Darmawan Sepriyossa, jurnalis yang dituding berada di
balik peredaran tabloid Obor Rakyat, memberikan klarifikasi kepada Tempo. Ia
mengaku terlibat setelah sebelumnya diajak oleh Setiyardi, Deputi Staf Khusus
Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial.
Dalam surat elektroniknya, Darmawan mengaku dihubungi
oleh Setiyardi untuk mencari pengamat politik yang mampu membuat artikel di
tabloid politik dengan tema "Kekuatan PDI Perjuangan" seusai
pemilihan legislatif 2014 lalu. Darmawan lalu menghubungi Gun Gun Heryanto yang
merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Saat itu Setiyardi meminta pertimbangan Darmawan mengenai
honor untuk tulisan sebanyak 3.500 karakter tersebut. “Saya jawab, mungkin Rp 2
juta. Saya juga berpesan agar honor dibayarkan paling telat dua hari setelah
tulisan diterbitkan,” kata Darmawan seperti dikutip dalam surat elektroniknya
kepada Tempo, Jumat, 13 Juni 2014.
Darmawan mengaku saat itu sudah menanyakan kepada
Setiyardi siapa saja pengelola tabloid tersebut. “Setiyardi mengaku belum ada,”
katanya.
Ia mengaku menerima tawaran Setiyardi untuk mengelola
tabloid tersebut karena prihatin dengan adanya media massa mainstream saat ini
yang justru tengah mabuk euforia. Bersama Setiyardi, Darmawan melihat media
massa saat ini hanya bisa bertepuk tangan dan tak lagi mampu menyemprit,
terutama pada Jokowi.
“Lupa pada tugasnya sebagai anjing penjaga (watch dog),
media sebenarnya tengah meninggalkan Pak Jokowi sendirian, tanpa pihak yang
setia memberikan peringatan,” tutur Darmawan.
Terkait dengan nama samaran yang digunakannya dalam
tabloid Obor Rakyat itu, Darmawan berkilah hal tersebut sebagai bentuk kode
etik sebagai jurnalis di media tempatnya bekerja sekarang, yakni Inilah.com.
“Tak mungkin saya bekerja pada dua media tanpa dikenai sanksi pemecatan dari tempat saya bekerja,” ucapnya. Namun ia tidak menjelaskan alasan pencantuman alamat fiktif dalam tabloid Obor Rakyat.
“Tak mungkin saya bekerja pada dua media tanpa dikenai sanksi pemecatan dari tempat saya bekerja,” ucapnya. Namun ia tidak menjelaskan alasan pencantuman alamat fiktif dalam tabloid Obor Rakyat.
Seperti diketahui, selama beberapa pekan telah beredar
tabloid Obor Rakyat yang menuding Jokowi dengan isu SARA dan tudingan korupsi
yang dilakukan oleh Jokowi. Dua hari lalu, tabloid Obor Rakyat edisi kedua
kembali beredar di Jember.
Berita utama yang diangkat dalam tabloid Obor edisi kedua
adalah "1.001 Topeng Pencitraan". Pemberitaan tabloid tidak satu pun
yang memberitakan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa.
Sumber: Tempo.co, 13 Juni 2014
Ket foto: Tabloid Obor Rakyat
Ket foto: Tabloid Obor Rakyat

0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!