NAMANYA Ferdinand Krisna Pukan. Ia berasal dari kampung
Kluang, Desa Belabaja, Nagawutun, Lembata, NTT. Namun, lahir dan besar di
Semarang, Jawa Tengah. Ayah dan ibunya dosen Universitas Negeri Semarang
(Unes). Sang ayah, orang kampung Kluang. Sedang ibunya, putri Jawa kelahiran
Semarang.
Saya bertemu dengan adik
sekampung ini saat menghadiri sebuah acara pada 2 Desember 2007 di Gelanggang
Olahraga (GOR) Jatidiri, Semarang. Bertemu dengan orangtua dan adik-adiknya,
jadi momen reunian. Bahagia, tentu. Saya ayah, juga tak pernah bersua setelah
ia meninggalkan Kupang untuk studi lanjut di Semarang. Kala itu, Ferdinand,
masih di bangku sekolah menengah pertama di Semarang.
Selepas SMA di Semarang,
Ferdinand melanjutkan studi di Unes. Ia tertarik pada bidang atom. Ia pun
mengikuti praktek di kantor Badan Tenaga Nuklir (Batan) di Jakarta Selatan.
Ketertarikan itu mengantarnya merampungkan studi di bidang atom dan meraih
sarjana strata satu di bidang yang sama.
Selepas studi sarjana,
cucu kakek-nene Adolfus Ado Pukan dan Ose Sakeng ini terus menuntuk ilmu.
Ferdinan akhirnya mendalami studi magister bidang molekul di bidang kedokteran
Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Jogjakarta. Selama studi magister,
Ferdinand juga terlibat dalam penelitian terkait molekul di Universitas Gajah
Mada. Ia juga terlibat dalam penelitian di Sulawesi Tengah.
Usai menggondol gelar
S-2 bidang molekul, Ferdinand kembali ke Semarang. Berbekal disiplin ilmu yang
langka, ia diterima di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranoto Semarang.
"Saat ini dipercaya sebagai Kepala Laboratorium Molekul Unika Soegijapranoto.
Saya dipercaya karena beberapa jenjang kursus bidang molekul sudah saya
selesaikan," kata Ferdinand.
Jumat, 30/8 pagi ini, Ferdinan
mengabari saya kalau ia mendapat tugas dari lembaganya ke kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di
kawasan Pasar Kemis, Jakarta Selatan. Ia meminta bertemu di stasiun Kereta Api
Pasar Senen Jakarta sebelum ia bertolak ke Semarang.
Di tengah kesibukan,
saya segera mencuri waktu, meluncur ke stasiun Senen. Sambil menikmati es ia
menceritakan kesibukannya sebagai dosen dan berbagai kesibukan lainnya terutama
di bidang penelitian atom. Meski masih beliau, ia bertekad melanjutkan studi
bidang atom.
"Saya mesti
mengabdi empat tahun dulu. Pingin juga segera studi doktoral bidang atom.
Anak-anak NTT punya kemampuan luar biasa. Teman-teman mahasiswa perlu banyak
tekun belajar, rajin membaca, tetap semangat dalam studi agar usai kuliah bisa
berkompetisi dengan mudah," kata Ferdinand.
Ia pun berniat melewati
masa liburan di Kluang, kampung halamannya. "Tahun depan saya cuti, jadi
sudah ada rencana ke kampung. Liburannya dua minggu. Semoga tak ada
kendala," kata Ferdinan sesaat sebelum masuk ruang tunggu stasiun. Pukul
15.40, kereta Umarang akan bergerak ke Semarang.
Makasih mas bro
Ferdinand. Waktu singkat tetapi bermakna. Semoga kita senantisa diberi nikmat sehat
untuk mengabdi negeri lewat tugas dan karya kita masing-masing. Berkah Dalem.
Jakarta, 30 Agustus
2019
Ansel Deri
Ket foto:
Ferdinand Krisna Pukan
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!