Sultan: Dilantik Presiden Bukan Soal Menang-Kalah

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pelantikan dia secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan perkara menang dan kalah. “Pelantikan ini bukan soal kemenangan dan kekalahan,” kata Sultan usai pelantikan dia di Istana Gedung Agung Yogyakarta, Rabu 10 Oktober 2012.

Selama ini perjuangan untuk mendapatkan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta penuh jalan berliku selama lebih dari sepuluh tahun. Perdebatannya pun alot. Sultan menganggap itu semua sebagai bagian dari sejarah. “Ini menjadi sejarah masyarakat, khususnya Yogyakarta tentang apa yang diharapkan akhirnya terealisasi. Ini bukan semata-mata untuk Keraton dan Pakualaman,” kata dia.

Ia merujuk pada Undang-Undang No 3 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Keistimewaan Yogyakarta. Menurut dia, pada undang-undang itu, keistimewaan Yogyakarta begitu utuh. “Undang-Undang nomor 3 tahun 1950 itu akhirnya utuh. Kini, keistimewaan sudah tercantum semua di dalam Undang-Undang 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta,” kata dia.

Sultan menyatakan, pemindahan lokasi pelantikan dari yang direncanakan sebelummnya di Keraton Yogyakarta menjadi Istana Gedung Agung, bukanlah motif pemerintah pusat untuk tidak menghargai tradisi Yogyakarta. “Tidak masalah dipindah ke Gedung Agung, karena pemindahan itu pun juga sesuai peraturan pemerintah 5 Oktober nomor 78 tahun 2012. Presiden yang melantik langsung,” kata dia.

Sumber: Tempo.co, 10 Oktober 2012.

Ket foto: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) meyaksikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X menandatangani surat pelantikan gubernur dan wakilnya di Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung di Yogyakarta, DIY, Rabu (10/10).