Pasca Kongres Padalarang

Oleh Ansel Deri

aktif di DPP Partai Demokrat &
Tenaga Ahli (A–558) DPR RI

KONGRES ke-II Partai Demokrat yang digelar selama tiga hari mulai hari Jumat–Minggu, 21-23 Mei 2010, di Gedung Sport Center Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat akhirnya memilih dan menetapkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum masa bakti 2010–2015.

Anas menang dalam penghitungan suara putaran kedua mengungguli Ketua DPR RI Marzuki Alie. Anas unggul 280 suara (53 persen) sedangkan Marzuki Alie memperoleh 248 suara (47 persen) dari 531 total suara dalam pemilihan dengan dua suara dinyatakan tidak sah. Pada putaran pertama, Anas meraih 236 suara, Andi 84 suara, dan Marzuki 209 suara.

Kemenangan Anas dalam dua kali putaran pemungutan suara seolah menjawab prediksi sejumlah pihak yang menjagokan Andi Mallarangeng. Pasalnya, dukungan terhadap Andi tak hanya dari sejumlah kader internal, para menteri KIB Jilid II dan sejumlah anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Andi juga mendapat dukungan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Sederhana

Terpilihnya Anas Urbaningrum sudah diprediksi jauh sebelumnya. Maklum saja. Anas sudah tak asing di lingkungan aktivis ormas kepemudaan. Ia dikenal sederhana, tenang, dan berkorban. Pria kelahiran Blitar 15 Juli 1969 ini menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam periode 1997–1999.

Pernah menjadi Anggota Tim Seleksi Parpol Peserta Pemilu (tim 11) Tahun 1999 dan Anggota Tim Revisi UU Politik (tim 7) Tahun 1998. Ia pernah menjabat Pimpinan Kolektif Nasional KAHMI tahun 2009. Bintangnya terus bersinar tatkala masuk dalam jajaran Komisi Pemilihan Umum tahun 2001–2005.

Di internal, ia menjabat Ketua Bidang Politik Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Kepercayaan terus ia kantongi setelah ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Partai Partai Demokrat DPR RI menggantikan Syarief Hasan yang diangkat jadi Menteri Koperasi dan UKM Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Di mata Viva Yoga, rekan sesama aktivis HMI, Anas sosok sederhana. “Selama dua tahun dia tidur di atas meja dengan beralas koran dan makan nasi padang saja," ujar Yoga. Dr Valina Singka, rekan Anas saat masih di KPU, menilai, Anas mampu menyelesaikan permasalahan yang rumit dengan sangat tenang. "Anas itu adik saya dan dia mampu menyelesaikan masalah dengan sangat tenang waktu di KPU dulu," puji Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik UI.

Pasca kongres

Jika dicermati, siapapun kader pasti sadar bahwa SBY masih menjadi figur sentral Partai Demokrat. Kondisi ini persis dialami saat berlangsung Pemilihan Umum tahun 2009 lalu. Namun demikian, sebagai figur demokrat sejati SBY adalah seorang yang punya visi jauh ke depan. Oleh karena itu, partai tak lagi mengandalkan kekuatan figur sehingga tentu menjadi hal lain yang serius diperhatikan dan diwujudkan ketua umum baru.

Mengapa? Ada impian SBY yang harus direalisasikan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Anas. Pertama, ke depan Partai Demokrat harus mampu menawarkan keunggulan-keunggulan politik yang dimilikinya kepada masyarakat. Keberadaan sosok ketua umum partai yang memiliki nilai jual politik tinggi, sistem, dan manajemen kepartaian modern serta arah kebijakan partai merupakan solusi bagi Partai Demokrat menjawab tantangan ke depan.

Kedua, SBY juga menginginkan Partai Demokrat menjadi partai tengah yang kuat dan modern melalui: (i) pemilihan kepemimpinan dan kepengurusan masa bakti 2010–2015; (ii), penetapan struktur organisasi partai yang baru agar lebih efektif untuk mengemban tugas-tugas ke depan; (iii), penyempurnaan AD/ART agar mencerminkan manajemen partai modern; dan (iv), penetapan garis-garis besar kebijakan strategi dan rencana aksi partai lima tahun ke depan.

Sumber: Pos Kupang, 26 Mei 2010