Puluhan guru
tenaga kontrak kategori dua (K2) yang batal menjadi PNS duduki rumah jabatan
Bupati Lembata. Mereka mengancam untuk tetap tinggal rumah jabatan Bupati (Rujab),
jika pemerintah tidak memberi kepastian hukum terhadap nasib para K2 yang
digagalkan menjadi PNS.
“Sejak jam 5
subuh tadi, kami sudah ada di sini. Kami, sedang memperjuangkan nasib kami,
karena itu kami mau bertemu Bupati, karena kami ini sudah lulus PNS tetapi
dibatalkan oleh pemerintah, karena alasan mengabadi di sekolah swasta,” kata
Maria Uku, salah satu tenaga K2, diamini rekan-rekannya.
Puluhan guru
ini marah kala mengetahui Pemerintah Kabupaten Lembata hanya mengirim 48 berkas
milik tenaga K2 untuk diproses menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
(CPNSD), sementara sisanya sebanyak 336 dinyatakan cacat hukum dan berkasnya
tidak diproses ke Badan Kepagawaian Nasional (BKN).
Untuk
diketahui, tenaga K2 Kabupaten Lembata yang lulus CPNSD tahun 2013 sebanyak 384
orang, namun setelah di teliti, ditemukan ada sebagian besar yang merupakan
tenaga K2 siluman dan disinyalir merupakan titipan dari beberapa orang pejabat
eksekutif dan legislatif. Disamping itu sebagian lainnya adalah guru mengabdi
di sekolah-sekolah swasta.
Guru di
sekolah swasta yang lulus tes PNS, sebagaimana penjelasan Sekda Petrus Toda
Atawolo, dalam rapat bersama DPRD Kabupaten Lembata berapa bulan silam,
merupakan tenaga K2 yang mengabdi dengan SK Kepala Sekolah Negeri maupun SK
Dinas PPO Kabupaten Lembata namun dititipkan ke sekolah-sekolah swasta.
Kebijakan ini,
menurut Sekda ternyata tidak sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56
tahun 2012, atau perubahan kedua dari PP nomor 48 tahun 2005 juga PP nomor 43
tahun 2007 atau perubahan pertama atas PP nomor 48 tahun 2005 tentang
pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, dimana salah
satu syaratnya adalah tenaga honorer yang bisa diangkat menjadi PNS adalah yang
berkeja pada lembaga milik pemerintah.
Dalam rapat
dengan DPRD itu disepakati untuk dibentuk tim gabungan yang melibatkan
eksekutif dan legislatif, guna memverfikasi ulang seluruh berkas K2. Jika
ditemukan melenggar aturan Sekda memastikan untuk tidak diperoses berkasnya ke
BKN.
Yoseph Ketoj,
ketua Forum Tenaga Honorer K2 kepada wartawan di Rujab, Senin(8/9) mengakui,
sejak pukul 05.00 wita, dia bersama rekan-rekannya sudah datang ke Rujab untuk
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan Bupati Lembata, terkait nasib 384
tenaga honorer K2. Sayangnya, niat mereka batal karena Bupati Lembata Eliaser
Yentji Sunur sedang bertugas ke luar Lembata.
Dia
menjelaskan, mereka yang hadir adalah guru-guru K2 yang mengajar pada
sekolah-sekolah swasta yang tersebar di Kabupaten Lembata. Karena tidak bertemu
Bupati, mereka bertekad untuk tetap menunggu di Rujab sampai Bupati Lembata
Eliaser Yentji Sunur kembali dari tugas dan memberi kepastian resmi terkait
nasib mereka.
“Kami sengaja
datang pagi-pagi supaya bisa bertemu Bupati, ternyata Bupati tidak ada. dan
sudah kami putuskan untuk tidak pulang. Kami tetap tidur di sini sampai bertemu
Bupati, dan mendapat kepastian sikap resmi dari pemerintah terhadap nasib
sekian banyak teman K2 yang sudah lulus PNS tetapi berkasnya tidak diproses ke
BKN,” ujar Ketoj.
Sementara itu,
Bupati Lembata Eliaser Yantji Sunur melalui Kabag Humas Setda Kabupaten
Lembata, Karel Burin yang diuhubungi melalui telepon mengakui, Bupati Lembata
sedang berada di Mataram, guna mengikuti telekonference dengan Presiden RI,
terkait pembangunan kawasan Indonesia Timur. Ia membenarkan jika usulan berkas
milik tenaga K2 Kabupaten Lembata sudah disampaiakan ke BKN pusat dan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Karel saat
ditanya terkait jumlah berkas K2 yang diproses ke BKN, mengaku, jika dirinya
tidak mengetahui persis berapa jumlah berkas K2 yang diproses Pemerintah
Kabupaten Lembata.
“Berkas sudah
disampaikan ke BKN dan sesuai aturan yang berlaku, hanya soal jumlah saya tidak
tahu persis karena secara teknis itu menjadi tanggungjawab Badan Kepegawaian
Daerah,” ujarnya.
Sebagai
informasi, pantauan terakhir pukul 16.00 wita, puluhan tenaga honorer K2 masih
menduduki Rujab Bupati. Bahkan puluhan ibu-ibu bertiduran di ebang (lopo) di
depan Rujab Bupati Lembata.
Sumber: floresbangkit.com,
9 September 2014
Ket foto: Bupati
Lembata Eliaser Yentji Sunur
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!