SEJUMLAH buku
sejarah karya Thomas B Ataladjar, penulis sejarah Jakarta, Banten, dan Nanggroe
Aceh Darussalam, Kamis (12/10/2017), dikabarkan sudah terpampang mengisi ruang
perpustakaan Leiden University, universitas tertua di Belanda yang berdiri
tahun 1575.
Empat buku sejarah
itu masing-masing Toko Merah: Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara
Ciliwung, Benteng Kuno Bersejarah di Seputar Batavia, Lame Lusi Lako: Dari
Tanah Nubanara Menuju Tanah Misi, dan Buku Emas YBAI.
“Malam ini sekitar
pukul 20.00 WIB, saya dapat kabar dari Hanna Friecke kalau empat buku yang saya
tulis ini sudah jadi penghuni Perpustakaan Universitas Leiden. Kabar ini sangat
menggembirakan saya karena bertepatan dengan Ulang Tahun Otonomi ke-18 Lembata,
kampung halaman saya,” ujar Thomas Ataladjar di Jakarta, sebagaimana dilaporkan
Ansel Deri, seorang warga Lembata di Jakarta, kepada Pos-Kupang.com, Kamis
(12/10/2017) malam.
Menurut Thomas,
pihaknya tak pernah menyangka buku-buku karyanya itu memenuhi ruang
perpustakaan Leiden University. Tetapi, informasi tersebut ia peroleh dari
Hanna, seorang mahasiswa program doktoral yang sedang merampungkan studinya di
universitas itu.
“Saat ini Hanna
tengah menulis disertasi doktoralnya tentang budaya, bahasa, dan sejarah
Lembata. Bagi saya sebagai penulis, ini tak hanya kabar gembira, tetapi
apresiasi luar biasa bagi para mahasiswa asing menulis disertasi dengan obyek
penelitian sejarah lokal seperti Lembata,” lanjut Thomas, penulis dan wartawan
senior asal Waiwejak, Atadei, Lembata.
Thomas Ataladjar
adalah seorang penulis buku-buku sejarah Jakarta, Banten, dan Nanggroe Aceh
Darussalam. Ia adalah salah seorang nara sumber para peneliti dan pengamat
sejarah seperti sejarawan DKI JJ Rizal, dan arkeolog UI Atthyat Candrian.
Selain empat buku
di atas, ada sejumlah buku lain hasil karyanya. Antara lain, Jejak Kejayaan
Molenvliet; Gerbang Batavia, Tak Pernah Tiba di Batavia; The Hidden Treasury of
the Thousand Islands: Sejarah Kepulauan Seribu; Sunda Kelapa Bandar yang Mendunia;
Jejak Navigator Kondang Dunia di Nusantara dan Batavia; Soebijanto
Djojohadikusumo di Panggung Sejarah; Malahayati: Singa Samudera dari Tanah
Rencong-Panglima Armada Wanita Pertama di Dunia; dan Limo Urang Gadang
Badunsanak dari Koto Gadang.
Ia juga narasumber
sejarah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terutama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
Juga nara sumber
sejarah Jakarta untuk Yayasan Warna Warni Indonesia pimpinan Ibu Risnani Akbar
Tanjung. Juga narasumber untuk tata pamer baru Museum Bahari Jakarta.
Buku-buku karyanya
selalu ludes terjual, selain karena isinya berkelas, juga diberi kata pengantar
oleh pakar dan pengambil kebijaan di DKI Jakarta.
Ia juga adalah
salah satu dari empat ratus penulis buku Ensiklopedi Nasional Indonesia. Toko
Merah: Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung merupakan
satu-satunya buku yang masuk Ensiklopedi Jakarta.
Presiden Joko
Widodo tatkala menjabat Gubernur DKI Jakarta pernah menulis pengantar bukunya
berjudul Si Jagur: Riwayat dan Kisah Sejarah. Ketika draf buku ini berada di
tangan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), apresiasi langsung ia
terima.
“Pak Ahok meminta
agar buku ini diberi Kata Pengantar Pak Gubernur DKI Joko Widodo. Sebagai
penulis yang berasal dari kampung, saya bahagia juga. Saat itu, saya hanya
berpikir mungkin ini cara saya merasul paling minim, ikut ambil bagian bersama
pemerintah merawat peradaban manusia dan masyarakat lewat literasi,” kata
Thomas.
Sumber: kupang.tribunnews.com,
13 Oktober 2017
Ket foto: Thomas Ataladjar (kanan) dan Hannah dengan latar
belakang Pulau Lembata.
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!