Wakil Gubernur Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama enggan menanggapi kritikan dirinya melakukan pencitraan.
Apalagi setelah pemerintah daerah mengunggah video rapatnya bersama Dinas
Pekerjaan Umum di Youtube pada 8 November lalu.
"Katanya saya pencitraan.
Pencitraan nenek lo... Saya bilang. Kalau mau pencitraan nggak mau risiko
mati," ujar Basuki kepada Tempo, Jakarta, Rabu 21 November 2012.
Dalam video itu, lelaki yang
akrab disapa Ahok itu dianggap marah-marah kepada bawahannya. Dia pun
mengakuinya. Alasan Ahok geram, sebagai pejabat yang digaji dari uang rakyat,
mestinya membela kepentingan rakyat juga. "Masyarakat pasti marah kalau
uang dirampok seenaknya, diborosin. Saya dipilih masyarakat untuk mengamankan
duit mereka," katanya.
Dia pun tidak memiliki
pilihan, apalagi sekadar untuk pencitraan di depan publik. Baginya, pencitraan
berarti ingin mendapat nama dan dapat berkompromi dengan hal yang sebenarnya
tidak dapat dilakukan. "Kalau pencitraan, ngapain gue capek sampai malam
untuk melototin anggaran," ungkap Ahok.
Saat ini, Ahok dan pejabat
pemerintah daerah lainnya tengah sibuk menggodok anggaran untuk tahun depan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2013 diperkirakan mencapai Rp 45
triliun. Dia ingin ada penghematan untuk semua hal yang dapat dipangkas.
Gebrakan Ahok bersama Gubernur
Joko Widodo mulai dirasakan warga Jakarta sejak keduanya mulai menjabat sebulan
tengengah lalu. Ahok berperan mengatur kinerja pemerintahan di Balai Kota.
Sedangkan Jokowi memilih "blusukan" ke kampung kumuh menemui warga
untuk mendapatkan solusi mengatasi masalah.
Sumber: Tempo.co, 21 November 2012
Ket foto: Wakil Gubernur
Basuki Tjahaja Purnama
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!