BAYANGAN Sr Franseline, SSpS, tentang Addis Ababa, yang
kering kerontang, tandus, dan panas sirna. Biarawati yang akan memulai tugas
barunya sebagai misionaris di Sudan, itu tiba di Addis Ababa pada Ahad, 5 September
2010 pukul 11.30 waktu setempat.
Udara kota negara
Republik Demokratik Ethiopia yang terletak di Benua Afrika itu dingin dan hujan
terus mengguyur. Setelah mengurus visa ke Sudan, Sr Franseline, SSpS, didampingi
rekan-rekan biarawati sesama kongregasi yang bertugas di Addis Ababa,
berkesempatan melihat-lihat kota itu sebelum ia terbang ke Juba, ibu kota Sudan
Selatan.
“Addis Ababa sangat
indah. Setelah menelusuri beberapa tempat saya lihat para penghuni kota itu hidup
berdampingan dengan damai. Kaum wanitanya juga cantik seperti kebanyakan orang
Arab,” ujar Sr Franseline, SSpS kepada penulis melalui surat elektronik
(e-mail) dari Addis Ababa, Ethiopia, Selasa, 14/9 lalu.
Setelah proses visanya
selesai, seharusnya pada Senin, 13/9, pukul 10.00 waktu Addis Ababa biarawati
asal Pulau Adonara, Keuskupan Larantuka, Flores Timur, itu bertolak ke Juba.
Namun, penerbangan baru terjadi pada pukul 04.00 sore.
Saat itu seluruh
penumpang sudah di dalam pesawat, tetapi hujan lebat sekali sehingga para
penumpang disuruh turun. Penerbangan akhirnya ditunda sampai besok siang pukul
13.30.
“Seluruh penumpang
diinapkan di hotel yang disiapkan maskapai penerbangan. Hotel ini juga
menyediakan fasilitas internet sehingga saya bisa menghubungi rekan-rekan
suster di komunitas,” kata biarawati kelahiran Boto, Lembata, NTT, ini.
Menurut Sr
Franseline, SSpS, sebelum menjadi misionaris di Sudah ia bertugas di sebuah
komunitas SSpS di Bima, Nusa Tenggara Barat. Di Bima ada sebuah karya sosial di
bidang kesehatan yang ditangani para suster suster SSpS.
Namun, belum beberapa
lama mengemban misi sosial kemanusiaan itu, ia mendapat tugas baru di Sudan,
Afrika Selatan. Sebelum menjalani misinya di Benua Afrika, Sr Franseline, SSpS bertolak
ke Australia guna mengikuti kursus persiapan selama enam bulan.
Pada awal September
lalu, ia terbang ke Addis Ababa, Ethiopia, melalui Dubai, Uni Emirat Arab.
Tepat pada 5 September, ia menginjakkan kaki di Addis Ababa. Sebelum masuk Juba,
ia terus membayangkan negara tujuannya, Sudan, yang tinggal seminggu melakukan
jajak pendapat, referendum, untuk Sudan Selatan pada 9 Januari 2011.
“Kita semua perlu
berdoa agar referendum berjalan lancar, aman, dan damai agar nama Tuhan semakin
dimuliakan di muka bumi,” kata Sr Franselin, biarawati yang lahir sebagai anak
kedua pasangan Fransiskus Ola Ebang dan Ibu (Alm) Juliana Kebang de Ona.
Ansel Deri
Sumber: HATI BARU edisi Oktober 2010
Ket foto: Sr Franseline, SSpS (paling kiri) bersama
rekan-rekan suster di Komunitas SSpS Bima, Nusa Tenggara Bara
Foto: dok. pribadi
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!