Headlines News :
Home » » Manfaat Ataukah Risiko untuk Pulau Semau?

Manfaat Ataukah Risiko untuk Pulau Semau?

Written By ansel-boto.blogspot.com on Friday, September 23, 2011 | 4:05 PM

Oleh Fary Dj Francis
Anggota Komisi V DPR RI

Ahirnya penantian panjang dan melelahkan dari saudara-saudara kita di Pulau Semau mencapai titik terang.Hari ini 23 September 2011 dermaga penyeberangan Hansisi yang direncanakan akan menghubungkan Pulau Semau , Pulau Timor dan pulau lainnya di Propinsi NTT mulai dibangun.

Gubernur NTT bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan akan melakukan peletakan batu pertama. Saya bersama rekan satu komisi Pak Saleh Husin dan Pak Yosep Nai Soi juga diundang untuk menyaksikan peristiwa bersejarah hari ini.


Secara konseptual keputusan untuk membangun sebuah infrastruktur pelabuhan seperti yang terjadi di Hansisi ini dilakukan karena ketersediaan sebuah pelabuhan dipandang akan membawa sejumlah manfaat antara lain manfaat sosial, ekonomi maupun budaya, misalnya meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperluas cakrawala pengalaman maupun persepsi masyarakat tentang kebinekaan, dan meningkatnya status kesehatan penduduk setempat, dan lain-lain.

Dengan kata lain pelabuhan Hansisi akan membawa perubahan pada masyarakat Pulau Semau sendiri. Meskipun demikian harus diakui pula bahwa, sejarah kehadiran pelabuhan di Indonesia juga mencatat banyak keresahan ketika manfaat yang diharap-harapkan justru mengalir ke pihak luar dan penduduk lokal seringkali hanya menjadi obyek penderita dari skenario pembangunan pelabuhan.


Peningkatan taraf hidup masyarakat petani dan nelayan Semau sesungguhnya merupakan kata kunci lolosnya usulan pembangunan dermaga tersebut ketika saya, pak Saleh Husin dan pak Yosep Nai Soi menggagas usulannya di Komisi V DPR RI 2 tahun lalu. Seperti gayung bersambut, gagasan ini ternyata mendapat dukungan dari seluruh warga Semau.

Dalam pertemuan di desa Bokonusan Semau pada bulan November 2010 ketika saya membocorkan perihal rencana pembangunan dermaga tersebut, saya menyaksikan hasrat mereka untuk menyongsong perubahan itu meluap-luap. Salah satu di antaranya adalah tekad mereka untuk menjadikan Semau sebagai sentra produksi sayuran dan buah-buahan seperti bawang, tomat, sawi, kol, lombok, timun dan terong. Sementara buah-buahan yang menjadi andalan pulau ini adalah semangka, mangga udang, dan pisang.

Dari laut, warga Semau telah memiliki rencana besar untuk menjadikan pulau ini sebagai produsen rumput laut kualitas super dengan didukung oleh produk perikanan tangkap baik perikanan permukaan maupun laut dalam, yang selama ini menjadi sandaran hidup mereka turun temurun. Di dermaga itu sendiri penduduk Semau telah memiliki angan-angan untuk menjadi pemilik atas petak kios, lapak jualan, warung makan, area parkir, bahkan staf pengelolanya.


Mimpi masyarakat Semau untuk menjadi tuan di negeri mereka adalah sebuah kewajaran karena sesungguhnya mereka telah terlibat langsung dalam investasi besar tersebut. Sehingga, menurut hemat saya penyediaan dermaga Hansisi dan dampak positif maupun negatifnya terhadap masyarakat Semua harus menjadi kepedulian semua pihak, termasuk masyarakat Semau sendiri.

Tanpa kepedulian atau keberpihakan yang lebih nyata kepada mereka, niscaya kehadiran dermaga penyeberangan Hansisi akhirnya hanya akan menjadi monumen kenangan yang akan menorehkan catatan kegagalan dalam hati masyarakat .
Saya kira banyak contoh bisa dikemukakan mengenai pembangunan dermaga yang pada akhirnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satunya pembangunan dermaga Sangkapura, Bawean Jawa Timur yang diselesaikan sejak 2008, namun hingga kini belum digunakan.

Akibatnya, bangunan yang dibangun tersebut mangkrak, beberapa bagian bangunan sudah rusak. Mulai dari aspal yang megelupas, atap yang jebol, dan beberapa beton dermaga yang mulai longsor. Dermaga Sangkapura, Bawean belum bisa dioperasikan karena ketinggian air laut di sekitar dermaga terlalu dangkal, sehingga dikhawatirkan kapal besar yang sandar akan kandas.

Di sekitar dermaga ada beberapa batu karang yang harus disingkirkan, jika tidak kapal yang berusaha sandar akan tersangkut di sana, tentu ini membahayakan sekali. Tapi hingga saat ini kabarnya belum ada kejelasan kapan dermaga itu dikeruk dan akan dioperasikan. Dari informasi ini menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan pelabuhan yang kurang matang dan kurangnya komitmen pemanfaatan dermaga dari piha-pihak terkait telah menyebabkan bangunan dermaga menjadi mubazir. Oleh karena itu saya berharap bahwa apa yang terjadi pada pembangunan Dermaga Sangkapura Bawean diatas tidak terjadi pada pembangunan pelabuhan Hansisi.

Saya baru saja kembali dari Pulau Semua 3 minggu yang lalu dan menemukan bahwa semangat dan tekad mereka untuk menjadi aktor utama dalam konfigurasi pembangunan dermaga Hansisi tidak pernah surut.

Dalam pertemuan dengan anggota masyarakat di desa Oenasila Semau Selatan untuk kesekian kalinya, terungkap harapan akan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah kabupaten Kupang maupun pemerintah provinsi yang berpihak pada masyarakat Semau, karena selama 66 tahun merdeka, menurut catatan mereka prasarana pelabuhan inilah karya infrastruktur perhubungan pertama yang akan membawa dampak luas terhadap upaya peningkatan kesejahteraan mereka, meskipun ruas jalan maupun moda transportasi darat penghubung antara kecamatan dan desa di pulau itu masih dalam kondisi di bawah standar.

Keberpihakan kini menjadi kata kunci yang harus menjadi pegangan pemerintah daerah dalam rangka menjaga keseimbangan antara derasnya arus luar yang mungkin segera akan masuk bersamaan dengan saratnya muatan kepentingan luar dan kesigapan masyarakat Semau untuk mengantisipasi ekses negatif yang mungkin menyertainya.

Keberpihakan yang saya tandaskan di sini hendaknya tidak pula dipahami sebagai diskriminasi, melainkan sebuah tindakan nyata pemerintah untuk mendorong terbangun-nya kolaborasi dan interaksi yang me-nempatkan masyarakat Semau dalam posisi yang setara dengan saudara-saudaranya dari berbagai belahan NTT dan Indonesia yang berhasrat untuk mengadu perun-tungan di sana. Momen peletakan batu pertama hari ini harus menjadi langkah awal pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk membuktikan keberpi-hakan tersebut. Dari sini kita semua dapat mulai membaca arah dari kolaborasi yang ideal tadi.

Peluang sudah ada di depan mata. Tinggal bagaimana masyarakat Semau dan pemerintah daerahnya mengelolanya. Apakah akan membawa manfaat seperti yang diimpikan atau malahan menjadi resiko yang akan terus disesali sepanjang sejarah. Kitalah, masyarakat Semau dan pemerintah daerah yang dapat memastikannya. Sejak hari ini.
Sumber: Pos Kupang, 23 September 2011
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger