Headlines News :
Home » » Hentikan Perang Tanding

Hentikan Perang Tanding

Written By ansel-boto.blogspot.com on Friday, March 12, 2010 | 3:40 PM

Dr Karolus Kopong Medan
staf pengajar FH Undana Kupang

Beberapa hari terakhir ini kita betul-betul dihebohkan dengan masalah perang tanding antara warga Lamahala melawan warga Horowura di Adonara yang mengakibatkan 30-an warga dari kedua belah pihak mengalami luka parah. Tragedi ini tentunya kembali menambah deretan panjang peristiwa-peristiwa perang tanding yang selama ini terjadi di Adonara.

Peristiwa tragis ini telah pula membangkitkan ingatan kita tentang kasus heroik yang pernah terjadi antara warga Desa Redontena melawan warga Desa Adobala, dan antara warga Desa Tobi Lewoduli melawan Lewokeda-Lewokelen beberapa tahun lalu yang menewaskan puluhan orang.

Deretan kasus perang tanding yang terus berlangsung itu juga telah membenarkan pendapat Ernest Vatter, bahwa Adonara adalah 'pulaunya orang-orang pembunuh'. Bahkan, antropolog berkebangsaan Jerman ini mengatakan, bahwa belum pernah dia temukan bangsa-bangsa di seluruh belahan dunia ini yang sebringas orang Adonara.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perang tanding dalam kerangka budaya Lamaholot pada umumnya, dan terutama masyarakat Adonara, merupakan salah satu cara untuk menemukan "kebenaran dan keadilan". Sebuah "logika terbalik" yang mereka anut selama ini dan menjadi pertanyaan bagi banyak kalangan, ialah bahwa mana mungkin tindakan melawan hukum - dalam hal ini tindakan kekerasan - dapat dibenarkan dan menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menemukan kebenaran dan keadilan?

Logika terbalik yang demikian itu pulalah yang diyakini oleh warga Desa Lamahala maupun Horowura, sehingga mereka begitu gigih untuk mempraktikkannya dalam mengadapi kasus sengketa tapal batas wilayah, sekalipun mereka juga menyadari bahwa tindakan kekerasan itu melanggar sekalian norma yang berlaku (hukum, agama, kesusilaan, dan lain sebagainya). Keyakinan itu pulalah yang membuat mereka tidak terlalu menggubris langkah-langkah mediasi yang ditempuh oleh pemerintah kabupaten setempat maupun dari aparat penegak hukum dengan menerapkan pasal-pasal hukum melalui prosedur hukum formal.

Jika logika perang tanding dipahami seperti itu, maka pertanyaannya sekarang adalah, apakah mungkin perang tanding di Adonara dapat dihentikan atau setidak-tidaknya dapat diminimalisir? Sulit menjawabnya. Namun kalau kita coba mencermati secara mendalam, kita akan mengetahui bahwa sesungguhnya perang tanding di Adonara itu dapat dihentikan atau setidak-tidaknya dapat diminimalisir, karena hanyalah sebuah bentuk ekspresif atau tampilan luar semata dari nilai keadilan dan kebenaran yang ingin dicapai oleh warga masyarakat.

Inti dari perang tanding adalah agar dapat ditemukannya keadilan dan kebenaran dalam sebuah kasus sengketa. Itu berarti, nilai keadilan dan kebenaran itu semestinya dapat diwujudkan dengan cara-cara lain yang lebih beradab, tidak selalu harus melalui perang tanding, dan tidak selalu harus melalui pembunuh atau pembantaian keji.

Selain tradisi perang tanding, masyarakat Adonara juga memiliki tradisi pembuktian kebenaran dan keadilan melaui institusi adat soga sumpa atau sumpah adat yang diekspresikan melalui upacara adat bau lolon. Upacara adat bau lolon ini bukan hanya sekadar menuangkan sedikit tuak atau arak ke atas tanah lalu meminum sisanya, tetapi sesungguhnya merupakan sebuah ritual yang sangat sakral untuk menghadirkan Tuhan Sang Dewa dan seluruh kekuatan gaib lainnya untuk menentukan kebenaran dan keadilan atas kasus sengketa yang dihadapi. Toh, dalam tradisi perang tanding pun, ritual adat bau lolon merupakan salah satu tahapan yang sangat penting untuk dilalui.

Apabila dilakukan secara benar, maka ritual adat tersebut akan memiliki kekuatan religius-magis yang sangat luar biasa melampaui perang tanding itu sendiri. Bahkan diyakini bahwa perang tanding tanpa didahului dengan ritual adat bau lolon, tidak akan memiliki kekuatan apa-apa.

Ya, barangkali tawaran yang saya ajukan ini boleh dibilang bersifat mistis, tapi saya yakin langkah ini bisa menolong mengatasi kemelut perang tanding yang saat ini menjadi momok bagi warga Adonara.

Oleh karena itu, menghadapi kasus Lamahala-Horowura saya menyarankan agar Pemkab Flotim bersama tokoh-tokoh adat setempat segera mengambil langkah-langkah cepat dan tepat untuk memerangi kemelut yang tengah dihadapi.

Langkah-langkah yang ditempuh aparat penegak hukum dengan mengidentifikasi dan menetapkan orang-orang yang bertanggung jawab atas kasus perang tanding tersebut juga ada benarnya. Tapi, kalau persoalan dasarnya tidak diselesaikan secara baik, maka apa yang dilakukan itu tidak akan menolong kedua belah pihak dalam merajut kembali relasi sosial yang sudah terlanjur rusak akibat konflik terbuka.
Sumber: Pos Kupang, 12 Maret 2010
Ket foto ilustrasi: Perang tanding antarwarga desa tak hanya terjadi di Adonara, Flores Timur. Di Papua, perang antarsuku kerap pula meletus. Gambar menunjukkan, puluhan orang membawa panah saat akan melaksanakan ritual adat kremasi jenazah korban perang suku, di Timika, Papua. Dalam tradisi masyarakat setempat, korban yang tewas di medan perang suku wajib diabukan jenazahnya. Foto ilustrasi: www.matanews.com
SEBARKAN ARTIKEL INI :

3 comments:

  1. IM really proud about your article. It open my eyes that in Lembata there is traditional paradigm that really wrong. I have just know. you really great posting this article. Im really proud...

    ReplyDelete
  2. IM really proud about your article. It open my eyes that in Lembata there is traditional paradigm that really wrong. I have just know. you really great posting this article. Im really proud...

    ReplyDelete
  3. Saya kaget melihat gambar dan isi berita. Dalam analisis wacana, sudah timbul suatu asumsi bahwa masyarakat Adonara 'sama' dengan masyarakat Irian. Dalam analisis wacana kritis ada teks, konteks, dan wacana. Oleh karena itu saya menyarankan adanya hubungan padu antara berita dan gambar.

    Perlu pengkajian mendalam untuk menyelesaikan masalah yang ada di Adonara dan sekitarnya secara menyeluruh dan komprehensif.
    Saya sangat yakin bahwa para intelektual dari Adonara dan tokoh dari elemen masyarakat yang lain dapat mengambil langkah persuasif untuk menyelesaikan persoalan ini.

    Kita mendukung adanya kemajuan-kemajuan di Adonara yang tentunya dipelopori oleh orang Adonara sendiri. Kalau tidak kemajuan dan persatuan yang dikedepankan saya yakin generasi muda tentu terus menyimpan wacana yang sudah terjadi hari ini.

    ReplyDelete

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger