Diduga ada
intervensi pihak ketiga terhadap penentuan pemenang tender proyek pembangunan
jalan multi years senilai 35 miliar, Kontraktor lokal yang ikut dalam proses
tender ngamuk di kantor Pekerjaan Umum (PU) Lembata, Rabu, 19/12/2012. Kontraktor datang ke kantor
PU ini, guna meminta pertanggungjawaban panitia lelang dan menuntut dibatalkan
pengumuman pemenang tender karena diduga
syarat KKN.
Disaksikan FBC,
amukan kontraktor di kantor PU Lembata ini disaksikan langsung oleh Wakil
Bupati Lembata, Viktor Mado Wathun yang sengaja datang untuk menenangkan
situasi. Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas (Kadis) PU, Kalis Tapobali.
Salah satu
Kontraktor asal Lembata yang kalah dalam proses tender Bastian Udjan, meminta agar pengumuman tender
dibatalkan demi hukum. Pasalnya tender proyek jalan multi years ini syarat KKN.
Pernyataan Bastian ini disampaikan langsung kepada Wakil Bupati Lembata dan
Kepala Dinas PU, sambil menunjuk hasil Print gambar sesorang yang sedang
menempel pada papan pengumuman.
“Ini buktinya, Pak
Kadis tolong jelaskan, Paul Dolu itu siapa? apakah dia pegawai disini? Atau dia
ini siapa, sehingga dia bisa tempel pengumuman ini. Ini bukti bahwa ada
intervensi dari pihak luar terhadap proyek ini, foto ini saya dapat dari adik-adik
wartawan yang pergoki dia tadi pagi?” tegas Bastian.
Tidak hanya
Bastian, terdengar juga teriakan dari kotraktor lainnya. Suasana seketika
menjadi riuh, kegiatan rutin kantorpun
terhenti. Para pegawai dinas PU, terlihat keluar menyaksikan amukan kontraktor
ini. Anehnya, tak satupun pantia masuk
kantor, oleh karenanya, Wakil Bupati memerintahkan Sat Pol PP, untuk
menghadirkan pantia agar menjelaskan kepada semua kontraktor.
“Pol PP, sekarang
juga kamu cari itu semua panitia, dan bawa mereka kesini. Pegawai Negeri kog,
tidak masuk kantor tanpa ijin, mereka harus datang untuk jelaskan kondisi ini
kepada semua yang hadir disini” perintah Wakil Bupati.
Sogok Panitia
Pelaksana harian PT
Putra Siga Mandiri, Aries Langobelen kepada wartawan di teras depan Kantor
Dinas PU Lembata, saat amukan sedang terjadi mengaku, pernah menyerahkan
sejumlah uang kepada Ketua Pantia Lelang Leonardus Buyanaya. Uang itu
diserahkan baik dalam bentuk cek maupun tunai. Pengakuan Aries ini, didengar
juga oleh Wakil Bupati Lembata dan Kadis PU, Paskalis Tapobali.
“Saya kasih dia
uang diatas 50 juta, dia janjikan untuk dapat proyek. Tapi saya tidak pernah
dapat satupun proyek, uang itu saya serahkan tunai dirumahnya, juga saya
transver melalui rekening, saat dia di Jakarta.
Saya punya bukti, saya akan tunjukan nanti,” katanya polos.
Ketika ditanya
tentang waktu penyerahan uang itu, Arie mengaku tidak ingat pasti, namun
menurutnya sekitar bulan Januari 2012. Menurutnya, permintaan ketua panitia itu
untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
“Saya kasih sudah
lama sekali, seingat saya sekitar bulan Januari, waktu itu dia bilang untuk
kebutuhannya. Hanya dia (Leo Buyanaya) yang minta,” ujar Aries menjawab
wartawan.
Sayangnya, Leo
Buyanaya yang sedang dalam masa pengawasan pihak pengadilan karena pernah
tersangkut kasus korupsi pada salah proyek di Lembata ini, tidak dapat di
mintai keterangan, kerena tidak masuk kantor dan sedang berada di luar
Lewoleba.
Sumber:
floresbangkit.com, 19 Desember 2012.
Ket foto: Salah
satu kontraktor sedang mengamuk di hadapan Wakil Bupati Viktor Mado Watun dan
Kadis PU Paskalis Tapobali
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!