Headlines News :
Home » » Raul Castro, Penerus Sang Kakak

Raul Castro, Penerus Sang Kakak

Written By ansel-boto.blogspot.com on Thursday, February 28, 2008 | 11:38 AM

Selama ini, dia selalu ada dalam bayang-bayang sang kakak, Fidel. Minggu malam lalu, Majelis Nasional Kuba memilihnya menjadi presiden negara itu, menggantikan posisi sang kakak yang menyatakan mengundurkan diri beberapa hari sebelumnya. Raul Castro (76) pun mau tak mau keluar dari bayang-bayang Fidel.

Lebih muda lima tahun, Raul sangat berbeda dibanding Fidel. Dia lebih pendek satu kepala dibanding kakaknya, juga tanpa karisma maupun keahlian berpidato Fidel yang telah menginspirasi tiga generasi revolusioner di seluruh dunia itu. Raul yang tak suka sorotan kerap kelihatan tidak nyaman kala harus tampil di muka umum.

Begitu berbedanya abang-adik itu sehingga banyak orang meragukan sang adik dapat memerintah dengan berhasil ketika dia menjadi pemimpin sementara di negara komunis itu pada 31 Juli 2006. Namun, keraguan itu dengan cepat menghilang.

Seperti disebutkan AP, Kuba tetap tenang dan sedikit yang berubah selama hampir 19 bulan, sementara Fidel (81) tidak tampak di muka umum setelah operasi usus darurat. Pria yang mendominasi semua tingkat pemerintah dan memesona rakyat Kuba dengan pidato-pidato dan energi yang bagai tak terbatas itu tiba-tiba hilang dari pandangan. Oleh karena kondisi dan kepastian penyakitnya merupakan rahasia, kabar angin berulang kali menyebutkan dia telah meninggal.

Namun, tidak timbul huru-hara, tidak terjadi eksodus pengungsi dengan rakit. Sebuah pemerintah komunis yang diperkirakan runtuh ternyata bertahan, melewati saatnya yang bisa menjadi paling lemah, dan sedikit yang berubah setelah itu.

Fidel ”El Comandante” yang karismatik itu telah menguasai segala sendi kehidupan Kuba selama hampir 50 tahun. Mayoritas dari orang Kuba—yang jumlahnya 11,4 juta—lahir setelah revolusi 1959, dan tidak mengenal sistem atau pemimpin yang lain.

Namun, ketika Fidel menyampaikan surat pengunduran dirinya pada rakyat Kuba, 19 Februari, tak terjadi keributan. Kuba begitu yakin transisi berlangsung mulus, sehingga Raul Castro tak muncul di muka umum beberapa hari setelah pengunduran diri Fidel itu. Tak ada mobilisasi tentara dan polisi besar-besaran seperti halnya kala Castro mengumumkan dia sakit, Juli 2006. Transisi telah perlahan dilakukan dalam hampir 19 bulan ini.

Raulista

Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengkritik peralihan kekuasaan dari abang ke adik Castro. Katanya, rakyat Kuba mempunyai hak ”untuk memilih pemimpin mereka dalam pemilu demokratis.”

AS memang menganggap Raul sebagai versi lain dari Fidel, sebuah pandangan yang dimiliki banyak orang di dunia. Kuba dianggap tetap dalam bayang-bayang Fidel.

Dalam pidato penerimaannya hari Minggu malam, Raul mengatakan, dia akan berkonsultasi dengan kakaknya untuk semua keputusan besar negara. Ini memperkuat dugaan orang tersebut.

Berbeda dari perkiraan, Raul memilih ideolog kawakan partai, Jose Ramon Machado (77), untuk jabatan nomor dua negara itu. Carlos Lage (56), pemimpin generasi yang lebih muda, tampaknya harus bersabar, dan tetap memegang jabatan sebagai anggota dewan wakil presiden.

Raul mengitari diri dengan orang-orang militer kepercayaan. Raul—satu-satunya jenderal bintang empat Kuba—menunjuk teman seperjuangan, jenderal bintang tiga Julio Casas, sebagai menteri pertahanan untuk menggantikannya.

