TIGA puluh tahun lebih, ia bergelut dalam dunia bisnis. Kini, ia mengabdi
menjadi wakil rakyat. Ia bertekad mengurangi kesenjangan ekonomi rakyat NTT.
Nama Johnny G. Plate ada dalam daftar anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2014-2019. Dalam Pemilihan Umum (Pemilu)
Legislatif 2014 lalu, Johnny mampu meraup 33.704 suara di daerah pemilihan Nusa
Tenggara Timur I. Dengan perolehan suara sebanyak itu, pengusaha yang anggota
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini pun melenggang mulus ke Senayan.
“Sepertinya, saya memang diberi kesempatan untuk terjun
di dunia politik. Saat ini, saya memiliki waktu senggang yang banyak. Tiga anak
saya sudah selesai kuliah. Waktunya berkarya nyata bagi daerah saya,” ujar pria
kelahiran Ruteng, Flores, NTT, 10 September 59 tahun silam ini.
Dengan modal pengalaman dalam dunia bisnis lebih dari 30
tahun, Johnny bertekad mengurangi kesenjangan ekonomi di NTT. “Mudah-mudahan
dalam waktu lima tahun ke depan, saya bisa menjalankan kewajiban saya
memperbaiki kesenjangan ekonomi di NTT. Tentu harus bahu-membahu bersama
pemerintah daerah,” tekadnya. Berbekal pengalaman mengelola beberapa
perusahaan, Johnny berharap mampu memberikan solusi bagikemiskinan yang akut di
daerah NTT.
Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR ini, kini duduk di
Komisi XI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan, dan perbankan. Ia
mengatakan, siap mengawal dan mengawasi penggunaan dana bantuan desa yang
berjumlah hingga 20 triliun rupiah. Dana ini, menurut Johnny, harus disalurkan
demi mempercepat pertumbuhan ekonomi pedesaan, serta mengurangi jurang antara
si miskin dan si kaya.
Selain itu, ia juga ingin berfokus memerangi persoalan
perdagangan manusia yang marak di daerah pemilihannya. Melalui fungsi
legislasi, ia akan berjuang mem bidani undang-undang perlindungan tenaga kerja
dan undang-undang terkait hak ulayat warga.
Johnny lahir dan tumbuh dalam keluarga yang sederhana.
Sang ayah seorang tenaga kesehatan di kampung. Sementara sang bunda seorang
guru. Perjuangan orangtua membesarkan tujuh anak, menorehkan kesan mendalam
dalam benak Johnny. Ia selalu berkaca kepada jerih lelah sang bunda yang pada
usia 15 tahun telah bekerja sebagai guru. “Orangtua menjadi model bagi saya
dalam menjalani kehidupan ini,” ujar Johnny.
Kala kanak-kanak, Johnny ingin menjadi seorang dokter.
Cita-cita ini terbit, lantaran ia kerap melihat pekerjaan sang ayah sebagai
tenaga medis. Namun, ketika Johnny tumbuh semakin besar, benih panggilan imamat
sempat hinggap di pelupuk hatinya, karena ia sering bersua dengan para imam.
“Saya semakin kagum dengan sosok romo. Ia tahu banyak hal. Umat di daerah saya
juga sangat menghargai seorang romo,” ujarnya.
Maka selepas sekolah dasar, Johnny langsung mendaftarkan
diri masuk Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, Flores. Tempaan pendidikan
seminari membuat pribadi Johnny kian matang. Tapi itu tak berlangsung lama. Ia
memilih keluar dari seminari, karena ingin mengambil jurusan ilmu alam, yang
kala itu tidak ada di seminari.
Johnny pun melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Ruteng,
Manggarai, Flores. Ia ingin menjadi bagian dari Angkatan Laut negeri ini. Tapi
ke inginan ini ditolak orangtua. Ia pun menuruti kata orangtuanya.
Jadi pengusaha
Karena cita-citanya tak direstui orang tua, Johnny
memilih hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Ia masuk Fakultas
Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Entah dari mana, jiwa
wirausaha tumbuh dalam dirinya. Sembari kuliah, Johnny berbisnis.
Pada masa Orde Baru, pemerintah gencar melakukan program
transmigrasi. Johnny bersama rekan-rekannya melihat ada peluang usaha dalam
program itu, terutama dalam bidang pertanian. Johnny pun memulai berbisnis
penyediaan alat-alat pertanian bagi para transmigran. Usaha ini berkembang
pesat hingga berskala nasional.
Setelah menamatkan kuliah, Johnny terjun total dalam
dunia usaha. Bahkan, ia berani mengambil keputusan untuk menjalin kerja sama
dagang dengan perusahaan- perusahaan di luar Indonesia.
Tak hanya bidang pertanian, Johnny merambah beberapa
bisnis lain, seperti penyedia simulator pesawat terbang dan pembangunan jalur
rel kereta api di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dalam bisnis simulator
pesawat terbang, Johnny menjalin relasi dengan perusahaan di Amerika Serikat,
Inggris, serta Spanyol.
Kini, bisnis Johnny telah tersebar di pelosok negeri ini.
Ia adalah salah satu pengusaha yang membidani kelahiran perusahaan penerbangan
Air Asia. Ia juga memiliki usaha perkebunan kelapa sawit dan properti. Lebih
dari 7000 karyawan berkarya di perusahaannya.
Gelombang perubahan pada 1998, mem buat Johnny terpanggil
terjun dalam dunia politik. Ia menjadi aktor utama kelahiran Partai Katolik
Demokrat, yang kemudian men jadi Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia.
Pengalaman terjun dalam dunia politik, membuat relasi
politik Johnny kian bertambah dan meluas. Hingga kemudian ia melabuhkan
panggilan politiknya ke Partai Nasdem. Melalui partai politik ini, Johnny
terpilih sebagai wakil rakyat.
Johnny G. Plate
TTL : Ruteng, Flores, NTT, 10 September 1956
Istri : Maria Ana S.
Anak : Pricilla Maria Plate, Patrisia Maria Plate, David
Agustinus Plate
Pendidikan:
• SDN 1 Reo, Manggarai, Flores
• SMP St Pius XII Kisol, Manggarai, Flores
• SMAN 1 Ruteng, Manggarai, Flores
• Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya Jakarta
Organisasi:
• Anggota PMKRI Jakarta
• Anggota Menwa Batalyon XI Mahajaya Jakarta
• Ketua Dewan Pertimbangan Partai Kesatuan Demokrasi
Indonesia (PKDI)
• Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia
(ISKA)
• Penasihat Presidium Pusat Pemuda Katolik (PK)
Pekerjaan:
• Departemen Keuangan, Manajer Operasi PT Anugerah Group
(1982-1996)
• Deputy President PT Dwipangga Group (1996-1998)
• Direktur Utama PT Gajendra Adhi Sakti (1998-2000)
• Komisaris PT PJB Power Service (2005-2011)
• CEO Group Bima Palma Group (2005-2013)
• Komisaris PT Air Asia (2005-2013)
• Chairman PT Mandosawu Putratama Sakti (2006-2013)
• Komisaris Utama PT Aryan Indonesia (2007-2013)
• Direktur Utama PT Air Asia Investama (2012-2013)
• Anggota DPR RI (2014-sekarang)
Sumber: Hidup, 10 April 2015
Ket foto:Johnny G Plate
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!