Dua imam asal Lembata, Keuskupan Larantuka, NTT merayakan Misa Syukur 25 Tahun Imamat di Gereja Hati Kudus Kramat Jakarta, Minggu (19/8). Ratusan umat hadir dalam perayaan itu.
DUA IMAM itu adalah Pastor Dr Bernardus Boli Udjan, SVD dan Yosef Peleba Tolok, OFM. Pastor Boli Udjan saat ini menjabat Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi Konferensi Waligeraja Indonesia (KWI).
Sedang Pastor Tote kini Pastor Paroki St Paskalis Cempaka Putih Jakarta Pusat. Upacara Misa dipersembahkan bersama delapan imam dengan selebran utama Pastor Boli dan Pastor Tote. Delapan imam itu adalah Pastor Jeremias Balapito Duan, MSF, Pastor Mikael Peruhe Unarajan, OFM, Pastor Edu Dosi, SVD, Pastor Petrus Payong Reko, SVD, Pastor Yohanes Laba Iri, SVD, dan Pastor Jawa Dawan SVD.
Umat yang hadir kebanyakan berasal dari NTT. Hadir pula sejumlah sesepuh Lembata di Jakarta seperti Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) Herman Wutun, Anton Tifaona, Petrus Boli Warat, Yoseph Pattyona, Pieter Tedu Bataona, dan lain-lain.
Sejumlah biarawati dari berbagai kongregasi juga ambil bagian dalam perayaan Misa. Nampak juga Bupati Lembata Drs Andreas Duli Manuk. Dari keluarga Pastor Boli Udjan, terlihat Dr Andre Ataudjan, staf pengajar Unika Atmajaya Jakarta.
Sebelum perayaan dimulai, delapan imam dijemput dan diarak hingga di depan pintu gereja dengan tarian daerah. Peserta tarian tak hanya warga Lembata yang beragama Katolik namun ada juga non Katolik. Suasana menjadi semarak saat umat disuguhi tarian daerah dengan iringan gong dan gendang.
Di awal misa, Pastor Tote mengatakan, semua umat yang hadir tentu punya satu tujuan yang sama. Yaitu mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat yang mereka berdua alami melalui panggilan dan imamat selama 25 tahun. Ia menceritakan, dalam sebuah perjumpaan singkat dengan Pastor Boli Udjan, mereka berdua merasa bersyukur.
“Saya katakan, ‘Tema, kita dua bersyukur dan bergembira karena kita bisa merayakan ulang tahun imamat kita tahun ini. Syukur karena bersamaan Perayaan Syukur 200 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta.’ Dalam kaitan dengan ini, kita semua diingatkan akan salah satu tema Aksi Puasa Pembangunan 2007 yaitu Bersyukurkah Kita? Berarti masing-masing kita bersukur kepada Tuhan atas berkat, anugerah, karunia yang kita terima sesuai cara kita masing-masing,” ujar Pastor Tote.
Ia melanjutkan, setiap saat kita harus tetap bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun. Karena itu, menjadi suatu kebahagiaan, kehormatan, dan penghargaan yang tinggi karena semua boleh berkumpul untuk mengucap syukur untuk rahmat panggilan imamat selama 25 tahun.
Bahwa Tuhan itu gembala kita. Ia senantiasa menuntun dan membimbing kita sekalipun dalam perjalanan kita sering menyimpang. Meski demikian, kita tetap kembali dan mengatakan, “Itu Tuhan. Tuhan gembalaku.”
Seperti rambut
Dalam kotbahnya, Pastor Jeremias Balapito Duan, MSF mengatakan, perjalanan hidup berkeluarga atau perjalanan hidup membiara seperti rambut. Awalnya, tebal luar biasa tetapi lama-lama menjadi tipis. Akhirnya, jadi ‘umar bakri’ alias untung masih ada rambut bagian kanan dan kiri.
“Makanya, kalau dulu kita sudah komitmen mengikuti Yesus, kadang lama kelamaan menipis. Kalau dulu kita disebut orang Katolik Roma, OKR maka sekarang disebut orang Katolik tetapi (OKT). Saya orang Katolik tetapi…… Saya orang Katolik tetapi kalau ke gereja tunggu Natal atau Paskah,” kata Pastor Jere, sapaan akrabnya.
Umat Katolik, lanjut pastor yang juga Sekretaris Eksekutif Komisi Keluarga KWI, harus setia pada komitmen mengikuti Yesus sampai game (mati). Tetapi, banyak pula yang tidak mampu membuat komitmen sampai game.
Kadang, ada pastor, suster maupun bruder terkena penyakit “muntaber” alias mundur tanpa berita. Banyak pula suami atau istri terkena penyakit “SARS” alias selingkuh antar rekan separoki atau se-Lembata.
Oleh karena itu, Injil menantang komitmen kita untuk setia mengikuti Yesus sampai game. Baik dalam kehidupan keluarga maupun sebagai imam, bruder, dan suster. Pastor Boli dan Pastor Tote, ujarnya, adalah dua sosok imam yang punya komitmen mengikuti Yesus.
“Magun (orangtua) Nadus (Boli Udjan), Anda luar biasa! Magun Tote, Anda luar biasa! Mereka berdua luar biasa karena setia sampai 25 tahun. Sesungguhnya mereka bukan sudah setia sampai 25 tahun tetapi sudah 40 tahun kalau dihitung sejak dari seminari menengah. Mereka setia pada komitmen bahwa, Itu Tuhan. Tuhan Gembalaku,” kata Pastor Jere, imam kelahiran Udak.
Pastor Boli Udjan lahir di kampun Udak pada 30 November 1952. Ditahbiskan pada 16 Juni 1982 dengan moto tahbisan, Itu Tuhan. Meraih gelar doktor bidang liturgi dari Pontificio Instituto Liturgico Sant Anselmo, Roma. Kini, menjabat Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI.
Sedang Pastor Tote lahir di kampung Waiwejak, 6 Januari 1951. Ditahbiskan di Katedral Bogor, Keuskupan Bogor, Jawa Barat pada 1 Agustus 1982. Ia memilih moto tahbisan, Tuhan Gembalaku. Selama 1999 – 2004 bertugas di Thailand.
Saat ini Pastor Paroki Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Usai Misa dilanjutkan dengan ramah tamah dan hiburan di aula gereja. Tampil saat itu Lukas Ahal Tolok, penyanyi dan pencipta lagu rohani asal Lembata.
Lukas adalah bekas satpam bersuara emas. Namun, dari talenta yang ia miliki sudah meluncur empat album rohani. Tak ayal, bekas satpam ini pun menyumbangkan suaranya. “Inilah cara saya ikut bersyukur kepada Yesus bagi dua imam kampung kita yang merayakan pesta perak imamat. Kiranya bisa menghibur undangan,” kata Lukas Tolok.
Ansel Deri
Sumber: Mingguan HIDUP Jakarta
Sumber: Mingguan HIDUP Jakarta
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!