).
Foto: dok. Ansel Deri
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger