Headlines News :
Home » » Kinde, “Bunga Indah” di Utara Flores

Kinde, “Bunga Indah” di Utara Flores

Written By ansel-boto.blogspot.com on Wednesday, June 26, 2019 | 12:35 PM


PULAU Flores, pulau yang indah. Karena itulah pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini disebut juga Pulau Bunga. Apanya yang indah? Ya, di Pulau ini ada danau tiga warna: merah, putih dan biru. Danau Kelimutu, namanya. Terletak di Kabupaten Ende.

Dalam catatan sejarah ditemukan nama Pulau Flores berasal dari Bahasa Portugis “Copa de Flores” yang berarti “ Tanjung Bunga”. Ya, pulau ini disebut Pulau Bunga tentu bukan karena hanya Danau Kelimutu, tetapi juga karena pulau ini memang mempunyai gunung, lembah dan pantai yang indah. Karena itulah, Pulau Flores tersohor ke seluruh dunia sampai saat ini.

Hal ini tentu bisa dilihat, ketika wisatawan mendatangi Pulau Komodo di bagian Barat Flores, adalah tidaklah lengkap kalau belum menyusuri daratan Flores sampai Danau Tiga Warna serta ujung Timur Flores.

Namun, kalau Pulau Flores sebagai sebuah bunga yang berpohon besar, di sekitar Pulau Flores ada juga pulau kecil yang elok. Pulau-pulau kecil ini adalah bunga-bunga yang berpohon kecil yang tumbuh begitu indah.

Salah satu pulau kecil nan indah itu adalah Pulau Kinde, di bagian Utara Pulau Flores. Pulau seluas sekitar 30.000 meter persegi ini berada di Desa Tenda Kinde, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagakeo. Jarak dari Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo sekitar 30 km.

Siapa pun ke Pulau Kinde bisa melalui Pelabuhan Marapokot, menggunakan moda transportasi laut atau menggunakan moda transportasi darat menuju Kaburea wilayah perbatasan dengan Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Lio, selanjutnya dengan transportasi laut menuju pulau kecil ini.

Namun, menuju Pulau Kinde melalui Kaburea, Desa Tenda Kinde, Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo sampai saat ini masih mengalami kesulitan. Pasalnya belum dibuat dermaga baik darurat apalagi permanen, sehingga para wisatawan numpang lewat di dermaga tetangga Maukaro Kabupaten Ende untuk menuju Pulau Kinde nan indah permai.

Pantauan Beritasatu.com bersama tim visiting dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dan Konsultan Pariwisata dari Institut Teknologi Bandung, Jumat (20/6/2019), Palau Kinde mempunyai beberapa bukit setinggi sekitar 50 meter di atas permukaan laut, mempunyai pantai dengan pasir putih yang bersih, pantai dengan batu karang serta beraneka ragam ikan serta berwarna-warni. Selain itu, air laut yang bening dan tidak ada ombak.

Tim visiting dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dan Konsultan Pariwisata dari Institut Teknologi Bandung yang datang ke pulau itu untuk melakukan pemetaan wilayah dan dijadikan pilot project, menuju Pulau Kinde sebagai destinasi wisata unggulan nasional.

Dengan menumpang kapal motor milik nelayan Marapokot rombongan menyisir pantai utara Mbay sampai di Pulau Kinde. Ketika di Pulau itu, tim visiting mengaku kagum dengan keindahan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki pulau itu. Para pengunjung bisa menerawang isi dasar laut, airnya jernih.

Untuk mendaki hingga puncak bukit, tidak seperti yang dibayangkan dari bawah sana, jalanannya terjal dan sedikit batu lepas, terik matahari tidak menyerutkan semangat hingga akhirnya sampailah pula di puncak bukit. Ketika berada di atas bukit, maka bisa memandang laut yang teduh, hamparan sabana Pulau Flores dan merasakan hembusan angin laut bersih yang menyegar tubuh dan jiwa.

Ke depan, di Pulau Kinde, bisa dibuat vila untuk berteduh atau bermalam bahkan bisa dibuat gedung pertemuan rohani atau pertemuan penting pemerintahan. Selain itu, tentu bisa diperindah lagi dengan menanam jenis pohon atau bunga yang cocok di pulau kecil seperti Kinde.

Menurut Romo Diosesan (RD) Paulus Bongu tokoh kelahiran Toto (gunung) Wolowae dari klan Gani, Pulau Kinde dapat dijadikan objek wisata yang dikelola dengan baik dan benar untuk kesejahteraan masyarakat Nagekeo khususnya, dan Indonesia umumnya.

“Kurang lebih 20 tahun lamanya saya berjuang dengan cara saya, seperti menanam pohon, menggali sumur walau tidak berhasil dan menolak tawaran pemilik modal untuk membeli pulau ini. Selanjutnya memperkenalkan pulau ini kepada Kementerian Pariwisata di Jakarta sehingga hadirlah utusan kementerian bersama konsultan pariwisata dari Institut Tehnologi Bandung (ITB) saat ini, dan ini adalah cara kita menghormati leluhur kita Kinde,” kata dia.

Nama Pulau Kinde lanjut pastor yang menyelesaikan program master Sosiologi di Manila, Kinde adalah generasi pertama leluhur awal dari klan Gani di wilayah itu ratusan tahun lalu. Di atas puncak pulau ini sering dilakukan aneka ritual untuk menghormati leluhur lebih kusus ketika ada bala bencana yang mengancam dari ketururan klan ini.

Melihat apa yang ada pada pulau ini, sungguh menjadi tamparan besar untuk masyarakat Toto Wolowae Kinde dan sekitarnya. Pasalnya begitu banyak potensi alam wilayah ini yang sejatinya tidak bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat serta bisa “dijual” kepada masyarakat luas Indonesia dan dunia.

Paulus Bongu, kelahiran Toto Wolowae 67 tahun lalu, selalu dan terus berjuang untuk pulau Kinde, terinpirasi dengan mengutip perkataan seorang Proklamator, Soekarno,”Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak lain dan kurang mempercayai satu sama lainnya, padahal asalnya kita ini adalah rakyat gotong royong".

Untuk itu, Pemkab Nagekeo tentu menyambut baik kehadiran dan rencana pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata yang akan menjadikan Pulau Kinde, objek wisata nasional. Semoga sukses! 
Willy Grasias
Sumber: beritasatu.com, 23 Juni 2019
Ket foto: Tim visiting dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dan Konsultan Pariwisata dari Institut Teknologi Bandung, menuju Pulau Kinde, Jumat (20/6/2019. Foto: beritasatu.com/Willy Grasias
SEBARKAN ARTIKEL INI :

0 komentar:

Silahkan berkomentar

Tuliskan apa pendapatmu...!

 
Didukung : Creating Website | MFILES
Copyright © 2015. Ansel Deri - All Rights Reserved
Thanks to KORAN MIGRAN
Proudly powered by Blogger