Menjelang hari raya Natal, Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo memerintahkan Kepala Kepolisian Daerah se-Indonesia untuk mengamankan tempat ibadah, terutama gereja. Selain itu, polisi juga akan mengerahkan personilnya untuk menjaga hotel, restauran, dan tempat hiburan lainnya saat perayaan tahun baru 2011.
Pengamanan yang dinamakan operasi lilin itu, menurut Juru Bicara Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan, akan dilakukan mulai 23 Desember. Namun Iskandar mengaku belum mengetahui jumlah personil yang akan diturunkan dalam operasi tersebut. “Belum ada informasi jumlah personil dari Deputi Operasional,” kata Iskandar, Senin (6/12).
Untuk mencegah teror bom di gereja seperti beberapa tahun lalu, polisi akan bekerja sama dengan TNI, pengurus gereja, pemerintah daerah, dan pemuda setempat. Selain itu, Datasemen Khusus Anti-teror 88 dan Badan Intelijen Negara akan menganalisis ancaman teror, terutama di daerah prioritas seperti Medan, Surabaya, Jakarta, dan Nusa Tenggara. “Kami akan sterilkan lokasi tempat ibadah, seperti gereja besar,” kata dia.
Sebelumnya, 8-28 November 2010, seluruh Kepolisian Daerah menjalankan operasi pekat atau penyakit masyarakat. Operasi yang fokusnya menindak premanisme, kejahatan jalanan, dan perjudian itu menjaring anak-anak jalanan lebih dari seribu orang. Masing-masing: 1.170 anak terkait premanisme, 209 anak dijerat kejahatan jalanan, dan 241 anak terlibat perjudian.
Operasi itu juga menjaring 1059 perempuan yang diduga terlibat premanisme, 161 perempuan terkait judi, dan kejahatan jalanan 337 orang. Polisi juga menangkap 906 laki-laki yang merupakan target operasi dan 6.130 orang yang bukan target operasi. Namun polisi tidak menahan semua orang itu. Dari target operasi, yang ditahan hanya 537 orang dan 2.596 orang dari non-target operasi. “Sisanya mendapat binaan,” kata Iskandar.
Orang-orang yang ditangkap itu, lanjut dia, adalah bagian dari 668 kasus yang sedang dikembangkan polisi dan 3.542 kasus yang bukan target operasi atau merupakan pengembangan di lapangan. Dari penangkapan itu, polisi menyita uang tunai Rp 1 miliar, 18 senjata api, senjata tajam 257 pucuk, dan 454 kendaraan motor.
“Operasi itu telah menurunkan tingkat kejahatan hungga 32 persen,” kata Iskandar. Alasannya, pada bulan Oktober jumlah kasus kejahatan sekitar 22.330, sedangkan di bulan November tingkat kejahatan turun menjadi 15.136 kasus.
Sumber: Tempo Interaktif, 6 Desember 2010
Ket foto: Kapolri Timur Pradopo
Foto: dok. www.kampungtki.com
Ket foto: Kapolri Timur Pradopo
Foto: dok. www.kampungtki.com
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!