Sekitar 100
lebih umat Katolik mengikuti perayaan Ekaristi Kudus di Gereja St Antonius
Padua Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin, (20/7). Perayaan Ekaristi sekaligus
mendukung perjalanan panggilan Yanette H. Maria Pauner memasuki periode biennio
atau masa pembinaan selama dua tahun. Juga mendukung Marcellina M. Mudjijah
yang membaharui kaul-kaulnya dalam Tarekat Sekular Compagnia Missionaria del
Sacro Cuore (CM). Dalam bahasa Indonesia disebut Serikat Misionaris Hati
Kudus Yesus.
Turut hadir
dalam perayaan Ekaristi Kudus Pembina Serikat Misionaris Wilayah Indonesia
Santina. Perayaan itu dihadiri sejumlah tokoh umat paroki setempat. Perayaan
Ekaristi Kudus itu dipimpin oleh Romo Kepala Paroki Antonius Padua, Pastor
Hadrianus Warjito SCJ.
Pastor
Hadrianus dalam kotbahnya mengatakan, semua orang Katolik setelah memperoleh
Sakramen Baptis diperkenankan mengambil bagian dalam pewartaan Injil Tuhan
Yesus. Hal ini berarti semua orang bisa menanggapi panggilan Allah. Memilih
hidup menjadi imam, suster, bruder, atau pun hidup berkeluarga merupakan
karunia sakramen yang diberikan Tuhan kepada siapa pun yang mampu melakoni
penggilan hidup secara baik dan dengan penuh kesadaran.
“Mengikuti
Yesus berarti berani untuk meninggalkan harta, orangtua untuk senantiasa hidup
dalam semangat iman, cinta kasih dan pengabdian tulus kepada Tuhan dan sesama,”
ujar Pastor Hadrianus.
Mengikuti
Yesus pada jaman seperti sekarang ini memiliki arti yang luas panggilan untuk
hidup berdamai. Tidak seperti teror bom di mana-mana, tetapi bersama dengan
saudara-saudari ikut bersama menyelamatkan dunia sehingga tercipta suasana
penuh dengan kebahagiaan.
Pastor
Hadrianus mengingatkan umat Katolik yang hadir untuk hidup berdamai,
berdampingan tanpa membuat sekat-sekat perbedaan dalam pergaulan hidup
bermasyarakat. “Pada intinya saya ingin mengatakan sekaligus mengimbau kepada
kaum muda untuk hidup menurut Injil Tuhan karena hanya dengan cara itu manusia
memperoleh kebahagiaan,” ujarnya.
“Kita semua
diajak untuk menjadi garam dan terang dunia memiliki arti yang sangat mendalam
yakni di mana kita hidup bersosial dengan siapa pun kita menunjukkan suatu
teladan yang menyelamatkan karya keselamatan Allah di dunia ini,” lanjutnya
Sekilas
Tarekat CM
Serikat
Misonaris Hati Kudus, Compagnia Missionaria, yang disingkat CM adalah tarekat
sekulir. Tarekat ini didirikan pada 25 Desember 1957 oleh Pater Albino
Elegante, SCJ. Anggotanya terdiri dari dua kelompok. Pertama, misionaris putri yang
berkaul kemurinian, kemiskinan, dan ketaatan. Kedua, para familier, yakni
mereka yang tetap berstatus sebagi kaum awam, entah menikah atau tidak menikah,
tetapi tetap menghayati spiritualitas Serikat Sekulir Misionaris Hati Kudus
Yesus.
Spiritualitas
tarekat ini bersumber dari hasil permenungan alkitabiah, terutama Injil Yohanes
Pasal 19 ayat 37: ‘Mareka akan memandang Dia yang mereka tikam. Misteri lambung
Yesus yang ditikam dan mengeluarkan air dan darah menjadi sumber hidup batin
dan misi para pengikut Serikat Misionaris.
Melalui
permenungan yang mendalam dan di dalam ikatan mesra dengan Hati Kudus Yesus,
para anggota CM merasa digerakkan untuk memberikan diri secara total kepada
cinta kasih Allah dan berkarya tanpa pamrih untuk keselamatan dan kesejahteraan
sesama. Mereka yakin, cinta kasih Ilahilah yang mampu mengubah hati manusia dan
masyarakat.
Kekhasan
panggilan tarekat ini yaitu mempersembahkan hidup menurut nasihat Injil serta
memiliki tanggungjawab penuh, hadir, dan terus berkarya di tengah dunia serta
menyucikan diri. Tarekat Sekuler ini hadir di Indonesia sejak 13 tahun yang
lalu yakni di Palembang, Sumatera Selatan, Jakarta, dan Papua.
Kelompok
puteri yang ikut memilih dan bergabung dalam terekat sekulir ini tidak
menggunakan simbol-simbol Katolik seperti pakaian ala suster seperti
terekat/kongregasi suster lainnya. Mereka membaur bersama umat lainnya,
bersaksi dalam terang Injil, berdoa, melayani serta menjalani tahapan pembinaan
dan dalam tahap tertentu akan mengucapkan kaul kekal hidup untuk
mempersembahkan diri secara total kepada Tuhan.
Konrad Mangu/Ansel Deri
Ket. foto: Pastor Hadrianus Warjito, SCJ bersama (dari
kiri) Santina, Marcelina, Yannet, Susi, dan Lusi bergambar bersama Pastor
Warjito usai Ekaristi Kudus di Gereja St Antonius Padua Bidaracina, Jakarta
Timur, Senin, (20/7). Foto: Dok. Ansel Deri
Sumber: HIDUP, edisi 2 Agustus 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!