Natal bagi Angelina Patricia Pingkan Sondakh menjadi saat yang indah dan menggembirakan. Angie, begitu sapaan akrab bekas Puteri Indonesia 2001 ini, memilih melewati perayaan Natal bersama keluarganya. “Di Jakarta. Bersama keluarga,” ujar Angie singkat kepada saya melalui pesan singkat (short message service/SMS), Senin, (15/12 2008) siang.
Diakuinya, dalam beberapa hari ke depan ia akan menyambut Natal dengan menyiapkan pohon Natal di kediamannya. “Aku akan menyiapkan ornamen-ornamen untuk Natal,” ujar Angie. Wanita Kawanua kelahiran Australia, 28 Desember 1977 ini berniat mengajak anak-anak Adjie Massaid untuk ikut menghias pohon Natal.
Di tengah kesibukkan sebagai publik figur dan anggota DPR RI, momen Natal akan dijadikannya sebagai ajang berkumpul bersama seluruh keluarga besarnya. Momen ini sangat berarti karena wakil rakyat yang baru merampungkan studi S-2 di Universitas Indonesia itu bisa menumpahkan rasa rindu pada orang-orang tercinta.
“Semua keluarga besar akan kumpul bersama. Yang pasti seru,” kata anggota DPR yang tengah menjalin asmara dengan Candra Pratomo Samiadji Massaid alias Adjie Massaid, rekannya sesama anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Partai yang kelahirannya dibidani Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini jadi orang nomor satu Indonesia.
Saya beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Angie soal partai. Maklum saja. Kami sama-sama bernaung di bawah Partai Demokrat. Begitu pula pernah meliput kampanye untuk paket kepala daerah yang diusung Partai Demokrat.
Terakhir, pada Januari 2007 lalu saya meliput kampanye Angie bersama Adjie Massaid, komedian H. Komar, dan dr Hakim Sorimuda Pohan untuk H. Ridwan dan Prana Putra Sohe atau paket Rina. Paket ini diusung juga oleh Partai Demokrat. Saat itu, sebanyak sepuluh ribu lebih massa memenuhi lapangan Kota Lubuklinggau. Kampanye simpatik Angie dkk akhirnya mengantar Rina menjadi Walikota dan Walikota Lubuklinggau.
Usai kampanye, saya naik mobil yang langsung disetir Mas Adjie. Jarak tempuh 4 jam lebih dari Lubulinggau menuju Bengkulu ada di tangan Mas Adjie. Sedang Mbak Angie, saya, dan sopir Pak Ridwan menjadi penumpangnya. “Kalau sopir yang bawa, aku ngantuk. Jadi, sebaiknya aku ambil alih saja. Biar nggak ngantuk,” kata Mas Adjie kepada kami.
Di lingkup internal Partai Demokrat, Angie adalah sosok kader perempuan yang mendapat simpati di hati para kader lainnya. Misalnya, Ibu Mastuti Rahayu, Ketua Dewan Pembina Perempuan Demokrat RI dan Titiek Budhisantoso, Ketua Umum Perempuan Demokrat RI. Tak terkecuali Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono yang mengakui kemampuan Angie.
Tak ayal, Ibu Ani yang juga Ketua Dewan Penasehat Perempuan Demokrat RI, berharap agar lebih banyak lagi perempuan yang masuk dalam kancah politik praktis untuk memperjuangkan kepentingan perempuan di parlemen.
“Saya berharap agar masih ada lagi perempuan yang menjadi anggota DPR seperti Angie agar ikut memperjuangkan kepentingan perempuan,” ujar Ibu Negara di hadapan ratusan perempuan kader Partai Demokrat di kediaman Ibu Mastuti Rahayu, istri Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo.
Bagi Angie, penulis buku Kecantikan, Bukan Modal Utama Saya, menjadi politisi hingga mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat tak sekadar jual tampang, tetapi juga kapasitas keilmuan yang dimiliki. Maka tak heran ia meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi di bidang studi Manajemen Komunikasi Politik di Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, 13 Desember silam. Selama 2,5 jam anggota Komisi X DPR RI itu diuji di ruang sidang.
Artinya, belajar adalah pilihan tepat. Mungkin itulah yang membuat Angie pernah dinobatkan sebagai Duta Orang Utang, Duta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan juga Duta Batik. Kini, sebagai calon legislatif (caleg) Angie tengah berkampanye agar bisa terpilih menjadi wakil rakyat tahun 2009.
Diakuinya, dalam beberapa hari ke depan ia akan menyambut Natal dengan menyiapkan pohon Natal di kediamannya. “Aku akan menyiapkan ornamen-ornamen untuk Natal,” ujar Angie. Wanita Kawanua kelahiran Australia, 28 Desember 1977 ini berniat mengajak anak-anak Adjie Massaid untuk ikut menghias pohon Natal.
Di tengah kesibukkan sebagai publik figur dan anggota DPR RI, momen Natal akan dijadikannya sebagai ajang berkumpul bersama seluruh keluarga besarnya. Momen ini sangat berarti karena wakil rakyat yang baru merampungkan studi S-2 di Universitas Indonesia itu bisa menumpahkan rasa rindu pada orang-orang tercinta.
“Semua keluarga besar akan kumpul bersama. Yang pasti seru,” kata anggota DPR yang tengah menjalin asmara dengan Candra Pratomo Samiadji Massaid alias Adjie Massaid, rekannya sesama anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Partai yang kelahirannya dibidani Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini jadi orang nomor satu Indonesia.
Saya beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Angie soal partai. Maklum saja. Kami sama-sama bernaung di bawah Partai Demokrat. Begitu pula pernah meliput kampanye untuk paket kepala daerah yang diusung Partai Demokrat.
Terakhir, pada Januari 2007 lalu saya meliput kampanye Angie bersama Adjie Massaid, komedian H. Komar, dan dr Hakim Sorimuda Pohan untuk H. Ridwan dan Prana Putra Sohe atau paket Rina. Paket ini diusung juga oleh Partai Demokrat. Saat itu, sebanyak sepuluh ribu lebih massa memenuhi lapangan Kota Lubuklinggau. Kampanye simpatik Angie dkk akhirnya mengantar Rina menjadi Walikota dan Walikota Lubuklinggau.
Usai kampanye, saya naik mobil yang langsung disetir Mas Adjie. Jarak tempuh 4 jam lebih dari Lubulinggau menuju Bengkulu ada di tangan Mas Adjie. Sedang Mbak Angie, saya, dan sopir Pak Ridwan menjadi penumpangnya. “Kalau sopir yang bawa, aku ngantuk. Jadi, sebaiknya aku ambil alih saja. Biar nggak ngantuk,” kata Mas Adjie kepada kami.
Di lingkup internal Partai Demokrat, Angie adalah sosok kader perempuan yang mendapat simpati di hati para kader lainnya. Misalnya, Ibu Mastuti Rahayu, Ketua Dewan Pembina Perempuan Demokrat RI dan Titiek Budhisantoso, Ketua Umum Perempuan Demokrat RI. Tak terkecuali Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono yang mengakui kemampuan Angie.
Tak ayal, Ibu Ani yang juga Ketua Dewan Penasehat Perempuan Demokrat RI, berharap agar lebih banyak lagi perempuan yang masuk dalam kancah politik praktis untuk memperjuangkan kepentingan perempuan di parlemen.
“Saya berharap agar masih ada lagi perempuan yang menjadi anggota DPR seperti Angie agar ikut memperjuangkan kepentingan perempuan,” ujar Ibu Negara di hadapan ratusan perempuan kader Partai Demokrat di kediaman Ibu Mastuti Rahayu, istri Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo.
Bagi Angie, penulis buku Kecantikan, Bukan Modal Utama Saya, menjadi politisi hingga mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat tak sekadar jual tampang, tetapi juga kapasitas keilmuan yang dimiliki. Maka tak heran ia meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi di bidang studi Manajemen Komunikasi Politik di Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, 13 Desember silam. Selama 2,5 jam anggota Komisi X DPR RI itu diuji di ruang sidang.
Artinya, belajar adalah pilihan tepat. Mungkin itulah yang membuat Angie pernah dinobatkan sebagai Duta Orang Utang, Duta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan juga Duta Batik. Kini, sebagai calon legislatif (caleg) Angie tengah berkampanye agar bisa terpilih menjadi wakil rakyat tahun 2009.
Ansel Deri
Ket. foto: Angelina Sondakh. dok. Ansel Deri
Tinggal kenangan...
ReplyDelete