Oleh Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi
Analis Kebijakan Utama Bidang
Kurikulum Lemdiklat Polri (2018)
KAPANKAH Hari
Lahir Polri? Pertanyaan ini selalu muncul karena setiap tanggal 1 Juli,
masyarakat memeringatinya sebagai hari kelahiran Polri. Namun demikian, dalam
setiap spanduk yang dibentangkan terkait dengan tanggal 1 Juli, ada dua kata
yang digunakan, yakni Hari Bhayangkara, dan yang satunya Hari Polri. Manakah
yang benar?
Keberadaan
Polisi Republik Indonesia (POLRI) tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang
sejarah berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara.
Ia tidak dapat
dilepaskan dari peristiwa tanggal 07 Desember 1941 yang memicu terjadinya
Perang Dunia II yakni Jepang melalui angkatan laut dan udara militernya
menghancurkan markas kekuatan angkatan laut Amerika Serikat (AS) di Pasifik
yang terletak di Pulau Owahu, Hawaii, AS. Kehancuran Pearl Harbour ini
menaikkan kekuatan moral Jepang yang kemudian melakukan invasi kekuasaan di
wilayah Asia Timur Tenggara termasuk Indonesia.
Selain itu,
Jepang juga memahami, serangannya ke Pearl Harbor akan memancing perang raksasa
sebagai serangan balasan dari Amerika. Oleh karena itu, Jepang membutuhkan
sekutu untuk membantunya jika serangan balasan itu terjadi. Pada 10 Januari
1942, militer Jepang pertama kali masuk ke Indonesia melalui Kota Tarakan yang
terletak di bagian utara Kalimantan.
Tiga A, yaitu
Jepang Sebagai Cahaya Asia, Pembela Asia dan Pelindung Asia merupakan
propaganda pemerintah Tokyo untuk merebut hati Indonesia.
Berbekal
propganda ini, Jepang menguasai beberapa wilayah teritorial Indonesia dan
berusaha mengambil hati dan merekrut para pemuda Indonesia untuk dilatih
menjadi kekuatan tambahan bagi Jepang agar memenangkan Perang Asia Timur Raya.
Pada bulan
April 1944, di Surabaya, tentara militer Jepang membentuk pasukan Tokubetsu
Keisatsutai yang selanjutnya disebut Polisi Istimewa. Pasukan ini terdiri dari
200 pemuda pilihan yang memenuhi sejumlah kriteria. Kelak, Tokubetsu
Keisatsutai dikenal dengan nama Korps Brimob Polri.
Seperti yang
diduga, ramalan Jepang bahwa AS akan membalas dendam terbukti. Pada tanggal 6
Agustus 1945, dengan bermaksud mengakhiri invasi Jepang di wilayah Asia Timur,
AS menghancurkan kota-kota penting serta strategis Jepang, salah satunya
menjatuhkan bom ke Hiroshima.
Tiga hari
kemudian yakni 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan kembali bom atom ke Jepang, dan
kini giliran kota Nagasaki yang luluh lantak.
Menyerahnya
Jepang kepada AS mendorong Indonesia untuk menyatakan proklamasi kemerdekaannya
pada 17 Agustus 1945.
Kemudian
tanggal 21 Agustus 1945, Polisi Istimewa yang dibentuk di Surabaya
mendeklarasikan diri sebagai Polisi Republik Indonesia dan tokohnya adalah
Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Jasin.
Dan untuk
memeringati perjuangan Mochamad Jasin dan Polisi Istimewanya, di salah satu
jalan dekat Jalan Raya Darmo diberi nama Jalan M Jasin Polisi Istimewa. Di tempat
inilah Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno meresmikan monumen Polisi
Istimewa pada 04 Oktober 1988.
Setelah 27
tahun sejak monumen perjuangan Polisi Istimewa berdiri, Mochamad Jasin
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 05 November 2015 oleh Presiden Joko
Widodo.
Kapolri
pertama
Empatpuluh
tiga hari setelah pernyataan proklamasi, Presiden Soekarno melantik Kepala
Kepolisian Negara (KKN), sekarang Kapolri, pertama yakni Jenderal Polisi R
Soekanto pada 29 September 1945.
Selanjutnya,
untuk memenuhi kebutuhan para pemimpin polisi Indonesia, pada 17 Juni 1946
dibangun Sekolah Tinggi Polisi Negara (SPN) yang menempati Gedung Seminari
Menengah Mertoyudan Magelang.
Pada 25 Juni
1946, pemerintah Indonesia mengeluarkan Penetapan Pemerintah No. 11/SD/1946
yang menerangkan bahwa Polri berada di bawah Perdana Menteri Indonesia. Pada
hari berikutnya, 26 Juni 1946, penetapan pemerintah tersebut dicatat dalam
lembaran negara. Hanya saja penetapan pemerintah ini berlaku efektif tanggal 1
Juli 1946.
Sekalipun ada
tiga tanggal penting dalam penetapan pemerintah itu, tidak ada satu katapun
yang menyebut kata "KELAHIRAN" atau "HARI LAHIR" atau
"DIRGAHAYU" atau kata lain yang menjelaskan bahwa tanggal 1 Juli
sebagai Hari Lahir Polri atau polisi negara.
Yang tertera
dalam penetapan pemerintah itu adalah "POLRI berada langsung di bawah
perdana menteri Indonesia, terhitung mulai tanggal 1 Juli 1946". Yang menjadi
pertanyaan kemudian, kapan Hari Lahir Polri harus diperingati?
Hasil penelusuran
terkait dengan kata yang menyebut atau menulis dengan "Selamat Dirgahayu
Polri" atau "Selamat Ulang Tahun Polri" atau "Siapa yang
memulai ide sebutan tersebut" belum ditemukan secara valid dan dapat
dipertanggungjawabkan tanggal 01 Juli 1945 sebagai hari lahir Polri.
Oleh karena
itu terkait dengan disiplin dan demi lurusnya sebuah sejarah, Polri harus
konsisten dan akuntabel soal hari kelahirannya.
Dari sudut
pandang sejarahnya, setiap anggota Polri adalah anggota prajurit Bhayangkara,
sebuah nama yang pertama kali dikenal pada jaman Patih Gajah Mada kerajaan
Majapahit.
Oleh karena
itu, adalah patut jika Hari Lahir Polri menggunakan tanggal 21 Agustus 1945
dengan merujuk pada tanggal pendeklarasian Polisi Istimewa sebagai Polisi
Republik Indonesia. Sementara tanggal 01 Juli 1946 dipilih sebagai salah satu
hari sakral Polri dengan menjadikannya Hari Bhayangkara untuk menghormati
kepada tokoh pertama yang mengatakan Bhayangkara. Selamat Hari
Bhayangkara ke 73, 1 Juli 1946-2019!
Sumber: Kompas, 9 Juli 2019
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!