Peresensi adalah penulis lepas, tinggal di Jakarta
Susilo Bambang Yudhoyono (Yudhoyono) menggandeng Boediono, ekonom bersahaja yang juga Gubernur Bank Indonesia untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009. Dua paket lain, Jusuf Kalla–Wiranto dan Megawati Soekarnoputri–Prabowo Soebianto juga berlaga dalam hajatan politik lima tahunan itu.
Sebagai capres dan cawapres, Yudhoyono–Boediono juga telah menyiapkan sejumlah agenda yang akan dikerjakan bersama rakyat jika pilihan rakyat ada dalam genggaman mereka.
Agenda-agenda yang ditawarkan keduanya pun didasari kenyataan yang dihadapi bangsa dan negara ke depan. Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang tengah mengukir sejarah baru untuk terus berkembang dan maju. Cita-cita untuk menjadikan negeri dan bangsa yang sejahtera, mandiri, demokratis, dan adil.
Sebagaimana dirumuskan dalam Membangun Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan, lebih dari satu dasawarsa setelah Indonesia didera krisis multidimensi yang telah mengguncang fondasi bernegara, krisis yang memakan korban biaya yang sangat besar, krisis yang telah menjatuhkan rasa percaya diri dan wibawa kita sebagai sebuah bangsa yang terhormat dan bermartabat kini Indonesia telah mampu bangkit kembali.
Kita telah mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dirinya bahkan lebih baik lagi, sehingga wibawa dan kehormatan sebagai sebuah bangsa yung bermartabat diakui dan dihormati kembali oleh dunia (hal. 4).
Setelah mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009–2014, Yudhoyono–Boediono mengajukan lima agenda utama pembangunan nasional. Kelima agenda itu ialah (1) peningkatan kesejahteraan rakyat, (2) perbaikan tata kelola pemerintahan, (3) penegakan pilar demokrasi, (4) penegakan hukum, dan (5), pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Sasarannya adalah (1) pembangunan ekonomi dan kesejahteraan, (2) perkuatan pembangunan demokrasi, dan (3) program penegakan hukum. Kemudian program aksinya ialah bidang pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur dasar, ketahanan pangan, ketahanan dan kemandirian energi, perbaikan dan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan pilar demokrasi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, pengembangan lingkungan hidup, dan pengembangan budaya (hal. 54).
Hemat saya, buku yang merupakan visi, misi, dan program aksi duet Yudhoyono–Boediono pada pilpres mendatang cukup mewakili suara hati terdalam, kerinduan, dan cita-cita seluruh anak bangsa menuju kesejahteraan lahir dan batin. Kerinduan untuk bahu membahu, bekerja keras, dan dalam semangat kebersamaan menata rumah bersama bernama Indonesia.
Sebagai capres dan cawapres, Yudhoyono–Boediono juga telah menyiapkan sejumlah agenda yang akan dikerjakan bersama rakyat jika pilihan rakyat ada dalam genggaman mereka.
Agenda-agenda yang ditawarkan keduanya pun didasari kenyataan yang dihadapi bangsa dan negara ke depan. Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang tengah mengukir sejarah baru untuk terus berkembang dan maju. Cita-cita untuk menjadikan negeri dan bangsa yang sejahtera, mandiri, demokratis, dan adil.
Sebagaimana dirumuskan dalam Membangun Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan, lebih dari satu dasawarsa setelah Indonesia didera krisis multidimensi yang telah mengguncang fondasi bernegara, krisis yang memakan korban biaya yang sangat besar, krisis yang telah menjatuhkan rasa percaya diri dan wibawa kita sebagai sebuah bangsa yang terhormat dan bermartabat kini Indonesia telah mampu bangkit kembali.
Kita telah mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dirinya bahkan lebih baik lagi, sehingga wibawa dan kehormatan sebagai sebuah bangsa yung bermartabat diakui dan dihormati kembali oleh dunia (hal. 4).
Setelah mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009–2014, Yudhoyono–Boediono mengajukan lima agenda utama pembangunan nasional. Kelima agenda itu ialah (1) peningkatan kesejahteraan rakyat, (2) perbaikan tata kelola pemerintahan, (3) penegakan pilar demokrasi, (4) penegakan hukum, dan (5), pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Sasarannya adalah (1) pembangunan ekonomi dan kesejahteraan, (2) perkuatan pembangunan demokrasi, dan (3) program penegakan hukum. Kemudian program aksinya ialah bidang pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur dasar, ketahanan pangan, ketahanan dan kemandirian energi, perbaikan dan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan pilar demokrasi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, pengembangan lingkungan hidup, dan pengembangan budaya (hal. 54).
Hemat saya, buku yang merupakan visi, misi, dan program aksi duet Yudhoyono–Boediono pada pilpres mendatang cukup mewakili suara hati terdalam, kerinduan, dan cita-cita seluruh anak bangsa menuju kesejahteraan lahir dan batin. Kerinduan untuk bahu membahu, bekerja keras, dan dalam semangat kebersamaan menata rumah bersama bernama Indonesia.
Sumber: Koran Jakarta, 29 Juni 2009
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!