Headlines News :
Home » » Bendahara Menangis di Forum Pertemuan

Bendahara Menangis di Forum Pertemuan

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, January 30, 2008 | 10:46 AM

Bendahara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Kabupaten Lembata, Fransiska Tuto menangis saat pertemuan para medis, dokter dan utusan tim Bupati Lembata di aula pertemuan RSUD Lewoleba, Jumat (24/1/2008).
 
Tidak diketahui penyebab menangisnya bendahara yang mengelola uang jasa medis itu. Diduga erat kaitannya dengan pengelolaan dana jasa medis yang belum dibayar sehingga mendapat reaksi keras para medis dan dokter.
 
Utusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata dipimpin Asisten II Setkab Lembata, Ir.Lukas Witak, Kepala Dinas Kesehatan Lembata, dr.Johnny Laoh, Kepala BPKAD, Drs. Petrus Toda Atawolo, M.Si, dan Direktur RSUD, dr.Maryono memfasilitasi pertemuan ini.

Sekitar 50 para medis dan sejumlah dokter hadir dalam pertemuan ini, tetapi harapan mereka berdialog mengungkapkan unek-uneknya tak kesamapaian. Pasalnya, utusan pemda telah membatasi agenda pertemuan dengan tidak ada dialog.

Fransiska Tuto menempati bangku deretan kedua setelah tempat duduk para kepala seksi. Semula ia mengikuti dan mencermati dengan seksama penjelasan yang disampaikan utusan bupati.

Tuto, mencatat setiap poin yang dianggapanya penting disampaikan kepala dinas, asisten II, kepala dinas kesehatan dan direktur RSUD.

Fransiska mulai menangis sesenggukan ketika Lukas Witak menyampaikan penjelasannya. Tak tahu pernyataan apa disampaikan oleh Lukas Witak yang menyentuh perasaan Fransiskan sehingga dia berurai air mata.

Dua orang peramadis yang duduk bersebelahan tak tahu penyebabnya. Beberapa kali ia mengambil tisu mengeringkan matanya yang basah. Bahunya juga nampak bergoyang, meski tak sempat kedengaran suaranya.

Dalam suatu kasus sebelumnya, Fransiska Tuto pernah menangis. "Sudah biasalah dia menangis. Dulu waktu ada masalah, juga dia menangis," kata seorang perawat usai pertemuan itu.
Pantuan Pos Kupang, penjelasan yang disampaikan utusan pemerintah daerah tak banyak menyentuh esensi persoalan pengelolaan uang jasa pelayanan yang tidak dibayar selama tiga bulan sejak b April-Desember 2007.

Meskipun dana tersebut telah lama diklaim manajemen RSUD kepada PT Askes Maumere dan telah ditransfer ke Bank NTT Cabang Lewoleba.

Dugaan dana tersebut dibungakan cukup menguat. Pasalnya, beberapa kali upaya tim RSUD mengkaji pembagian uang jasa medis ini terhalang informasi besarnya pagu yang menjadi hak para medis dan dokter 40 persen dan 60 persen untuk pendapatan asli daerah.

Beberapa kali janji merealisasikan pembayaran tidak terpenuhi. Akhirnya baru direalisasikan setelah muncul mogok kerja di RSUD, Selasa (22/12008).

Saat itu juga bendahara berada di Kupang untuk sesuatu urusan pribadi, mencairkan dana tersebut dari Bank NTT dan mentransfernya melalui Bank BNI 46 Lewoleba.

Namun tidak seluruh dana jasa pelayanan Rp 273.700.000 bisa ditransfer, tapi bertahap. Dalam pesan singkat (SMS) dikirim ke telepon genggam sejumlah karyawan RSUD, bendahara mengatakan, dana tersebut tidak bisa ditransfer seluruhnya, tapi secara bertahap. (ius)
Sumber: Pos Kupang, 29 Januari 2008
Ket foto: Petrus Toda Atawolo
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger