Headlines News :
Home » » Budi Waseso: Saya Minta Pak JK Biarkan...

Budi Waseso: Saya Minta Pak JK Biarkan...

Written By ansel-boto.blogspot.com on Saturday, September 05, 2015 | 11:12 PM

Komisaris Jenderal Budi Waseso tak kehilangan senyum meski kabar pergantian dirinya sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri baru saja diputuskan Kamis malam, 3 September 2015. Sesuai surat telegram kepolisian yang ditandatangani Kapolri hari itu, Budi akan bertukar jabatan dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar.

Mengenakan batik bernuansa kuning dan celana panjang hitam, Budi menerima kedatangan Tempo dan Kompas di ruangannya sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat, 4 September 2015. Ruangan yang sebentar lagi akan ditinggalkan Budi itu masih rapi tanpa tanda-tanda ada barang yang dikemasi. Sebuah sampul majalah Forum yang dibingkai tergantung di atas meja kerja Budi. Wajah Budi yang penuh senyum menghiasi halaman muka itu dengan judul besar 'Saya Bukan Polisi Bayaran'. Berikut petikan wawancara itu :

Bagaimana Anda menerima kabar pergantian jabatan ini?
Tadi malam pukul 23.10 WIB saya mendapat telepon bahwa Keputusan Presiden sudah ditandatangani dan diturunkan pada Kapolri. Keppres itu berkaitan dengan jabatan saya sebagai Kepala BNN. Kepastiannya itu tadi malam, kalau sebelumnya hanya isu.

Apakah Anda dipanggil ke Istana sebelumnya?
Tidak ada. Tidak perlu panggilan ke istana karena memilih siapa yang menjadi Kepala BNN adalah sepenuhnya kewenangan presiden.

Benarkah pergantian Anda ada hubungannya dengan kasus korupsi Pelindo II yang sedang ditangani Bareskrim?
Saya orangnya tidak pernah menghubung-hubungkan permasalahan ini dan itu. Bagi saya, yang penting bekerja dengan baik dan sesuai aturan. Segala pekerjaan pasti ada konsekuensinya.

Anda sudah tahu konsekuensinya akan seperti ini?
Apapun pekerjaannya, harus ada konsekuensi yang ditanggung. Saya selalu katakan bahwa tidak boleh ada pemilahan dalam penegakan hukum. Hukum harus berlaku bagi siapa saja tanpa ada perlakuan khusus.

Tapi, timing antara kasus Pelindo dan pergantian ini pas sekali, bagaimana menurut Anda?
Itu bagaimana masyarakat memandang. Kapasitas saya hanya sebagai pelaksana dan petugas. Laksanakan saja.

Memangnya, sudah sejauh apa pengusutan kasus Pelindo?
Satu orang sudah dinyatakan sebagai tersangka. Alat bukti sudah cukup. Saya jamin 100 persen, bahkan 1000 persen telah terjadi korupsi. Kasus ini tidak sederhana. Kasus sampingannya lebih spektakuler lagi, nilainya triliunan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menelepon Anda agar tak ada pemidanaan pada kebijakan BUMN, apa tanggapan Anda?
Saya bilang penegakan hukum adalah penegakan hukum. Apa yang saya lakukan justru menyelamatkan uang negara. Masa dibiarkan dengan alasan BUMN. Saya minta Pak JK membiarkan ini berjalan. Saya akan awasi kasus ini, Bapak akan awasi saya.

Anda selalu bilang ada sembilan kasus spektakuler yang sedang ditangani Bareskrim. Apa saja yang sudah berjalan?
Ada dua. TPPI (PT Trans Pacific Petrochemical Indotama) dan satu kasus lagi yang nilainya Rp 180 triliun namun masih saya tunda. Itu sangat spektakuler. Kalau saya lakukan, ada yang akan panas dingin.

Bagaimana bila kasus-kasus itu dihentikan setelah Anda tak lagi menjabat Kabareskrim?
Tidak boleh. Itu wujud intervensi pada penegakan hukum. Presiden telah menyatakan bahwa salah satu Nawacita adalah penegakan hukum terhadap korupsi. Ini yang sedang saya lakukan dan kasusnya sedang berjalan. Masa diintervensi apalagi distop. Publik berhak menanyakan proses itu.

Apakah Anda yakin pengganti Anda Anang Iskandar akan melanjutkan kasus-kasus tersebut?
Dia senior saya. Reputasinya lebih bagus, pengalaman juga bagus. Hanya mungkin pembawaannya yang berbeda.

Bagaimana Anda memastikan kasus yang Anda tinggalkan dilanjutkan?
Saya harus tetap mengontrol kasus itu. Saya akan berikan dulu pada pejabat baru, setelah itu saya pantau perkembangannya. Bila ada hambatan di tengah jalan, saya juga yang bertanggung jawab. Jangan bilang saya lepas tangan. Ada beban morilnya.

Apa terobosan yang akan Anda buat di BNN?
Saya sudah membuat konstruksi pekerjaan saya secara garis besar. Pertama, saya akan audit internal dan membenahi ke dalam. Itu kebiasaan saya sebelum melangkah ke luar. Saya akan audit seluruhnya dengan audit independen soal kinerja, penggunaan sarana-prasarana, termasuk anggaran. Tidak boleh ada korupsi di dalam.

Sejak awal menjabat, Anda sering di-bully bahkan sampai ada petisi untuk menjatuhkan Anda. Anda tak pernah terlihat kehilangan kontrol emosi dan selalu tersenyum, apa rahasianya?
Apa yang harus saya susahkan. Saya yakin orang yang mem-bully saya menginginkan saya menjadi baik. Biarkan saya di-bully, saya akan buktikan dengan kinerja. 
Sumber: Tempo.co, 5 September 2015 
Ket foto: Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Budi Waseso
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger