Headlines News :
Home » , » Johnny G. Plate: Panggilan Politik Mengatasi Kemiskinan NTT

Johnny G. Plate: Panggilan Politik Mengatasi Kemiskinan NTT

Written By ansel-boto.blogspot.com on Sunday, April 19, 2015 | 12:01 AM

TIGA puluh tahun lebih, ia bergelut dalam dunia bisnis. Kini, ia mengabdi menjadi wakil rakyat. Ia bertekad mengurangi kesenjangan ekonomi rakyat NTT.

Nama Johnny G. Plate ada dalam daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2014-2019. Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 lalu, Johnny mampu meraup 33.704 suara di daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur I. Dengan perolehan suara sebanyak itu, pengusaha yang anggota Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini pun melenggang mulus ke Senayan.

“Sepertinya, saya memang diberi kesempatan untuk terjun di dunia politik. Saat ini, saya memiliki waktu senggang yang banyak. Tiga anak saya sudah selesai kuliah. Waktunya berkarya nyata bagi daerah saya,” ujar pria kelahiran Ruteng, Flores, NTT, 10 September 59 tahun silam ini.

Dengan modal pengalaman dalam dunia bisnis lebih dari 30 tahun, Johnny bertekad mengurangi kesenjangan ekonomi di NTT. “Mudah-mudahan dalam waktu lima tahun ke depan, saya bisa menjalankan kewajiban saya memperbaiki kesenjangan ekonomi di NTT. Tentu harus bahu-membahu bersama pemerintah daerah,” tekadnya. Berbekal pengalaman mengelola beberapa perusahaan, Johnny berharap mampu memberikan solusi bagikemiskinan yang akut di daerah NTT.

Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR ini, kini duduk di Komisi XI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan, dan perbankan. Ia mengatakan, siap mengawal dan mengawasi penggunaan dana bantuan desa yang berjumlah hingga 20 triliun rupiah. Dana ini, menurut Johnny, harus disalurkan demi mempercepat pertumbuhan ekonomi pedesaan, serta mengurangi jurang antara si miskin dan si kaya.

Selain itu, ia juga ingin berfokus memerangi persoalan perdagangan manusia yang marak di daerah pemilihannya. Melalui fungsi legislasi, ia akan berjuang mem bidani undang-undang perlindungan tenaga kerja dan undang-undang terkait hak ulayat warga.

Johnny lahir dan tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Sang ayah seorang tenaga kesehatan di kampung. Sementara sang bunda seorang guru. Perjuangan orangtua membesarkan tujuh anak, menorehkan kesan mendalam dalam benak Johnny. Ia selalu berkaca kepada jerih lelah sang bunda yang pada usia 15 tahun telah bekerja sebagai guru. “Orangtua menjadi model bagi saya dalam menjalani kehidupan ini,” ujar Johnny.

Kala kanak-kanak, Johnny ingin menjadi seorang dokter. Cita-cita ini terbit, lantaran ia kerap melihat pekerjaan sang ayah sebagai tenaga medis. Namun, ketika Johnny tumbuh semakin besar, benih panggilan imamat sempat hinggap di pelupuk hatinya, karena ia sering bersua dengan para imam. “Saya semakin kagum dengan sosok romo. Ia tahu banyak hal. Umat di daerah saya juga sangat menghargai seorang romo,” ujarnya.

Maka selepas sekolah dasar, Johnny langsung mendaftarkan diri masuk Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, Flores. Tempaan pendidikan seminari membuat pribadi Johnny kian matang. Tapi itu tak berlangsung lama. Ia memilih keluar dari seminari, karena ingin mengambil jurusan ilmu alam, yang kala itu tidak ada di seminari.

Johnny pun melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Ruteng, Manggarai, Flores. Ia ingin menjadi bagian dari Angkatan Laut negeri ini. Tapi ke inginan ini ditolak orangtua. Ia pun menuruti kata orangtuanya.

Jadi pengusaha

Karena cita-citanya tak direstui orang tua, Johnny memilih hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Ia masuk Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Entah dari mana, jiwa wirausaha tumbuh dalam dirinya. Sembari kuliah, Johnny berbisnis.

Pada masa Orde Baru, pemerintah gencar melakukan program transmigrasi. Johnny bersama rekan-rekannya melihat ada peluang usaha dalam program itu, terutama dalam bidang pertanian. Johnny pun memulai berbisnis penyediaan alat-alat pertanian bagi para transmigran. Usaha ini berkembang pesat hingga berskala nasional.

Setelah menamatkan kuliah, Johnny terjun total dalam dunia usaha. Bahkan, ia berani mengambil keputusan untuk menjalin kerja sama dagang dengan perusahaan- perusahaan di luar Indonesia.

Tak hanya bidang pertanian, Johnny merambah beberapa bisnis lain, seperti penyedia simulator pesawat terbang dan pembangunan jalur rel kereta api di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dalam bisnis simulator pesawat terbang, Johnny menjalin relasi dengan perusahaan di Amerika Serikat, Inggris, serta Spanyol.

Kini, bisnis Johnny telah tersebar di pelosok negeri ini. Ia adalah salah satu pengusaha yang membidani kelahiran perusahaan penerbangan Air Asia. Ia juga memiliki usaha perkebunan kelapa sawit dan properti. Lebih dari 7000 karyawan berkarya di perusahaannya.

Gelombang perubahan pada 1998, mem buat Johnny terpanggil terjun dalam dunia politik. Ia menjadi aktor utama kelahiran Partai Katolik Demokrat, yang kemudian men jadi Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia.

Pengalaman terjun dalam dunia politik, membuat relasi politik Johnny kian bertambah dan meluas. Hingga kemudian ia melabuhkan panggilan politiknya ke Partai Nasdem. Melalui partai politik ini, Johnny terpilih sebagai wakil rakyat.

Johnny G. Plate
TTL : Ruteng, Flores, NTT, 10 September 1956
Istri : Maria Ana S.
Anak : Pricilla Maria Plate, Patrisia Maria Plate, David Agustinus Plate

Pendidikan:
• SDN 1 Reo, Manggarai, Flores
• SMP St Pius XII Kisol, Manggarai, Flores
• SMAN 1 Ruteng, Manggarai, Flores
• Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Organisasi:
• Anggota PMKRI Jakarta
• Anggota Menwa Batalyon XI Mahajaya Jakarta
• Ketua Dewan Pertimbangan Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI)
• Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA)
• Penasihat Presidium Pusat Pemuda Katolik (PK)

Pekerjaan:
• Departemen Keuangan, Manajer Operasi PT Anugerah Group (1982-1996)
• Deputy President PT Dwipangga Group (1996-1998)
• Direktur Utama PT Gajendra Adhi Sakti (1998-2000)
• Komisaris PT PJB Power Service (2005-2011)
• CEO Group Bima Palma Group (2005-2013)
• Komisaris PT Air Asia (2005-2013)
• Chairman PT Mandosawu Putratama Sakti (2006-2013)
• Komisaris Utama PT Aryan Indonesia (2007-2013)
• Direktur Utama PT Air Asia Investama (2012-2013)
• Anggota DPR RI (2014-sekarang)

Sumber: Hidup, 10 April 2015
Ket foto:Johnny G Plate
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger