Kekerasan terhadap pers terjadi lagi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wartawan Harian Erende Pos Endang Sidin diancam dibunuh.
Ancaman muncul gara-gara ia memberitakan seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Rote Ndao bernama John Therik memenangi tender proyek. John diberitakan memenangi tender proyek Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) APBN 2011 di senilai Rp187 juta di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain.
"Kemarin (Kamis, 15/12), saya mewawancarai panitia lelang proyek PPIP yang dimenangkan CV Tugu Mandiri yang diduga milik John Therik," katanya saat dihubungi wartawan dari Kupang, Jumat (16/12).
Menurut Endang, tender menyimpang dari aturan karena John adalah PNS aktif yang berdasarkan aturan dilarang terlibat dalam tender proyek.
Pada Kamis pukul 22.00 Wita, John menghubungi Endang lewat telepon dan mengancam menghabisinya jika menurunkan berita mengenai pemenangan tender proyek tersebut. John juga menanyakan alasan wartawan mempersoalkan prosedur tender yang sudah berlangsung.
"Kalau saya ikut tender, mengapa Anda sewot," kata Endang menirukan Jhon. Sebelum Endang selesai menjelaskan, John langsung menutup telepon. Atas ancaman itu Endang segera menelepon Kapolres Rote Ndao Ajun Komisais Besar Widy Atmono untuk melaporkan ancaman tersebut.
Ia mengatakan, ancaman tersebut masih berlanjut pada Jumat sekitar pukul 10.00 saat ia menemui Sekretaris Daerah (Sekda) Rote Ndao Agustinus Oragero untuk menanyakan alasan PNS diperbolehkan mengikuti tender proyek.
Namun, ketika ia tiba di kantor bupati, John mengejar sambil mengacungkan tangan hendak memukul wartawan itu. Tetapi Endang segera berlari untuk menyelamatkan diri ke ruangan Sekda. "John ikut menerobos masuk namun dihadang oleh Sekda," katanya.
Meski demikian, John tetap mengeluarkan ancaman. Karena terancam, Endang menghubungi kembali Kapolres Rote Ndao melalui telepon selulernya, namun tidak dijawab. Ia kemudian menghubungi anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) asal NTT Sarah Lery Mboeik dan menyampaikan ancaman dan penyekapan itu.
Lery selanjutnya menelepon Kapolda NTT Brigjen Ricky Sitohang. Setelah 30 menit, Endang dievakuasi oleh mobil satuan lalu lintas Polres Rote Ndao dari ruang kerja Sekda untuk kembali ke rumahnya.
Kekerasan terhadap wartawan di Rote juga terjadi pada 11 dan 12 Desember lalu. Rumah wartawan tabloid Rote Ndao News Dance Henuk di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain, dibakar massa yang mengakibatkan seorang anak korban tewas. Kekerasan terhadap Dance terkait pemberitaan kasus korupsi.
Sumber: Media Indonesia, 16 Desember 2011
Ket foto: Sarah Lery Mboeik
Ket foto: Sarah Lery Mboeik
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!