Headlines News :
Home » » Jalan Poros Soe-Mutis Makin Parah

Jalan Poros Soe-Mutis Makin Parah

Written By ansel-boto.blogspot.com on Monday, March 15, 2010 | 12:38 PM

Jaringan jalan provinsi dari Soe hingga Nenas dan Nuapin di sekitar kaki sebelah barat Gunung Mutis di Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, enam tahun terakhir makin hancur.

Lapisan aspal pada jalan sepanjang 80 kilometer badan jalan terkelupas habis dan tinggal menyisakan lubang-lubang dan gundukan batu fondasi.

Menurut pantauan Kompas, Sabtu (13/3), jalan tersebut hanya bisa dilalui truk atau kendaraan khusus bergardan ganda.

Akibatnya, warga Desa Nenas dan Nuapin jika hendak bepergian ke Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, atau daerah lainnya harus mengandalkan empat truk milik warga Desa Nenas. Sementara angkutan pedesaan dari luar tidak berani melintas.

Padahal, kawasan sekitar Gunung Mutis merupakan sentra perekonomian Kabupaten Timur Tengah Selatan. Selain merupakan daerah cagar alam (12.000 hektar) dan hutan lindung (78.000 hektar), kawasan Mutis dan sekitarnya adalah daerah penghasil jeruk, bawang, kacang merah, kentang, wortel, dan kemiri. Daerah tersebut juga merupakan sentra ternak sapi. Potensi tambang marmer dan mangan juga tersebar di daerah itu.

”Sudah bertahun-tahun, kepada siapa pun pejabat yang berkunjung, kami memohon perbaikan jalan. Namun, sampai sekarang permintaan itu tidak pernah ditanggapi hingga masyarakat di kawasan ini merasa seperti terabaikan,” ungkap Simon Sasi. Simon pernah menjabat Kepala Desa Nenas selama 15 tahun.

Penegasan senada disampaikan penggantinya, Uria Kore dan Manuel Estepania dari badan perwakilan desa setempat.

Seperti Nuapin, Nenas adalah desa dalam kawasan hutan Cagar Alam Mutis, Kecamatan Fatumnasi. Desa Nenas berpenduduk sekitar 2.000 jiwa atau 446 keluarga. Desa ini setiap pekan menyuplai berton-ton wortel, daun bawang bombay, kacang merah, kentang, bawang merah, dan bawang putih ke pasar di Soe dan Kota Kupang.

Menurut Uria Kore, kondisi seperti ini sangat menghambat perkembangan ekonomi warga. Jaringan jalan yang lancar dan mulus sangat didambakan sebagai pendorong utama kemajuan masyarakat desa.

”Kami sangat mengharapkan jaringan jalan desa kami segera diperbaiki. Bahkan berbalut sirtu (pasir batu) pun kami syukuri,” katanya.

Menurut tokoh masyarakat Manuel Estepania, masyarakat Nenas sempat mengancam aksi mogok untuk tidak menanami kebun mereka dengan wortel, kentang, bawang, atau kacangan karena hasil panen sulit dipasarkan akibat buruknya transportasi antardesa.

”Ancaman itu sementara bisa diredam karena beruntung di desa kami ada empat truk yang terus beroperasi sebagai angkutan pedesaan meski kondisi jalan begitu buruk,” tutur Manuel.

Selain sektor pertanian, kawasan Mutis juga berpotensi untuk sektor pariwisata. Berketinggian 800-2.427 meter di atas permukaan laut, kawasan ini selalu mengembuskan kesejukan dari rimbunan tegakan pohon berusia tua yang didominasi jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan berbagai jenis pohon lainnya. (ANS)
Sumber: Kompas, 15 Maret 2010
Ket foto: Jalan Soe-Mutis (sekitar 100 kilometer) di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, sejak 6-7 tahun lalu hingga Sabtu (13/3) hanya bisa dilalui truk atau mobil bergardan ganda. Itu disebabkan badan jalan hancur dan menyisakan gundukan batu fondasi jalan.
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger