KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Ma'ruf Amin menyarankan pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab untuk
mengikuti proses hukum di Indonesia.
"Kalau menurut
saya, kalau dia (Rizieq Shihab) bisa mengikuti proses hukum, ya lebih
bagus," ujar Ma'ruf di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin
(29/5/2017).
Ma'ruf mengaku,
tidak mengetahui mengapa Rizieq memilih untuk tidak menghadapi proses hukum di
Indonesia.
Soal kasus yang
menjerat Rieziq sendiri, Ma'ruf enggan menanggapi. Sebab, ia tidak mengetahui
apakah chat Whatsapp konten negatif itu benar ada atau tidak.
"Karena inikan
masalahnya kebenaran atau ketidakbenaran. Karena itu yang tahu, Polri. Kita
tidak mengetahui benar atau tidaknya," ujar Ma'ruf.
Oleh sebab itu,
Ma'ruf meminta Polri transparan dalam perkara itu agar tidak disalahpahami oleh
pendukung Rizieq.
"Ini soal
proses yang transparan. Supaya tidak disalahpahami oleh umat. Itu saja,"
ujar dia.
Penyidik Direktorat
Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menetapkan Rizieq Shihab sebagai
tersangka kasus chat Whatsapp berkonten pornografi yang juga melibatkan Firza
Husein.
Meski demikian,
polisi tak merinci apa alat bukti yang telah dimiliki penyidik dalam rangka penetapan
tersangka itu, termasuk apa pasal yang menjerat Rizieq.
Dengan demikian,
polisi sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini. Selain Rizieq, polisi
juga menetapkan Firza Husein sebagai tersangka.
Firza dikenakan
Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 34 UU Nomor 44
Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman hukuman di atas lima tahun
penjara.
Rizieq sebelumnya
juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan Pancasila oleh
penyidik Polda Jawa Barat.
Penetapan tersangka
ini merupakan tindak lanjut dari laporan yang dibuat oleh putri Presiden
Soekarno, Sukmawati Soekarnoutri.
Adapun pihak Rizieq
menganggap polisi melakukan rekayasa. Pihaknya akan mengajukan gugatan
praperadilan atas penetapan tersangka tersebut.
Saat ini Rizieq
masih berada di Arab Saudi. Belum diketahui kapan yang bersangkutan akan
kembali ke Indonesia.
Sumber: Kompas.com, 29 Mei 2017
Ket foto: Ma'ruf Amin
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!