Oleh Khumaini Rosadi
Dai Ambassador Cordofa
2017
dengan penugasan ke Roma, Italia
dengan penugasan ke Roma, Italia
DI Italia, saya berkesempatan mengikuti audiensi di Vatikan. Tepatnya pada
hari Rabu, 28 Juni 2017 yang lalu, saya menghadiri undangan langsung dari Romo
Markus Solo. Romo Markus ini mampu berbahasa Arab, karena pernah belajar bahasa
Arab di Gereja Katolik di Mesir.
Saya berkenalan
dengan beliau saat open house di KBRI Roma. Perkenalan semakin hangat, hingga
akhirnya saya katakan ingin tahu acara audiensi. Ternyata salah satu yang bisa
memberikan undangan audiensi itu adalah Romo Markus Solo. Akhirnya saya
diberikan undangan khusus untuk tiga orang.
Peribahasa
mengatakan ‘banyak jalan menuju Roma’. Namun, Ketua Nadwah Ukhuwah Roma (NUR),
Yusral Thahir menambahkan banyak jalan di dalam Kota Roma. Hehehe, karena
memang di kota Roma, jalanan begitu padat, kecil-kecil, banyak gang, dan
seperti berputar di situ-situ saja.
Yusral memang salah
satu teman selain Asrarudin Salam yang menemani saya berangkat audiensi. Hari
itu kami berangkat pukul 08.00 waktu Roma. Jadwal acara dimulai pukul 10.00
sampai 12.00.
Sesampainya di
Vatikan, Basilica telah dipenuhi lautan
pengunjung. Pada acara audiensi ini Paus Fransiscus akan menyapa
pengunjung yang berkumpul di depan Basilica dan memberikan lambaian tangan
dengan mobil karnaval yang dijaga ketat oleh tentara dan pengamanan.
Paus akan berhenti
sejenak ketika melihat ada anak kecil, lantas mencium dan mendoakannya. Riuh
pengunjung yang hadir dari berbagai negara akan terdengar pada saat paus
menggendong dan mengecup kening anak kecil tersebut. Audiensi dilakukan setiap
hari Rabu. Untuk di musim panas, audiensi terakhir di bulan Juni, seperti pagi
itu.
Bulan Juli dan
Agustus, audiensi libur. Menurut Daniel, staff KBRI di Roma, beruntung sekali
jika dapat bersalaman dengan Paus Fransiscus. Paus adalah pimpinan tertinggi
di negara Takhta Suci Vatikan. Ibarat negara lain,
seperti presiden.
Dalam audiensi juga
dilakukan wisuda para oriental dari berbagai negara. Seperti dari Hong Kong,
Polandia, Swis, bahkan salah satunya dari Indonesia.
Bagi umat
Kristiani, terutama Katolik, berkunjung ke Vatikan merupakan sesuatu yang
penting dan sangat diinginkan. Pilgrim, sebutan untuk para pengunjung yang
datang ke Vatikan.
Sangat menyenangkan
dan membuat saya salut, ketika melihat-lihat gereja Basilica di Vatikan.
Bangunan dari ribuan tahun masih terjaga. Juga ketika masuk ke dalam Basilica,
yang di dalamnya terdapat makam para paus terdahulu.
Saya merenungkan
pelajaran yang bisa dipetik dari audiensi ini adalah kesederhanaan. Pada acara
ini paus turun ke bawah, menyapa hangat, dan membaur bersama pengunjung sambil
memberikan pesan-pesan kebaikan.
Sebagai Muslim,
kita pun harus sederhana dan ramah. Kerena Rasulullah mengajarkan kepada kita
untuk selalu bersikap rendah hati dan menyebarkan salam. Seperti dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan Muslim disebutkan, “Dengan salam dan sapa hangat, kita
akan damai.”
Sumber: www.nu.or.id, 13 Juli 2017
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!