GUBERNUR DKI Jakarta Djarot Saiful
Hidayat mengatakan masih banyak pekerjaan yang belum selesai selama masa
kepemimpinannya bersama Basuki Tjahaja Purnama. Setidaknya ada tiga persoalan
pokok yang harus diteruskan oleh pemenang Pilkada 2017, Anies Baswedan dan
Sandiaga Salahuddin Uno. "Satunya, masalah kemacetan," ujar Djarot di
Balai Kota Jakarta, Senin 9 Oktober 2017.
Menurut Djarot,
selama ini pihaknya sudah berusaha maksimal menata dan mengelola sistem
transportasi publik. Namun masalah kemacetan belum teratasi dengan baik.
Sejumlah proyek transportasi massal berbasih rel, seperti Mass Rapid Transit
(MRT) Jakarta dan Light Rail Transit (LRT), sudah dibangun namun pekerjaan
dipastikan belum rampung hingga Djarot meletakan jabatan pada 16 Oktober nanti.
Djarot menambahkan
pemerintah DKI Jakarta saat ini juga tengah berupaya mengintegrasikan sistem
transportasi yang ada di ibu kota. “Sehingga kami harapkan lima tahun ke depan
kemacetan Jakarta sudah terurai. Apalagi nanti akan kami pasang ERP (electronik
road pricing)," ujar Djarot.
Masalah lain yang
belum tuntas, kata Djarot, adalah permukiman. Sebab saat ini masih banyak
penduduk yang tinggal di kolong jembatan dan bantaran sungai. Pemerintah DKI
Jakarta telah membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sebagai
alternatif untuk memindahkan mereka. Namun langkah ini belum bisa menjangkau
seluruhnya.
Persoalan sampah
ibu kota juga masih menjadi masalah yang bakal dihadapi pasangan Anies-Sandi.
Selama ini, kata Djarot, sampah warga Jakarta bermuara di Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan
intermediete treatment facility (ITF) sebagai fasilitas pengolahan sampah
sampai saat ini belum tercapai.
Pemerintah DKI baru
merencanakan pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, yang akan dikerjakn oleh PT
Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai badan usaha milik daerah (BUMD). Selain
itu, Pemprov juga berencana untuk membangun tempat pengelolaan sampah dengan
skema kerjasama pmerintah dengan badan usaha (KBPU). "Ini kan mau kami mau
dorong ke sana," ujar Djarot.
Di luar itu, Djarot
Saiful Hidayat mengatakan penataan kaki lima di Jakarta juga belum maksimal.
Sebab masih banyak pelanggar yang memanfaatkan trotoar untuk berdagang. Djarot
menyebutkan, lima tahun saja tidak cukup untuk membenahi seluruh masalah ibu
kota. "Dan tentunya harus berlanjut untuk 15-20 tahun karena pembangunan
Jakarta ini tidak bisa sepotong-sepotong. Termasuk mengintegrasikan pembangunan
Jakarta dengan daerah penyangganya," ujar Djarot.
Sumber: Tempo.co, 9
Oktober 2017
Ket foto: Djarot Saiful Hidayat (Djarot) dan Basuki Thahaja Purnama (Ahok)
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!