Dua jenderal bintang tiga, Leopoldo Cintras dan Alvaro Lopez, juga dimasukkan pada Dewan Negara, yang kini mempunyai empat jenderal, tidak terhitung Raul.

Mereka adalah bagian dari kelompok yang disebut Raulistas—para pemimpin militer, yang masih aktif maupun purnawirawan, menguasai sebagian besar perekonomian dan dunia politik Kuba.

Kesetiaan mereka pertama- tama kepada Fidel. Namun, banyak dari tokoh militer ini juga bersahabat dengan Raul, yang dikenal sebagai sosok hangat, suka bercanda, dan sangat peduli pada pasukan seperti juga pada keluarga.

Menurut mantan analis CIA, Brian Latell, yang menulis buku After Fidel, mengenai kakak-beradik itu, keberhasilan Raul tergantung ”sejauh mana ia dan para jenderal bisa mempertahankan kesetiaan pada rantai komando. Itu membantu mereka, setidaknya pada permulaan.”

Pembaruan
Lahir tahun 1931 di Provinsi Holguin, Kuba timur, dari ayah Angel Castro dan ibu Lina Ruz, Raul memilih komunisme sebelum kakaknya.

Keduanya bekerja sama sejak 1950-an ketika mereka merencanakan Revolusi Kuba. Tahun 1953 dia ambil bagian dengan Fidel dalam sebuah serangan ke barak Moncada—sebuah upaya untuk menggulingkan rezim Batista yang otoriter.

Serangan itu gagal, dan Raul dipenjara selama 22 bulan bersama kakaknya. Tahun 1955 keduanya dibebaskan, dan pergi ke Meksiko. Mereka mempersiapkan kapal Granma, untuk sebuah ekspedisi revolusioner ke Kuba pada akhir 1956.

Selama di Meksiko, Raul yang kabarnya berteman dengan Che Guevara, memperkenalkannya pada Fidel.

Sekembali mereka di Kuba, kelompok revolusioner itu melakukan perang gerilya dari Pegunungan Sierra Maestra, dan akhirnya menggulingkan Batista pada awal 1959.

Tentara gerilya itu berkembang di bawah kepemimpinan Raul, menjadi sebuah kekuatan dengan 50.000 orang.

Para analis, kata BBC, tidak sepakat mengenai pemimpin macam apa Raul nantinya. Mereka memperkirakan, selama Fidel masih hidup, dia mempunyai pengaruh kuat di pemerintah.

Ada yang mengatakan Raul akan menjadi pemimpin yang lebih radikal dibanding kakaknya. Fidel pada 1997 mengatakan, ”Di belakang saya ada orang-orang yang lebih radikal dibanding saya.” Latell menyebutkan, Raul sebrutal atau lebih brutal dibanding Fidel.

Namun, Raul juga disebutkan sebagai pragmatis dan organisator yang sangat baik. Dia diperkirakan akan membantu negara itu melakukan transisi ke sebuah bentuk komunisme yang ”lebih lembut”, lebih ramah-pasar.

Banyak yang mengharapkan dia melakukan pembaruan ekonomi di Kuba, setelah mengatakan bahwa negara itu memerlukan ”perubahan struktural”. Ada rakyat Kuba yang menganggap, ”Raul adalah Fidel tanpa janggut.” Tetapi ada juga yang beranggapan, perubahan-perubahan akan terjadi dalam pemerintahannya.

”Raul kenal situasi. Dia tahu bagaimana mengatasi persoalan,” kata Carlos Muguercia (78), penjual kerajinan tangan di Havana. ”Ini hal terbaik yang bisa terjadi pada Kuba.”

Bagaimanapun, bahkan pria yang mengatakan Raul adalah Fidel tanpa janggut, menanti penuh harap. ”Raul telah memimpin pemerintah sementara. Sekarang dia memegang kendali sepenuhnya.”
Sumber: Kompas, 28 Februari 2008
Ket foto: Raul Castro
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger