MENDENGAR kabar bahwa Wilfrida Soik, terdakwa pembunuhan majikan di
Malaysia divonis bebas, ayah angkat Wilfrida, Kornelis Bere Mau, merasa seolah
baru saja memungut emas.
"Hau nu foti mean bot ida (saya seperti baru
saja memungut bongkahan emas). Dia sudah keluar dari kuburan (hukuman mati).
Terima kasih kepada Pemerintah Indonesia mulai dari ketua RT sampai presiden,
Bapak Prabowo, pun pastor dan suster, serta kelompok doa karena atas perjuangan
bersama, anak kami bisa bebas," katanya ketika ditemui Pos Kupang di
kediamannya, di Anaoloro, Desa Mandeu, Selasa (25/8/2015) sore. Mandeu sekitar
30 km dari Atambua, Kota Kabupaten Belu.
Tidak hanya Kornelis, tapi seluruh keluarga Wilfrida
Soik di Dusun Kolo Ulun, Desa Faturika dan di Anaoloro, Desa Mandeu, Kecamatan
Raimanuk merasa sangat bahagia. Suasana kegembiraan meliputi keluarga besar di
dua tempat ini. Ini tergambar dari sorot mata yang berbinar-binar ketika diberi
tahu bahwa Wilfrida sudah bebas.
Wilfrida pada sidang banding di Mahkamah Rayuan
Putrajaya, Selasa (25/8/2015) diputuskan tidak bersalah melakukan pembunuhan
atas dasar tindakan yang dilakukannya dikarenakan gangguan kejiwaan. Keputusan
tersebut menguatkan keputusan Mahkamah Tinggi Kota Bharu yang memutuskan
Wilfrida Soik tidak bersalah melakukan pembunuhan atas dasar tindakannya karena
gangguan kejiwaan.
Kepada Pos Kupang, Kornelis mengaku baru saja
menerima telepon dari wartawan Australia yang menanyakan perasaaan keluarga. Ia
mengatakan, dengan adanya putusan ini, maka apa yang diyakini hati kecilnya
sejak awal akhirnya terbukti.
"Saya sudah feeling dari awal, dia tidak
bersalah. Waktu saya dengar dia bunuh orang, saya tidak percaya, karena dia
anak perempuan, pendiam dan tidak marah, masa sampai di Malaysia dia bisa bunuh
orang. Saya tidak bisa terima itu," tegas Kornelis.
Kornelis mengatakan, ia siap berangkat ke Malaysia
menjemput anaknya. "Kami siap jemput Wilfrida Soik di Malaysia. Saya siap
berangkat kapan saja. Hanya saja kendala di ongkos," ujar Kornelis, sambil
berharap ada perhatian pemerintah.
Mengenai rencana keluarga menyambut kedatangan
Wilfrida, Kornelis mengatakan, akan dilakukan acara adat dan misa syukuran.
"Acara adat kami akan buat karena tidak bisa datang bawa dia langsung
masuk rumah. Istilahnya harus kasu (pembersihan diri) baru dia bisa masuk
rumah. Kami undang Uskup dan pastor untuk buat misa syukuran," ujarnya.
Ibunda Wilfrida Soik, Maria Kolo tampak diam. Dia
hanya mengatakan senang ketika disampaikan putrinya sudah bebas. Ketika Pos
Kupang menunjukkan foto anaknya yang sedang tertawa bersama Prabowo Subianto
seusai sidang di Malaysia melalui ponsel, Maria Kolo langsung menangis.
Aliran air mata mengalir perlahan dari kelopak
matanya. Satu tangan menggenggam ponsel, satu tangan menyeka air matanya. Dia
terdiam dan tertegun memandangi potret anaknya. "Hau (saya) senang,"
ujarnyadengan nada tertahan.
Perasaan senang dan bahagia juga disampaikan kakak
Wilfrida, Maria Yunita Funan, dan adik bungsunya, Ermelinda Muti yang ditemui
terpisah di Dusun Kolo Ulun, Desa Faturika, Kecamatan Raimanuk, Selasa
(25/8/2015) sore.
Mereka tercengang dan bingung ketika diberitahu
bahwa Wilfrida sudah bebas. "Kami bersyukur kepada Tuhan dan berterima
kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Malaysia. Kami pasti akan buat misa
syukuran," ujar Yunita.
Sumber: Poskupang.com, 26 Agustus 2015
Ket foto: Keluarga
Wilfrida Soik, yaitu kakaknya Maria Yunita Funan, dan adik bungsunya, Ermelinda
Muti, di rumah orangtua Wilfrida di Dusun Kolo Ulun, Desa Faturika, Kecamatan
Rainamuk, Kabupaten Belu, Selasa (25/8/2015).
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!