Dinamika Konferensi Cabang
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan se-daratan Flores Lembata yang digelar di
Kota Bajawa, Kabupaten Ngada, 11 Maret 2015 sempat diwarnai ricuh sekitar pukul
23.00 wita malam jelang pengukuhan para DPC terpilih.
Sekretaris Demisioner DPC PDIP
Kabupaten Lembata, Ferdinandus Koda bersama para pengurus DPC PDIP Lembata
lainnya serentak dan kompak melontarkan interupsi keras sambil berjalan menuju
meja pemimpin Forum Konfercab ketika pimpinan forum Konfercab Dr Andreas Hugo
Parera hendak melakukan pengukuhan kepengurusan baru DPC terpilih se-daratan
Flores-Lembata.
Atas kejadian ini unsur
Pimpinan DPP PDIP tingkat pusat yang hadir dalam acara konfercab PDIP
se-daratan Flores-Lembata, Dr Andreas Hugo Parera mengambil langkah memutuskan
pending sementara untuk pengesahan kepengurusan baru DPC PDIP kabupaten Lembata
sambil membuka kembali ruang bagi DPC PDIP Lembata untuk melakukan proses
musyawarah mufakat secara kedalam hingga mencapai titik kesepakatan bersama.
“Menimbang aspirasi dan
dinamika kawan-kawan PDIP Lembata dalam forum ini, maka saya memutuskan khusus
untuk Lembata dipending dan kita memberi ruang untuk dilakukan musyawarah
mufakat kedalam hingga mencapai titik kesepakatan bersama. Kita beri waktu 2
jam untuk menuntaskan itu, jika tidak mencapai kesepakatan kita beri waktu satu
hari, jika belum juga mencapai kesepakatan kita berikan lagi waktu dua hari
untuk menyelesaikan secara musyawarah mufakat ke dalam,” ungkap Dr Andreas Hugo
Parera.
Dia menambahkan gelar
konsolidasi PDIP melalui Konfercab se-daratan Flores-Lembata dilaksanakan guna
menyambut tahun-tahun berikutnya yang diyakini akan dipenuhi dinamika sosial,
ekonomi maupun politik di berbagai sektor perjalanan bangsa Indonesia.
Menurut Sekretaris Demisioner
DPC PDIP Lembata, Ferdinandus Koda, Lembata mengajukan protes keras karena proses yang berjalan tidak sesuai dengan
mekanisme dan aturan partai yang berlaku.
“Proses ini tidak sesuai
dengan mekanisme dan aturan partai yang berlaku. Pertama, Yance itu tidak
berhak menjadi calon karena berdasarkan amanat SK 066 dan 067 orang yang berhak
menjadi calon adalah orang yang secara berturut-turut menjadi pengurus di
tingkat ranting, tingkat kecamatan dan atau tingkat kabupaten selama lima
tahun, sementara Yance baru bergabung dengan PDIP Lembata empat tahun terakhir
dan juga memiliki KTA Bekasi yang dimutasikan ke Lembata. Saya menganggap
proses di sana tidak berjalan dengan baik,” tegas Ferdinandus.
Dia menyebut permainan selama
ini hingga Lembata tidak tenang, tidak kondusif, tidak tenteram, rakyat juga
tidak tenteram, akibat ulah orang-orang ini. Dia mengancam jika DPP PDIP tetap
memaksa konstruksi seperti saat ini, dia dan barisannya akan lebih memilih
berada diluar organisasi.
“Saya serahkan kembali ke DPP,
karena kalau deadlook harus kembali kesana. Sikap saya kalau saya tidak
terpilih harus proses ulang dan jangan mereka-mereka itu. Silahkan proses ulang
sesuai dukungan berikutnya,” tegas Sekretaris Demisioner DPC PDIP Lembata,
Ferdinandus Koda.
Sumber: zonalinenews.com, 12
Maret 2015
Ket foto: Sekretaris Demisioner DPC PDIP Lembata, Ferdinandus Koda
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!