Ratusan umat stasi Santu Joseph Boto, Paroki Santu Joseph Boto, Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 31/10 secara resmi menutup kegiatan doa Rosario selama Oktober lalu. Kegiatan itu berlangsung dalam Misa yang dipimpin pastor kepala paroki, Romo Piet Dua Maing Pr.
Ratusan umat baik laki-laki, perempuan, pemuda, remaja, dan anak-anak yang merupakan gabungan dari dua desa: Belabaja dan Labalimut (Boto), sejak 1 Oktober lalu mengarak arca Maria dengan menyinggahi sebelas kelompok basis gereja (KBG) di stasi Boto sejak tanggal 1 hingga 30 Oktober.
Umat, baik tua maupun muda setiap KBG secara aktif mengikuti Misa hingga selesai. Hal yang sama juga terlihat saat arca Maria diarak ke tiap KBG dalam wilayah stasi. Umat begitu antusias menyambut Bunda Maria dengan lagu-lagu daerah dan sapaan adat. Mereka mengungkapkan kerinduan hadirnya Bunda Maria bersama mereka meski hanya selama tiga malam. Sejumlah sapaan adat ditulis di pintu masuk seperti Ema Maria, Pana Mo Gej. Artinya, Ibu Maria, Mari Masuk (rumah/basis kami)!
“Umat begitu antusias mengikuti Misa. Sebelum Misa dimulai, mereka sudah memenuhi halaman depan Gua Maria. Kerinduan mereka berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria begitu tinggi. Ini merupakan hal baik dalam perkembangan iman umat,” kata Piet Pati Pukan, ketua dewan stasi Boto.
Dalam kotbahnya saat Misa berlangsung, Pastor Dua Maing mengingatkan agar umat senantiasa meneladani Bunda Maria dalam kehidupan sehari-hari. Umat juga diajak untuk senantiasa menjalin persaudaraan dan persahabatan sejati satu sama lain. “Mari kita meneladani Bunda Maria dalam kehidupan kita sehari-hari dan terus menjalin persaudaraan sejati satu sama lain,” kata Pastor Dua Maing, Pr.
Di mata pasangan suami istri (pasutri) Kristo Laba Assan dan Maria Yanti Lepang, Bunda Maria memainkan peran strategis dalam perjalanan hidup umat Katolik. Sebagai Ibu Yesus, Bunda Maria menjadi perantara kepada Sang Putra terkait kebutuhan manusia.
Menurut Yanti, sebagai seorang ibu, Bunda Maria menginginkan kekuasaan Putranya menyata dalam hidup manusia, terutama menolong manusia saat mengalami kesulitan hidup. Bahkan kekuasaan Kristus itu membebaskan manusia dari segala bentuk kejatahan. “Bunda Maria benar-benar menjadi pembela, penolong, bahkan perantara kita. Yesus Kristus pun sudah menyampaikan kepada manusia melalui Yohanes bahwa Maria adalah ibu kita,” kata Yanti, ibu tiga putra.
“Apa yang kita mohon kepada Yesus melalui Bunda Maria, pasti terpenuhi. Ini merupakan kebanggaan kita sebagai pengikut Kristus. Peran Maria dalam hidup keluarga Katolik sangat besar. Maria benar-benar menjadi teladan hidup,” tambah Kristo, pria yang pernah menjadi TKI di Malaysia Timur.
Piet Pati menjelaskan, tradisi perarakan arca Bunda Maria ke tian KBG sudah berlangsung lama. Dalam tradisi Gereja Katolik, Bulan Mei dan Oktober merupakan bulan khusus bagi umat Katolik secara khusus memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria.
“Di stasi bahkan paroki, umat mengadakan doa rosario secara bersama-sama. Di stasi Boto, misalnya, umat akan berdoa secara bergilir saat arca Maria ditakhtahkan di setiap KBG selama tiga malam berturut-turut sebelum diarak ke KBG lain. Selama tiga malam, mereka berdoa dan berdevosi secara bersama-sama,” kata Piet Pati, Kepala SDK Boto St Joseph Boto.
Kehadiran Bunda Maria di setiap KBG membuat umat begitu bahagia karena di sana mereka bisa bertemu dan berdoa bersama-sama. Mereka mengumpulkan makanan berupa ubi-ubian, pisang, sayur-mayur, dan lauk-pauk ala kadarnya untuk santap malam bersama usai berdoa. “Doa Rosario membuat saya makin dekat dengan Tuhan. Melalui Bunda Maria kita memohon kiranya diberikan berkat terutama dalam usaha pertanian kita,” kata Vero Lepang. (Ansel Deri/Joseph Enga Alior)
Sumber: HIDUP No. 46, 16 November 2008
Ket foto: Sejumlah umat stasi St Joseph Boto mengarak Patung Bunda Maria ke KBG dalam rangkaian peringatan Oktober dan Mei sebagai Bulan Maria di dusun Boto, Desa Labalimut, Nagawutun, Lembata, NTT pada 31 Oktober 2008. Foto: dok.pribadi
Ket foto: Sejumlah umat stasi St Joseph Boto mengarak Patung Bunda Maria ke KBG dalam rangkaian peringatan Oktober dan Mei sebagai Bulan Maria di dusun Boto, Desa Labalimut, Nagawutun, Lembata, NTT pada 31 Oktober 2008. Foto: dok.pribadi
0 komentar:
Silahkan berkomentar
Tuliskan apa pendapatmu...!