Warga pendatang di Tarakan, Kalimantan Timur, hingga Rabu (29/9) pagi masih dilanda ketakutan akibat bentrokan antarkelompok warga.
"Aku masih mengungsi di Asrama Brimob. Mohon doanya kami baik-baik saja," kata Yuliana Lelita, warga pendatang asal Surakarta, Jawa Tengah, melalui pesan telepon selulernya pagi ini.
Ia mengatakan hingga saat ini kondisi masih siaga satu dan mencekam. Warga pendatang dicekam ketakutan dan mengungsi. Mereka, lanjut dia, mengungsi ke daerah gunung-gunung, Asrama Brimob dan di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut Tarakan.
Menurut Lelita, sejak tadi malam, suku setempat melakukan aksi sweeping terhadap warga pendatang. "Mereka membakar rumah dan isunya mereka sampai penggal kepala," kata Lelita.
Suku setempat dan suku pendatang, lanjut dia, saling serang dengan senjata tajam di antaranya parang, mandau (senjata asli lokal) dan tombak.
Ia mengatakan sebelumnya memilih berada di dalam rumah. Namun karena kondisi semakin mencekam, ia dan anaknya yang berusia delapan tahun kemudian diungsikan di Asrama Brimob pada Rabu dini hari tadi.
"Tidak tahu sampai kapan mengungsi. Karena cuma bawa pakaian seadanya," ujar dia. Di tempat pengungsiannya di Asrama Brimob, kata dia, terdapat ratusan warga pendatang.
Bentrokan ini dipicu oleh kematian seorang warga bernama Abdullah, pemangku adat setempat yang tewas mengenaskan dengan sejumlah luka di sekujur tubuh. Kematian Abdullan diduga karena dibunuh oleh suku pendatang.
Ia menerangkan kondisi di Tarakan saat ini hujan. Di jalan-jalan banyak orang yang mengungsi dengan berjalan kaki. Penduduk pendatang sejak tadi malam berusaha ke bandara, karena ada penerbangan gratis keluar Tarakan. Namun hingga sekarang masih antre karena pesawat terbatas.
Warga pendatang dari Bojonegoro, Koendariyati mengatakan hingga saat ini aktivitas di Kota Tarakan masih lumpuh dan mencekam. "Pendatang berusaha keluar dari Tarakan dengan pesawat atau kapal," kata Koen melalui pesan pendek.
Pegawai negeri sipil di Tarakan ini mengatakan akan pulang ke Jawa jika kondisi semakin memburuk. Berkali-kali ia meminta doa agar selamat dari bentrokan suku. "Kami sudah di Bandara namun belum bisa keluar. Doakan bisa keluar dari Tarakan secepatnya ya," kata dia dengan pesan pendek.
Sumber: Tempo Interaktif, 29 September 2010
Ket foto: Kumpulan massa di Mesjid Al-Ma'rif
Ket foto: Kumpulan massa di Mesjid Al-Ma'rif
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!