BUPATI Lembata, Eliaser Yentji Sunur "disandera" selama lima
jam oleh pedagang yang belakangan ini berjualan di Pasar Lama, dekat Taman
Swaolsa Titen, Lewoleba. Para pedagang itu "menyandera" bupati hingga
gagal mengikuti sidang paripurna pelantikan anggota antarwaktu DPRD Lembata,
Stanis Sabon, S,IP.
Para pedagang juga menuding
pemerintah tidak memihak kepentingan pedagang di Pasar Pada. Bupati Sunur malah
disebut pilih kasih, menganakemaskan pedagang di Pasar TPI Lewoleba.
"Kami ini orang kecil,
tapi karena orang kecil inilah sekarang engkau duduk di kursi nomor satu di
Lembata ini. Jadi kami minta jangan pilih-pilih kasih. Kalau kami ditertibkan
dengan mengatasnamakan peraturan daerah, maka tertibkan juga pedagang di TPI
karena mereka juga melanggar peraturan daerah."
Demikian kalimat yang meluncur
dari mulut para pedagang yang berjualan sementara di pasar dadakan itu saat
melakukan aksi di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Lembata, Senin (20/4/2015) pagi.
Para pedagang ke rujab dengan
berjalan kaki dari lokasi tempat jualan di dekat Taman Swaolsa Titen, tak jauh
dari Rujab Bupati Lembata. Awalnya mereka menyerbu Gedung DPRD Lembata yang
sedang dalam persiapan pelantikan anggota DPRD Antarwaktu, Stanis Suban, S.IP,
menggantikan Lambertus Bruno Demon yang meninggal dunia beberapa bulan lalu.
Namun berkat kesigapan aparat
kepolisian, para pedagang itu berhasil dihalau dari Gedung Peten Ina, Lewoleba.
Gagal menduduki Gedung Dewan, para pedagang itu langsung bergerak menuju Rujab
Bupati Lembata. Mereka ingin bertemu dengan Bupati Sunur guna menumpahkan unek-uneknya.
Rupanya kedatangan
"tamu" itu membuat aparat polisi pamong praja yang sedang bertugas
kalang kabut. Pasalnya, agenda Bupati Sunur pagi itu, adalah menghadiri acara
pelantikan anggota DPRD yang diagendakan sekitar pukul 09.00 Wita.
Saat pedagang tiba di rumah
jabatan bupati, aparat kepolisian dari Polres Lembata juga sudah mengamankan
tempat itu. Bahkan aparat TNI dan Brimob pun siaga di rumah dinas yang
ditempati orang nomor satu di Kabupaten Lembata itu.
Setelah tiba, para pedagang
langsung menumpahkan semua kekesalannya terhadap Bupati Sunur. Mereka menilai
Bupati Sunur berat sebelah, lebih memihak pedagang Pasar TPI ketimbang pedagang
yang berjualan di Pasar Pada, menganakemaskan pedagang di TPI dan
menganaktirikan pedagang di Pasar Pada, serta pelbagai penilaian lainnya.
Bahkan salah seorang penjual
sayur, Mama Barek (45), namanya, melontarkan kalimat yang tak senonoh. Ia
mencerca bupati dengan kata-kata yang tak elok didengar. Ternyata, mama Barek
di kalangan pedagang, dikenal sebagai seorang pedagang yang mengalami gangguan
kejiwaan.
Meski diketahui sebagai orang
kurang waras, namun para pedagang malah membiarkannya "beraksi".
Dengan sebuah batu yang digenggamnya di tangan kanan, ia melontarkan berbagai
kalimat, diantaranya mendesak Bupati Sunur bertemu dengan para pedagang itu.
Ia juga mengungkapkan
pengalaman pahit yang dialaminya beberapa tahun lalu, saat ia juga masih ikut
berjualan di Blok M Lewoleba. Meski dianggap kurang waras, tapi saat
berkata-kata, malah apa yang disampaikannya diakui pedagang lainnya sebagai hal
yang benar.
Sumber: PosKupang.com, 21 April 2015
Ket foto: Bupati Eliaser
Yentji Sunur
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!