Headlines News :
Home » » Menanggapi Panggilan Allah

Menanggapi Panggilan Allah

Written By ansel-boto.blogspot.com on Sunday, August 02, 2009 | 2:15 PM

Sekitar 100 lebih umat Katolik mengikuti perayaan Ekaristi Kudus di Gereja St Antonius Padua Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin, (20/7). Perayaan Ekaristi sekaligus mendukung perjalanan panggilan Yanette H. Maria Pauner memasuki periode biennio atau masa pembinaan selama dua tahun. Juga mendukung Marcellina M. Mudjijah yang membaharui kaul-kaulnya dalam Tarekat Sekular Compagnia Missionaria del Sacro Cuore (CM). Dalam bahasa Indonesia disebut Serikat Misionaris Hati Kudus Yesus.

Turut hadir dalam perayaan Ekaristi Kudus Pembina Serikat Misionaris Wilayah Indonesia Santina. Perayaan itu dihadiri sejumlah tokoh umat paroki setempat. Perayaan Ekaristi Kudus itu dipimpin oleh Romo Kepala Paroki Antonius Padua, Pastor Hadrianus Warjito SCJ.

Pastor Hadrianus dalam kotbahnya mengatakan, semua orang Katolik setelah memperoleh Sakramen Baptis diperkenankan mengambil bagian dalam pewartaan Injil Tuhan Yesus. Hal ini berarti semua orang bisa menanggapi panggilan Allah. Memilih hidup menjadi imam, suster, bruder, atau pun hidup berkeluarga merupakan karunia sakramen yang diberikan Tuhan kepada siapa pun yang mampu melakoni penggilan hidup secara baik dan dengan penuh kesadaran.

“Mengikuti Yesus berarti berani untuk meninggalkan harta, orangtua untuk senantiasa hidup dalam semangat iman, cinta kasih dan pengabdian tulus kepada Tuhan dan sesama,” ujar Pastor Hadrianus.

Mengikuti Yesus pada jaman seperti sekarang ini memiliki arti yang luas panggilan untuk hidup berdamai. Tidak seperti teror bom di mana-mana, tetapi bersama dengan saudara-saudari ikut bersama menyelamatkan dunia sehingga tercipta suasana penuh dengan kebahagiaan.

Pastor Hadrianus mengingatkan umat Katolik yang hadir untuk hidup berdamai, berdampingan tanpa membuat sekat-sekat perbedaan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. “Pada intinya saya ingin mengatakan sekaligus mengimbau kepada kaum muda untuk hidup menurut Injil Tuhan karena hanya dengan cara itu manusia memperoleh kebahagiaan,” ujarnya.

“Kita semua diajak untuk menjadi garam dan terang dunia memiliki arti yang sangat mendalam yakni di mana kita hidup bersosial dengan siapa pun kita menunjukkan suatu teladan yang menyelamatkan karya keselamatan Allah di dunia ini,” lanjutnya

Sekilas Tarekat CM

Serikat Misonaris Hati Kudus, Compagnia Missionaria, yang disingkat CM adalah tarekat sekulir. Tarekat ini didirikan pada 25 Desember 1957 oleh Pater Albino Elegante, SCJ. Anggotanya terdiri dari dua kelompok. Pertama, misionaris putri yang berkaul kemurinian, kemiskinan, dan ketaatan. Kedua, para familier, yakni mereka yang tetap berstatus sebagi kaum awam, entah menikah atau tidak menikah, tetapi tetap menghayati spiritualitas Serikat Sekulir Misionaris Hati Kudus Yesus.

Spiritualitas tarekat ini bersumber dari hasil permenungan alkitabiah, terutama Injil Yohanes Pasal 19 ayat 37: ‘Mareka akan memandang Dia yang mereka tikam. Misteri lambung Yesus yang ditikam dan mengeluarkan air dan darah menjadi sumber hidup batin dan misi para pengikut Serikat Misionaris.

Melalui permenungan yang mendalam dan di dalam ikatan mesra dengan Hati Kudus Yesus, para anggota CM merasa digerakkan untuk memberikan diri secara total kepada cinta kasih Allah dan berkarya tanpa pamrih untuk keselamatan dan kesejahteraan sesama. Mereka yakin, cinta kasih Ilahilah yang mampu mengubah hati manusia dan masyarakat.

Kekhasan panggilan tarekat ini yaitu mempersembahkan hidup menurut nasihat Injil serta memiliki tanggungjawab penuh, hadir, dan terus berkarya di tengah dunia serta menyucikan diri. Tarekat Sekuler ini hadir di Indonesia sejak 13 tahun yang lalu yakni di Palembang, Sumatera Selatan, Jakarta, dan Papua.

Kelompok puteri yang ikut memilih dan bergabung dalam terekat sekulir ini tidak menggunakan simbol-simbol Katolik seperti pakaian ala suster seperti terekat/kongregasi suster lainnya. Mereka membaur bersama umat lainnya, bersaksi dalam terang Injil, berdoa, melayani serta menjalani tahapan pembinaan dan dalam tahap tertentu akan mengucapkan kaul kekal hidup untuk mempersembahkan diri secara total kepada Tuhan.
Konrad Mangu/Ansel Deri 
Ket. foto: Pastor Hadrianus Warjito, SCJ bersama (dari kiri) Santina, Marcelina, Yannet, Susi, dan Lusi bergambar bersama Pastor Warjito usai Ekaristi Kudus di Gereja St Antonius Padua Bidaracina, Jakarta Timur, Senin, (20/7). Foto: Dok. Ansel Deri
Sumber: HIDUP, edisi 2 Agustus 2009
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger